Ravendra Untuk Keisya

Ravendra Untuk Keisya

Pelaku

Ketika bel istirahat berbunyi, Devan menarik Dion untuk keluar kelas. Di sepanjang koridor Dion terus mengikuti Devan, karena ia tahu ada sesuatu yang akan disampaikan oleh sepupunya itu.

"Ke ruang bawah tanah sekarang." ucap Devan dingin.

Dion tak menjawab sepatah kata apapun. Mereka tetap menyusuri koridor dan menuruni anak tangga hingga sampailah mereka di sebuah ruang tanah, tempatnya di dalam gudang kosong.

Devan dan Dion memasuki gudang yang gelap dan sedikit berdebu, karena mereka tidak sering memasuki tempat itu.

Devan mulai memencet sebuah tombol yang entah sudah ada sejak kapan. Ternyata tombol itu adalah pintu dibalik tembok gudang yang telah dikosongi belasan tahun yang lalu.

Dion mengikuti langkah Devan yang menuruni anak tangga menuju ruang bawah tanah. Setelah sampai, mereka berdua saling bertatapan dingin dan datar. Iya, Devan dan Dion memang sama-sama cowok yang cuek.

"Lo harus jujur tentang kejadian itu," ucap Devan menatap sepupunya datar.

Dion yang sedari tadi memasukan tangan ke dalam saku celananya pun hanya menatap cowok di depannya itu dengan tatapan dingin.

"Nanti ada waktunya," jawab Dion singkat.

"Ck, apa lo tuli nggak dengerin yang semalem?" tanya Devan malas.

"Yang salah juga bukan gue," celetuk Dion membuat Devan menarik kerah bajunya dan di tatap dengan tajam.

Cowok yang sedang dicengkeram kerah bajunya itu hanya biasa saja. "Terus lo mau nyalahin gue, gitu? ya gue tau, kejadian itu emang salah gue yang nyuruh lo buat kabur. Tapi lo harus inget Di, lo tau kan kalo gue suka sama Keisya? jadi jangan berani lo sebutin nama gue atas kejadian itu!" nada Devan yang perlahan pelan kini mulai menatap Dion dengan tatapan tajam.

"Jujur nggak jujur semua bakal terungkap." ujar Dion langsung ditonjok perutnya oleh Devan.

Dion hanya membuang muka saja sambil memegangi perutnya yang sedikit nyeri.

"Sekali lagi lo jawab omongan gue, gue nggak segan-segan buat hajar lo." bisik Devan di samping telinga kanan Dion kemudian pergi dari ruang bawah tanah.

Menatap Devan yang sudah menjauh dari keberadaan Dion, kini cowok yang bernama Ravendra Octa Dion itu ikut pergi dari ruang bawah tanah.

•••••••

Setelah bel masuk berbunyi, Keisya dan Aurel memasuki kelas. Aurelia Gina Wijaya, cewek berambut panjang sebahu itu adalah teman kecil nya Keisya. Keisya Arunika Jian, cewek yang belakangan ini tengah dekat dengan Dion.

Sejak masuk kelas, Aurel mulai terlihat aneh dari biasanya. Cewek yang suka cerewet dan receh itu kini tak banyak tingkah dan irit berbicara. Ada apa dengan Aurel?

"Rel, lo kenapa sih hari ini aneh banget? kek ada yang lo sembunyiin dari gue?" tanya Kei memulai topik pembicaraan.

Sementara Aurel yang ditanya seperti itu sontak gelagapan, gugup akan menjawab apa kepada teman sebangkunya tersebut.

"A-a-anu Kei, nggak papa kok gue. Ehe, iya gue nggak papa kok." jawab Aurel menyengir tak jelas.

Raut wajah Kei menjadi bingung, ada apa dengan teman sebangkunya ya?

"Kalo ada apa-apa jangan sembunyi, Rel. Gue paling nggak suka punya temen kayak gitu." Nada bicara Keisya terdengar menusuk hati Aurel.

"Mampus lo, Rel. Gara-gara lo nurutin omongan si Devan, lo jadi berani boong sama Keisya. Siap-siap lo bakal di unfriend sama dia, duh! bego banget si lo Aurell!" batin Aurel melamun.

Keisya yang tahu Aurel sedang melamun hanya berekspresi malas.

Gue ini temen lo, Rel. Lo bisa boong sama orang lain tapi nggak bisa lo boong sama gue. Gue bisa bedain tingkah lo yang lagi sembunyiin sesuatu dari gue. batin Keisya sambil memainkan ponselnya.

Menunggu kedatangan guru di mapel jam terakhir ini adalah waktu yang membosankan bagi seisi kelasnya Keisya. Termasuk Dion dan Devan.

Salah seorang siswa masuk ke dalam kelas dengan raut wajah yang sumringah. Hal itu diperhatikan juga oleh Keisya dan Aurel.

"Kenapa lo senyum-senyum gitu? sinting lo?" celetuk seorang cowok di bangku tengah paling belakang.

"Ada berita gembira nih buat kita!" seru cowok yang masuk kelas bername tag Nathan. Cowok yang memiliki kebiasaan masuk kelas hanya ketika jamkos.

Cowok dari bangku tengah belakang tersebut pun menyengir seraya memicingkan matanya menggoda. "Oh, gue tau nih. Kedatangan seorang Nathan masuk ke kelas itu berarti ..." katanya dengan sengaja di perpanjang sampai akhirnya seisi kelas pun bersorak heboh.

"JAMKOS! YUHUU! AKHIRNYA MATEMATIKA JAMKOS!" Heboh seisi kelas beranjak berdiri sampai ada yang lompat lompat dan ber-tos dengan circle mereka.

Melihat kehebohan seisi kelasnya, Nathan justru malah berkacak pinggang dan memasang raut wajah sebal.

"Ya lo semua seneng, lah gue? bete banget sumpah!" ketus Nathan meraup wajahnya frustasi.

Keheningan pun terjadi ketika Nathan berbicara seperti itu. "Lo kenapa emang, Than? lagi badmood lo?" tanya dari seseorang cowok di sudut belakang.

"Ck, gue baru selesai bersihin toilet, gila! hukuman paling menjijikan buat gue!" katanya membuat seluruh teman-temannya tertawa ngakak kecuali Keisya, Aurel, Devan dan Dion. Mereka selalu memasang wajah datar.

HAHAHAHA!!

"Mampus lo! siapa suruh masuk kelas pas jamkos doang. Anak didikan siapa sih lo?" suara cowok yang ikut meledek Nathan.

"Didikannya Janda!" timpal seorang cewek bernama Alea.

Suasana kembali penuh tawa dan keramaian yang tak kunjung reda. Kelasnya Keisya memang dari kalangan anak-anak muda yang receh. Jadi, maklumi saja tingkah mereka yang katanya didikan janda. Hahahaha.

"Ck! sembarangan lo kalo ngomong!" Nathan ingin menjotos Alea, namun sudah ditahan lebih dulu oleh teman-temannya.

"Wehh ... santai, Bro, ini cewek jangan buat mainan kasar dong. Lembut aja ya, inget cowoknya Alea itu ketua gangster. Lo kalah telak sama cowoknya dia, dari segi ganteng aja beda jauh." kompor temannya menyindir keras.

Nathan semakin kesal, ia menepis tangan temannya yang masih menyentuh bahunya meledek. "Brisik lo!"

Ditengah-tengah keramaian kelas yang random itu, Dion yang duduk sebangku dengan Devan beranjak berdiri menghampiri Keisya yang mejanya berada di depan bangkunya. "Nanti gue main ke rumah lo," ucap Dion kemudian kembali ke tempat duduknya.

"Hm," Hanya itu tanggapan Keisya yang tak menatap Dion seperti biasanya.

Mungkin mereka berempat sedang berada dalam kondisi suhu paling dingin hingga mereka harus saling diam dan berbicara seperlunya saja.

Terpopuler

Comments

Protocetus

Protocetus

Kalau berkenan thor mampir ya ke novelku Mercenary of Dorado

2025-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!