LILIANA CALISTA BRIAR EDWARDES,atau biasa di panggil lili.Anak yang tidak mendapatkan perhatian dari daddynya semenjak dia lahir. Daddynya juga telah menikah dengan seorang wanita karena kesalah pahaman.
Hingga tumbuh besar lili dia asuh oleh mbak sinta,lili juga sering berusaha mendapatkan perhatian dari daddynya tapi sayangnya sang daddy mengabaikannya malah memanjakan adik tirinya membuat lili membenci daddnya.
Suata saat lili mencari tentang mommynya dan mencari tau kenapa ayahnya sangat benci dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Informasih dari clara
Satu bulan berlalu setelah zoya meninggal,zavier belum masuk kerja.Dia menyibukkan dirinya untuk mengurus sang buah hati.
Opa juan dan oma jessi masih tinggal di indonesia,mereka belum ada niatan kembali ka landon. Tak tega meninggalkan cucu pertamanya,apa lagi dengan kepergian putri tunggalnya.
"Harum nya anak daddy."ucap zavier mencium kening sang putri kecilnya setelah dia memandikannya. Lili kecil tersenyum di cium oleh sang daddy.
Zavier turun menuju lantai bawah sambil menggendong lili membawanya ke taman yang di mana opa dan oma lili sudah menunggunya.
"Akhirnya cucu oma datang juga."ucap oma jessi beranjak dari duduknya mengambil alih lili dari gendongan zavier.
Cup..cup cup cup oma jessi mencium cucunya berkali-kali saking gemesnya dengan sang yang sangat menggemaskan.
"Tumbuhlah dengan sehat nak."ucap oma jessi memandang wajah lili yang sangat mirip dengan zoya semasa kecilnya.
Cup..opa juan juga memberi kecupan pada cucunya. "Dia sangat mirip dengan zoya semasa dia kecil."ucap juan memandang wajah lili yang tersenyum padanya.
"Iya mas,mirip sekali dengan zoya."ucap oma jessi menatap lekat lili.
Zavier hanya tersenyum tipis mendengar ucapan mertuanya dia juga merasakan yang sama.lili sangat mirip dengan zoya,versi kecilnya.
"Kapan kamu kembali ke kantor?"tanya opa juan pada zavier lalu duduk di kursi single.
"Aku tak tau pah.maaf pah bukannya aku lalai dalam mengurus perusahaan pa.Tetapi aku masih belum menerima keadaan ini.."lirih zavier.
Opa juan mengangguk,seolah paham maksud menantunya ini,lalu berkata."Kamu jangan terlarut dalam kesedihan,ingat bukan kamu saja yang sedih di tinggalkan zoya.saya juga sangat terpukul seperti kamu.Tetapi hidup harus berjalan nak,Ingat ada banyak karyawan yang bergantung pada kita,bangkitlah perusahaan butuh kamu,kalau kamu gak mau saya akan ambil alih kembali."ucap tegas opa juan dengan sedikit mengancam.
Zavier terdiam,jika dia tidak bekerja lagi di perusahaan mertuanya dia akan makan apa. Sebelumnya perusaan dia bangkrut dan opa juan memberikan perusahaanya untuk zavier kelola serta banyak berkas yang harus dia kerjakan.selama sebulan ini sang asistennya lah yang menggantikannya.
Zavier menghembuskan nafas lalu berkata."Maaf pah,baiklah besok vier akan kembali."ucap zavier.
Opa Juan mengangguk,ancamannya sangat berguna.
Dring dring dring dring..
Suara telpon juan berbunyi,juan langsung mengambilnya di saku celana nya.
"Halo."ucap juan saat telpon terhubung.
"Tuan,maaf menganggu waktu anda."ucap joko sang asisten.
"Ada apa jok?"tanya opa juan.
"Ada beberapa berkas yang akan anda harus tandatangani tuan,tidak bisa di wakilkan dan dalam minggu ini ada tiga rapat penting yang harus tuan hadiri."ungkap joko.
Juan terdiam sejenak,lalu berkata."Hmm saya akan pikirkan jok."ucap juan lalu mematikan telpon sepihak.
"Siapa pah?"tanya oma jessi.
"Joko mah."jawab opa juan.
"Kenapa dengan joko pah?"tanya zavier.
"Masalah kerjaaan,sepertinya papa harus kembali.ada beberapa berkas penting dan rapat penting yang harus papa hadiri langsung."jawab opa juan.
"Jadi kita harus berangkat nih pah,padahal mama masih kangen dengan cucu mama."ucap oma jessi.
"Iya mah,bagaimana lagi.Di sana juga membutuhkan papa."ucap opa juan.
"Ya sudah kembalilah pah ma,di sana banyak yang membutuhkan papa."sahut zavier.
"Baiklah papa akan kembali besok,untuk cucuku kamu sehat sehat yah nak.opa akan berkunjung lagi nanti."ucap opa juan menatap baby lili.
Di luar gerbang,di kediaman *Edwardes* clara sedang merencanakan rencana keduanya. Melihat sekitar yang nampak sunyi,membuatnya tersenyum miring.
"Baiklah aku akan menuju rancana kedua."ucap clara tersenyum miring.
Ting tong! Clara menekan bel,beberapa kali.hingga beberapa saat sinta membukakan pintu gerbang.
Ceklek..
"Cari siapa?"tanya sinta membukankan pintu gerbang.
"Saya clara,temannya zoya."jawab clara yang berpura pura mencari zoya,yang sebenarnya sudah tau zoya sudah tiada.
"Nyonya zoya sudah meninggal mbak."ucap sinta sedih.
"Apa!zoya meninggal."ucap clara pura pura terkejut.
"Iya mbak."ucap sinta
"Hiks hiks zoya kenapa kamu ninggalin aku secepat ini."ucap clara pura pura sedih.
"Ayo masuk mbak."ajak sinta.
Clara menganguk lalu mengikuti langkah sinta,dia tersenyum miring bisa mengelabui sinta.
"Mbak duduk dulu saya panggilkan tuan zavier."ucap sinta.
"Iya."ucap clara lalu duduk di ruang tamu."Sebentar lagi aku akan menjadi nyonya di mansion ini."ucap clara dalam hati menatap mansion yang sangat luas dan megah ini.
^\*^\*
Sinta melangkahkan kakinya menuju lantai dua,tempat kamar zavier. Hingga sinta sampai di depan kamar zavier,lalu mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Tuan."ucap sinta.
Zavier dari dalam kamar langsung beranjak dari duduknya sambil menggedong lili untuk membukakan pintu.
Saat pintu terbuka telihat sinta."Hmm..ada apa sin?"tanya zavier.
"Ada teman nyonya zoya di ruang tamu tuan."ucap sinta.
Zavier mengerutkan keningnya pasalnya sahabat zoya ada di luar negri,lalu berkata kepada."Siapa?"tanya zavier.
"Saya lupa menanyakan namanya tuan."jawab sinta merasa bersalah yang tidak menanyakan nama teman zoya.
"Buatkan dia minum,saya akan menghampirinya."ujar zavier.
"Baik tuan."ucap patuh sinta lalu melangkahkan kakinya kembali ke bawah.
Zavier melihat lili yang terlelap tidur dalam gendongannya,kemudian dia tersenyum menatap putri kecilnya ini. Zavier menyimpan lili di box tempat tidur yang ada dalam kamarnya,setalah tidur lili nyaman zavier melangkan kakinya menuju ruang tamu. Menemui teman zoya seperti ucapan sinta.
Clara yang melihat zavier keluar dari lift tersenyum miring,lalu merapikan dandanannya ingin terlihat sempurna di mata zavier.
"Zavier."ucap clara beranjak dari duduknya.
"Clara."ucap zavier melihat clara,teman zoya namun tak terlalu dekat.
"Iya aku clara,maaf aku baru tau kalau zoya telah tiada.Sebelumnya aku masih ngobrol dengan zoya saat di rumah sakit,rencana aku ingin jenguk anaknya,tapi malah kabar buruk yang aku dapatkan."ucap clara dengan wajah yang sedih.
Zavier mengangguk paham,lalu berkata."Duduklah."ucap zavier.
Clara kembali duduk,dengan muka yang masih kelihatan sedih.
"Kamu kapan ketemu dengan zoya kenapa aku tidak mengetahuinya?"tanya zavier.
"Waktu zoya lahiran aku gak sengaja liat namanya di administrasi,di situlah aku menjenguk zoya. Kamu waktu itu keluar jadi kamu tidak melihatku."jawab clara.
Zavier hanya mengangguk saja tak bertanya lagi,hingga mbak sinta datang membawa minuman beserta cemilan.
"Silahkan di minum nona."ucap mbak sinta.
"Terimah kasih bi."ucap clara di angguki sinta,lalu sinta kembali ke belakang.
"Oh yah mana lili,aku sangat kasihan dengannya,dia baru lahir zoya telah tiada."ucap clara melihat sekeliling.
"Dia lagi tidur cla."ucap zavier.
"Aku turut berduka cita yah vier dengan kepergian zoya,pasti kamu sangat sedih."ucap clara
"Iya."ucap singkat zavier.
Clara yang mendengar jawaban singkat zavier membuatnya kesal,pasalnya dia mati matian cara pembahasan malah jawabannya tidak sesuai ekpektasinya.
"Vier aku ingin menyampaikan hal penting yang aku ingin sampaikan sejak lama."ujar clara.
"Hal apa cla?"tanya zavier.
"Sebelumnya aku minta maaf karena yang ingin aku sampaikan akan buat kamu terkejut."ucap clara.
"Langsung aja cla,gak usah terbelit belit."ucap zavier.
"Sebelumnya aku ingin cerita vier,tolong jangan kamu potong sebelum aku selesai bicara."ucap clara di angguki zavier."aku pernah lihat zoya pergi ke bar bersama dengan seorang pria beberapa kali.."ucapan clara terpotong.
"Zoya tidak pernah melakukan hal sekeji itu."ucap dingin zavier menatap tajam clara.
Clara yang di tatap tajam oleh zavier membuatnya takut,tetapi dia harus berusaha tenang demi rencannya."Aku belum selesai bicara vier,tolong dengarkan aku sebelum aku selesai."ucap clara.
Zavier bernafas kasar lalu mengangguk."Lanjut."ucap zavier
"Aku melihat dengan mata kepala aku sendiri,zoya berjoget bersama laki laki bukan hanya satu tetapi tiga orang vier.aku bukan menuduh zoya,tapi aku lihat dengan mata kepala aku sendiri.sebelumnya aku gak ingin tanya ini ke kamu,tapi aku selalu kepikiran dan ingin kasih tau ke kamu tentang ini. Kejadian delapan bulan yang lalu."jelas clara.
"Kamu jangan menuduh istriku yang tidak benar,dia tidak pernah melakukan hal sekeji itu!"bentak zavier.
"Aku gak nuduh vier ini fakta."ucap clara.
"Kamu punya bakti hah,asal jangan ngomong kamu clara."ucap zavier menatap tajam clara.
"Aku gak akan bilang kalau aku gak bawa buktinya."ucap clara mengeluarkan foto foto zoya bersama cowok lain.
Zevier melihatnya matanya memerah,istrinya yang dia sayangi tidak mungkin melakukan hal sekeji ini.tapi dengan bukti ini dia tidak bisa mengelak,foto tersebut menampilkan wajah zoya bersama sama dengan laki laki lain yang dia tidak kenal sama sekali. Bahkan lebih dari satu,zavier meremas foto tersebut lalu melemparkan kesembarangan arah.
Clara melihatnya tersenyum miring."Satu langkah lagi."ucap nya dalam hati.
"Yang sabar yah vier."ucap clara menengkan zavier.
"Arhhhhh."teriak zavier.
"Vier apa mungkin lili bukan anak kamu,inikan delapan bulan yang lalu."ucap clara menambahkan agar zavier bisa percaya padanya.
Deg!