zahra seorang wanita cantik yang sederhana menikah dengan alif. mereka menikah bukan dari hasil perjodohan namun mereka menikah karena mereka saling mencintai.
zahra pikir suami nya ialah suami yang setia, padahal ia menyembunyikan sesuatu dari nya.
bagaimana kelanjutan rumah tangga zahra dan alif, apakah zahra masih mau mempertahankan rumah tangganya demi anak nya atau lebih memilih pergi?
selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isy_yuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
setelah zahra tenang, zahra mengurangi pelukan nya. ia menatap kedua orang tua nya bergantian.
"sudah tenang nduk? " tanya pak eko dengan lembut, zahra menganggukkan kepalanya.
"cerita lah nduk, kami disini untuk putri kami satu satunya" kata bu wati sambil mengelus punggung sang anak.
sebelum menceritakan zahra menghela nafas terlebih dahulu.
"mas alif.. mas alif menikah lagi bu " isak tangis zahra
Ibu wati dan pak eko tentu saja kaget seketika.
"astaghfirullah" ucap mereka
"coba ceritalah lebih rinci. kenapa nak alif sampai menikah lagi? " tanya tegas pak eko tapi masih bersuara lembut.
zahra menceritakan semuanya, awal dia menerima pesan dari seseorang sampai pergi ke rumah mertua nya. zahra tidak mengurangi dan melebihi waktu bercerita.
"zahra gak kuat bu pak, melihat suami zahra menikah lagi hiks hiks. " tangis zahra kembali lagi.
"yang sabar nduk. nak alif memang keterlaluan. dia kan laki laki bagaimana tidak tegas kayak gitu. dan ibu gak nyangka kalau keluarga alif masih tidak suka sama kamu. ibu pikir mereka sudah menerima mu,ya karena kamu tidak pernah cerita tentang mereka ke ibu. " omel bu wati sampai bibirnya di majukan
Sedangkan bapak eko masih diam. tapi dalam diam nya ia sangat marah karena alif tidak menepati janji nya waktu alif meminta zahra untuk menjadi istri nya.
"kamu sudah bener nduk pulang ke sini. ini rumah mu terbuka lebar menerima mu" ucap pak eko melihat putri nya dengan lembut.
"sekarang kamu istirahat lah nduk dikamar. pasti kamu sedang capek. nanti makan malam ibu panggil " ucap bu wati
"iya bu. zahra ke kamar dulu bu pak" pamit zahra meninggalkan ruang tamu menuju ke kamarnya dengan lesu.
hari ini memang sangat melelahkan batinnya maupun fisiknya.
.
di ruang tamu ibu wati dan pak eko masih setia duduk di tempat nya. cerita yang di sampaikan oleh anak nya membuat mereka shock karena setau merea alif sangat mencintai zahra.
"pak anak kita. kenapa rumah tangganya seperti itu" lirih bu wati menatap sang suami
"sudahlah bu. ini sudah takdirnya zahra. bapak juga sangat marah sama alif. tapi yang penting sekarang kita harus mendukung semua keputusan zahra " ucap pak eko. diangguki oleh bu wati.
.
di rumah bu Marni. Ratih dan bu Marni pulang dengan tangan kosong. maya yang kebetulan berada di ruang tengah melihat kedatangan mereka, langsung melihat ke belakang mencari seseorang, namun sayang seseorang itu tidak kunjung muncul.
"mas alif mana bu mbak? katanya jemput mas alif " tanya maya
"mas mu pergi menyusul zahra ke kampung nya. zahra juga pakai drama kabur kaburran apa. " sewot bu Marni berapi api
"bu kembalikan uang yang tadi aku transfer, kan mas alif gak jadi yang pulang ke sini. " kata Ratih menatap ibu mertuanya. bu Marni langsung menatap menantu nya dengan jengkel.
"enak saja. uang yang kamu kasik itu sudah jadi hak milik ibu, lagi pula uang itu gak seberapa buat kamu. kan kamu punya butik yang besar. sudahlah jangan pelit kayak zahra si miskin itu " ucap panjang lebar bu Marni. mana mau ia kembalikan uang nya. bu Marni tidak mau rugi.
"rugi jadinya diriku. mana ada aku punya butik yang ada aku nya yang jadi babu di butik itu. hahhh kalau gak pura pura jadi orang kaya, keluarga mas alif gak akan suka kepada ku " batin Ratih dengan kesal.
"oh iya maya, bapak mu sudah pulang? " tanya bu marni
"gak bu belum. tadi barusan bapak nelfon kata nya ia nginep di rumah temen nya" jawab maya
"kok gak nelfon ibu. terus kenapa bapak sampai nginap segala, kayak anak muda saja" omel bu marni
"ya mana aku tau bu. dan kalau bapak gak nelfon ibu karena handphone ibu gak aktif" ucap maya sambil menaikkan bahunya secara acuh.
Bu marni langsung mengambil handphone nya di saku daster nya. ternyata bener handphone nya mati kehabisan baterai.
.
alif baru sampai di depan rumah mertuanya yang dikampung. suasana kampung sudah sepi karena jam menunjukkan pukul stengah 8 . karena di kampung selepas solat isya semuanya sudah masuk ke dalam rumah masing masing.
sebelum mengetok pintu. alif menarik nafas pelan pelan. ia harus menguatkan apa yang akan terjadi nanti.
Tok tok tok
"assalamu'alaikum " salam alif
di dalam rumah mereka berada di depan televisi.
"mas alif" gumam zahra. ia sangat mengenali suara suami nya.
Ibu wati dan bapak eko saling pandang.
"nduk kamu mau menemui suami mu? " tanya pak eko kepada putri nya
Zahra hanya menjawab gelengan tanda ia tidak mau menemui suami nya. sungguh ia sangat malas untuk berdebat karena hari ini sudah sangat lelah.
"jika gitu kamu ajak sisil masuk ke kamar mu nduk" ucap pak eko. bu wati hanya mendengarkannya.
"iya pak. nak kita ke kamar yuk temenin mama beres beres" ajak zahra kepada sang anak yang lagi asik menonton kartun.
sisil menoleh ke arah mama nya. sisil mengkerutkan alis nya tumben tumbennya mama ngajak dia untuk temani beres beres. biasa nya mama nya tidak pernah mau jika sisil membantu beres beres katanya sisil masih kecil. tapi sisil tetap menganggukkan kepalanya.
Zahra membawa sisil ke kamar nya. pak eko yang melihat putri dan cucu nya masuk ke kamar. baru ia melangkah ke depan untuk menemui pria tersebut yang tak lain alif. bu wati mengikuti dari belakang.
ceklek
alif menelan ludahnya dengan kasar karena yang membuka pintu nya bapak mertuanya biasanya pak eko menyambut nya dengan senyuman tapi sekarang wajah nya sangat datar seperti menahan amarah. alif langsung berpikir pasti istrinya sudah menceritakan semuanya.
"pak bu. saya di sini mau menemui zah-" ucapan alif terpotong karena mendapatkan bogeman tiba tiba dari Pak eko
Bugh
Bugh
Bugh
"kenapa kamu menyakiti anak saya, kan saya sudah bilang jika kamu sudah tidak mau dengan anak saya. kembalikan anak saya ke rumah ini secara baik baik ,seperti kamu meminta dia baik baik. tapi apa sekarang ? " ucap bapak eko menggebu-gebu
"pak alif bisa jelaskan semuanya , ini semuanya bukan kemauan alif pak. alif terpaksa. sungguh alif sangat mencintai zahra pak " alif memohon kepada mertua nya sambil meringis karena pukulan mertuanya tidak main main.
"cinta konon. jika cinta kamu tidak akan pernah menyakiti putri saya. kamu nya saja yang tidak tegas ke ibu mu sendiri" celetuk bu Marni yang juga geram terhadap menantunya.
