Syifana Khoirunnisa yang biasa di sapa Syifa, harus menelen kekecewaan saat mengetahui rahasia suaminya yang tidak ingin menyentuhnya.
Di usia pernikahan yang menginjak Minggu ke empat, Syifa memutuskan untuk bercerai. Bahkan meninggalkan kota kelahirannya demi melupakan kegagalan rumah tangganya juga mantan suaminya yang sebenarnya sudah ada di hatinya.
Hingga ia harus kembali ke kota itu setelah tujuh tahun berlalu dengan sudah ada banyak perubahan pada kehidupannya.
Apa yang terjadi jika ia kembali bertemu mantan suaminya di saat ia sudah memiliki calon suami. Lalu apa yang akan terjadi saat ada laki-laki yang dengan berani menyatakan cintanya bahkan mengejar cinta Syifa tanpa lelah.
Kemana hati Syifa akan berlabuh? Siapa pemilik hati Syifa?
Happy Reading
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PH 34 Laki-laki Beruntung
Pemilik Hati (34)
" Bi, besok kamu jadi ke sekolah?,"
Syifa teringat akan perkataan suaminya yang sudah mendapatkan kepala sekolah yang akan mulai menjalankan tugasnya Minggu ini.
" Iya, Ay. besok aku ke sekolah untuk memperkenalkan kepala sekolah yang baru. Pulangnya kita langsung fitting gaun pengantin,"
Setelah adu argumen karena ingin memiliki panggilan yang khas dan tidak sama dengan yang lainnya, akhirnya diputuskan bahwa David akan memanggil Syifa dengan panggilan "Ay" atau "Ayang" berasal dari kata "Sayang".
Sementara Syifa akan memanggil David dengan sebutan " Habibi" yang artinya kekasihku.
David sangat antusias saat menemukan nama panggilan itu yang menurutnya masih jarang ia dengar dibandingkan dengan panggilan "Honey" dan lain sebagainya.
Syifa pun tak masalah dan sama seperti suaminya ia menyukai nama panggilan itu.
" Kepala sekolahnya siapa? Diangkat dari guru yang ada atau orang baru?,"
" Sebenarnya tidak bisa dikatakan baru juga. Karena ia sudah cukup di kenal. Hanya saja, dia mengajar di cabang luar kota," Syifa mengangguk.
" Undangan juga sudah selesai, nanti akan di antar ke kantor. Takutnya kalau di antar kesini, kita sedang di luar " tambah David.
" Soal bulan madu, kamu mau kemana, Ay?,"
" Terserah. Aku ikut mau kamu, Bi," jawab Syifa yang kemudian malah tersenyum kecil.
" Kenapa?,"
" Masih belum terbiasa dengan panggilan kita. Lucu aja."
" Cup. Biasakan mulai dari sekarang." David mengecup pipi Syifa yang langsung merona.
Keesokan harinya, David benar-benar datang dengan seseorang yang akan menjabat sebagai kepala sekolah.
Laki-laki yang usianya beberapa tahun di atas David nampak gagah berjalan beriringan menuju ruang rapat dimana para guru sudah berada.
" Assalamu'alaikum. Maaf terlambat," David berjalan masuk dan duduk di kursi yang sudah di sediakan.
Begitu pula dengan sosok laki-laki yang tadi berjalan mengiringinya.
" Wa'alaikumsalam."
Pertemuan itu sangat singkat. Karena Hana memperkenalkan kepala sekolah yang baru yang akan menjabat mulai hari ini.
Selama pertemuan berlangsung, kepala sekolah yang baru itu tidak henti-hentinya menatap ke arah Syifa. Ia merasa tertarik pada sosok wanita berhijab lebar itu.
" Selamat bekerja, Pak Candra. Semoga betah," David menjabat tangan Candra.
" Terimakasih, Pak."
" Ay, kemarilah!," panggil David membuat wajah Syifa merah padam. Tak menyangka sang suami akan memanggilnya dengan sebutan itu di hadapan orang lain.
Syifa yang memang tidak jauh dari sana, menghampiri keduanya.
Candra mengerutkan keningnya saat sosok yang ia ketahui bernama Syifa itu menghampiri mereka.
" Pak Candra, kenalkan ini istri saya." tegas David.
David bisa melihat laki-laki di hadapannya itu sepertinya tertarik pada sang istri.
" Bu Syifa istri pak David?," tanya Candra terkejut.
" Benar. Belum lama kami menikah. Resepsinya juga baru akan di laksanakan. Ini, anda orang pertama yang mendapatkan undangan ini," David menyerahkan undangan pernikahan yang ada di dalam tasnya.
Syifa hanya tersenyum sambil menahan malu karena David terlihat posesif dengan melingkarkan tangan kanannya di pinggang Syifa.
" Waduh, saya telat kalau begitu. Saya pikir Bu Syifa masih single ternyata sudah ada yang punya," jelas Candra tak enak hati tertarik pada istri orang. " Maaf ya, Pak,"
David terkejut karena Candra berani mengutarakan isi hatinya. Berbeda dengan Syifa yang khawatir suaminya malah cemburu. Apalagi Candra begitu terang-terangan.
" Tidak apa-apa, Pak Candra. Istri saya memang banyak yang suka. Bersyukur saya yang lebih dulu mendapatkannya." David mencoba menahan rasa cemburunya.
" Iya, anda memang sangat beruntung. Kalau saja saya lebih dahulu mengenal Bu Syifa, mungkin sayalah laki-laki yang beruntung itu "
David menatap sengit pada Candra yang lagi-lagi berani berkata terang-terangan.
TBC
👍❤❤❤
favorit
👍❤