Dia tidak menyangka, kematiannya di sebuah pulau sangat membuat keluarga kandungnya merasa senang.
Saat ini, mereka sedang mengadakan pesta atas kematiannya.
Daniella Wang, yang saat ini telah menjadi arwah gentayangan melihat semua apa yang terjadi di kediaman Wang.
Tawa kedua orang tuanya, ke empat kakak laki-lakinya. Dan juga Ovellia Wang, putri palsu yang di sayangi mereka.
Ketika mereka mendengar tentang kematiannya, mereka hanya berkata;
"Itu akibat ulahnya sendiri, dia yang mencari kematiannya sendiri. Biarkan dia mati jauh-jauh."
Tiba-tiba ada kekuatan dahsyat yang menarik arwah Daniella. Kembali ke masa dia muda. Di mana ketika orang tua kandungnya ingin menjemputnya dari ayah angkatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 14
"Apa tujuanmu menggangguku?" Daniella menatap tajam ke arahnya.
"Maaf, maaf, aku tidak maksud mengganggu. Hanya ingin melihat-lihat saja." Dengan sedikit kikuk dia menjelaskan kepada Daniella.
Daniella tidak berkata apa-apa lagi, hanya menatap tajam ke arahnya. Lelaki yang bernama Ivan itu menjadi serba salah.
"Baiklah, baiklah, aku pergi sekarang." Dia tidak ingin membuat Daniella semakin marah. Jadi dia lebih baik mengalah. Beranjak dari tempat duduknya sambil manggut-manggut meninggalkan Daniella.
Ketika masih di pintu, dia menoleh kembali ke arah Daniella. Sementara Daniella sudah kembali mengalihkan pandangannya ke buku yang dia pegang.
"Aku tidak tahu, mengapa bos tertarik dengan wanita kutu buku ini." Gumam Ivan dalam hati. Dia menarik nafas dalam dan menjauh dari ruang perpustakaan itu.
Pria itu mengeluarkan ponselnya. Dan menekan layar ponselnya. Sepertinya dia menelepon seseorang.
"Bagaimana?" Tanya suara di seberang.
"Aman-aman saja bos. Dia lagi sibuk belajar. Jam istirahat juga belajar. Sepertinya dia mempersiapkan untuk masuk ke universitas." Jelas Ivan untuk orang yang dia telepon itu.
"Hmm, baiklah. Awasi saja gerak-geriknya. Jika ada yang akan mencelakai dia, kau harus mengamankannya. Kau faham? Dia harus kau lindungi."
"Baik bos, baik bos. Aku akan menjaganya bos, bos tenang saja..."
"Um." Hanya itu kata yang di ucapkan orang di seberang sana, sebelum Ivan memandang ponselnya yang sudah di putuskan sambungan teleponnya tadi.
Dia masih tidak habis pikir. Mengapa sampai bosnya tertarik dengan Daniella. Walau di perhatikan, Daniella cukup manis. Hanya saja, dia tidak seperti murid lainnya. Yang memakai riasan di wajah mereka.
Sedangkan Daniella sama sekali tidak memperhatikan penampilannya. Dia sama sekali tidak memoles apapun di wajahnya.
Walau tadi Ivan merasakan getaran, di saat Daniella menatap langsung ke bola matanya dengan tajam.
Hanya saja, dia harus membuang perasaan aneh itu. Karena Daniella adalah 'orangnya' bos dia sendiri. Jadi, dia harus menjaga perasaan dan tingkah lakunya kepada wanita ini.
Walaupun Ivan keluar dari ruang perpustakaan. Tetapi dia masih mengawasi pintu perpustakaan dari jauh. Sehingga, jika nanti Daniella keluar. Dia bisa mengawasinya. Karena bosnya sudah berpesan harus menjaga wanita itu. Karena itu dia tetap setia dalam melaksanakan pekerjaannya.
Sebab, tuan yang dia ikuti bukanlah seseorang yang bisa di anggap sepele. Karena dia telah menyaksikan bagaimana tuannya itu tidak merasa iba akan nyawa seseorang.
Sementara itu, Daniella sama sekali tidak mengetahui bahwa Olivia mencari dirinya. Karena di kehidupan lampau ketika saat ini mereka sudah saling kenal, dan dia telah tinggal di rumah keluarga Wang.
Dan bukan hanya Olivia, tetapi ketiga pria yang melihatnya dari kejauhan pada malam itu juga sedang mencari tahu tentang dirinya.
Sementara Daniella hanya santai beraktifitas seperti biasanya. Pulang sekolah tetap bekerja paruh waktu. Walaupun saat ini dia telah memiliki simpanan yang cukup banyak dari orang tuanya. Hanya saja, dia tidak ingin bermalas-malasan. Karena targetnya adalah membuka bisnis baru.
Sementara itu, kakek Fang telah dia daftarkan dalam pertemuan orang-orang disabilitas. Dia ingin kakek Fang memiliki teman dan juga kegiatan lain.
Karena dalam perkumpulan ini, orang-orang yang memiliki kekurangan, akan di ajari keterampilan khusus. Agar, walau dalam kecacatan mereka, mereka masih bisa menciptakan karya yang bermanfaat.
Karena jika kakek Fang hanya tinggal di dalam apartemen sendiri. Pasti akan merasa bosan dan frustasi. Jadi, sebaiknya harus mencari kegiatan yang bermanfaat untuk dirinya sendiri.
***
Sementara itu di kediaman Wang, Ke tiga kakak lelaki Daniella merasa resah. Karena sudah beberapa hari semenjak pertemuan orang tuanya dengan Daniella. Ayah ibu mereka tidak pernah mengajak Daniella sekali pun ke rumah mereka.
"Bu, mengapa Daniella tidak mau berkenalan dengan kami?" Tiba-tiba kakak pertamanya mendatangi ibu mereka. Dia ingin tahu apa alasan adiknya itu tidak ingin bertemu mereka.
Karena selazimnya, jika kita baru menemukan keluarga setelah berpuluh tahun. Pasti sangat antusias ingin bertemu. Apa lagi mereka bukan orang yang tidak punya uang. Melainkan salah satu orang terkaya di kota itu.
Sementara adiknya itu hanya menjadi putri dari orang yang tak punya. Bagaimana mungkin dia tidak tergiur dengan harta mereka?
"Mengapa kau bertanya? Bukankah kalian yang tidak ingin bertemu dengannya?" Ibunya menatap aneh ke arah putranya itu.
Karena mereka berselisih pendapat ketika mengetahui keberadaan Daniella. Dan mereka yang berkata dengan keras, bahwa adiknya hanya Olivia. Mengapa sekarang menanyakan tentang kehadiran Daniella.
"Hmm, maksud ku... Apa dia tidak ingin bertemu dengan kami?"
"Tidak, ibu sengaja tidak mempertemukan kalian. Karena itu pesan yang telah kalian katakan kepada ibu. Dan ibu mu ini tidak ingin kalian bertengkar hanya karena Daniella masuk ke rumah ini. Sudah, sudah... Tidak perlu tanyakan lagi. Semua sesuai keinginan kalian, kan?" Ibunya melotot ke arah anak pertamanya itu.
Karena dia tidak habis pikir, mengapa pikiran mereka plin plan begitu.
Dia hanya menarik nafas dalam, sambil melihat ke arah ibunya dengan sedikit ada rasa sedih. Ada sedikit penyesalan di hatinya, mengapa mereka dulu berkata demikian. Karena sekarang, entah mengapa mereka merasa rindu dengan adik perempuannya itu.