Pesona AUREL Gadis Periang

Melihat Alvaro dan Pungky kesal membuat Johan tertawa melihat tingkah kedua temannya yang baru berseteru beberapa hari yang lalu.

"Giliran begini ,kalian kompak.",Ucap Nathan kemudian.

Alvaro dan Pungky saling menatap dan mereka berdua sedikit tersenyum atas ucapan temannya itu.

"Oh asyik..... aku bisa pergi dengan Alvaro, rencanaku berhasil" Batin Sisil sambil senyum senyum.

Siang hari di rumah sakit Andika. Teman-teman Aurel bersama bapak wali kelas udah berada di ruangan Aurel

"Hallo,. Aurel !."

"Lekas sembuh,ya Aurel!." Sapa teman Aurel satu persatu dengan senyum bahagia menengok Aurel.

"Bagaimana keadaanmu Aurel ? " Ucap bapak wali kelas.

"Sudah agak mendingan pak. Terima kasih,semuanya udah datang kesini " jawab Aurel dgn senyum manisnya.

Setelah beberapa menit kemudian mereka berpamitan. "Aurel !, kami pulang dulu, ya." "semoga lekas sembuh."

"Terima kasih teman-teman" Jawab Aurel.

"Aku senang kalian datang kesini."Ucap Aurel sambil tersenyum.

"Aurel jangan senyum gitu dong, bahkan mata kamu sampai berkaca gitu, hatiku sampai meleleh nih ." Ucap salah satu temannya.

"Huuuuu" jawab serentak teman Aurel,sambil bercanda.

"Udah..udah jangan berisik, ini rumah sakit lho.Ayo kita pulang!, biar Aurel istirahat" ucap wali kelas IPA.

Setelah mereka pergi tinggal Pungky yg menemani Aurel sambil bercanda, tanpa Aurel sadari Pungky menatap Aurel dengan tajam.

Dalam hatinya berkata "cantik ". Namun dia tidak sengaja mengucapkan secara lirih dan di dengar Aurel.

"apa kamu bilang ?!"Ucap Aurel ragu dan terkejut ucapan sahabatnya itu.

"Gak apa-apa kok."Ucap Pungky sambil gelagapan.

"Kenapa kamu gugup,aku tanya kamu tadi bicara apa pelan gitu."

"...."

"Oh ya, dimana yg lain."Ucap Aurel mengalihkan pembicaraan agar suasana menjadi menyenangkan lagi.

"Sebentar lagi kesini kok "Jawab Pungky, pulang sekolah Nathan bersama Johan sedangkan Sisil duduk dibelakang Alvaro.Sisil dengan sengaja memeluk Alvaro sambil mengambil gambar mereka, tanpa di sadari Alvaro.

"Sisil, apa yg kamu lakukan ?, lepas ! " Bentak Alvaro.

"Alvaro,maaf aku takut jatuh" Ucap Sisil sambil memeluk erat Alvaro dari belakang dan bersandar di punggung Alvaro dengan tersenyum licik.

"Lepas Sisil !, aku turunkan disini mau ?"Ucap Alvaro sambil menghempaskan tangan Sisil yg melingkar di pinggangnya.

"Oke, aku lepas."

"Maaf."

Setelah melakukan perjalanan selama setengah jam,akhirnya mereka sampai ke tujuan.Sisil

mengandeng Alvaro dengan erat, mereka memasuki ruang VIP lantai empat.

Tok tok tok

"Itu pasti mereka, masuk aja langsung "ucap Pungky.

Saat pintu terbuka Aurel terkejut melihat Sisil mengandeng tangan Alvaro.

Air mata Aurel hampir jatuh,dengan tenang Aurel menyapa mereka dan berpura-pura tidak terjadi apapun.

"Apa kabar semua ?,makasih udah datang." Sapa Aurel.

 Nathan mencubit pipi Aurel dan berkata " ada apa dengan teman cantikku ini, kok sakit ." Ucapnya dengan membuat kehebohan di kamar itu.

"Apa..........ada yg membuatmu sakit ?"Ucap Nathan sambil melirik Alvaro.

"Alvaro ! "Panggil Pungky yang melihat dia dan Sisil bergandengan.

"Aurel,gimana keadaanmu?, masih sakit" ucap Sisil dengan gaya bicara manja.Dia memamerkan kedekatannya dengan Alvaro.

"Baik " Jawab Aurel singkat.

"Sisil lepaskan tanganmu dari Alvaro !." ucap Johan saat melihat Pungky dan Aurel memandang Alvaro dengan kesal.

"Ups, sorry ...sampai gak nyadar aku. Habis.... keenakan sih"Ucap Sisil sambil melirik Aurel dan Pungky.

Keduanya tidak menghiraukan ucapan Sisil dan bergabung duduk di sofa bersama yg lain. Alvaro menghampiri Aurel dan duduk di samping kekasihnya. "Aurel,kenapa kamu gak bilang ke aku kalau kamu lagi sakit. Kamu berbaring saja,ya."Ucap Alvaro yang melihat Aurel duduk bersama mereka yang masih menggunakan infusnya.

"Sayang,kenapa gak jujur sama aku.... kamu marah sama aku." "Seharusnya aku yang marah!."Ucap Alvaro sambil membelai rambut Aurel,namun Aurel tampak membuang muka gak mau mantap Alvaro.

"Jawab Aurel!, jangan diam saja.Tanpa sadar mata Aurel berkaca kaca."

"Hai, ada apa sayang." Ucap Alvaro sambil memandang bunga di atas meja.

"Aurel !.....itu bunga dari siapa?" tanya Alvaro.

Aurel menjawab dgn gugup "Dari....Rangga semalam dia kesini "Ucap Aurel ,dengan nafas memburu Alvaro menatap tajam Aurel.

"Pantas aja, aku datang kamu gak respon !. kamu suka sama Rangga !"Ucap Alvaro dengan kasar.

"Apa yang kamu katakan itu gak benar"Jawab Aurel saat melihat Alvaro yang mengepalkan tangannya .

Alvaro menghempaskan tangannya ke dinding, hingga tangannya terluka. Ke empat temannya terkejut dan melihat kejadian itu.

Aurel menangis tersedu sedu dan tubuhnya bergetar.

"Alvaro apa yg kamu lakukan!,ini rumah sakit dan Aurel baru sakit" bentak Pungky.

Dengan amarah Alvaro meninggalkan tempat Aurel. "Natha, Johan!....Ikuti Alvaro!, aku takut dia berbuat nekat." Ucap Pungky

"Sisil, sebaiknya kamu pulang!."

"...,tapi Pungky.Aku kan tadi bareng Alvaro."

"Kamu kan bisa pulang dengan memesan taxi."Jawab Pungky kesal.

"Sisil jangan membantah !" ucap Johan sambil berlari keluar mengejar Nathan dan Alvaro.

Alvaro melaju kendaraan dengan kecepatan tinggi, disusul dibelakang Nathan dan Johan.

" Alvaro berhenti !." Ucap Nathan dengan penuh peringatan ,tapi Alvaro malah menambah kecepatan kendaraanya.

Di sisi lain Aurel ditenangkan Pungky.

" Aurel emangnya ada masalah apa kamu dengan Alvaro?"Ucap Pungky.

"Tanpa berbicara Aurel memberikan video Sisil bersama Alvaro saat pesta kemenangan waktu itu.

Betapa kagetnya Pungky saat melihat videonya tersebut.

"Aurel siapa yg ngirim video itu!?, ini semua salah paham Aurel .Alvaro gak mungkin lakuin itu, ada yg mau menghancurkan hubungan kalian ."Ucap Pungky membela Alvaro.

"....."

"Tapi kenapa Alvaro juga marah sama aku Pungky, sebaiknya kamu pergi aku ingin sendiri...."Ucap Aurel lirih.

"..... Tapi Aurel "Ucap Pungky,namun Aurel berkata "Aku mohon Pungky "Ucap Aurel dengan mata sendunya, akhirnya Pungky meninggalkan Aurel dengan hati gelisah.

Kak Roy yang sudah pulang dari kerjanya melihat Aurel sendirian di kamarnya.Matanya terlihat sembab.

"Aurel,kamu kenapa?. Dimana kakak kamu Mohan."Ucap kak Roy pelan.

"Dasar,disuruh jaga adik malah pergi!."

"Biasa kak, sepertinya dikantin sewaktu guru dan teman-teman aku datang."Bela Aurel.

Kak Mohan yang baru datang terkejut kakaknya Roy datang, padahal hari masih siang.

"Lho kak Roy,sudah datang!." Ucap kak spontan.

"Kalau, aku gak datang mendadak. Aku gak akan tahu kalau kamu menjaga Aurel malah keluyuran."Ucap Roy dengan marah.

".....Itu..kak Roy,tadi ada teman Aurel yang datang.Aku tidak ingin menganggu mereka. Kebetulan itu aku juga mau cari makanan di kantin." Ucap Mohan dengan lesu.

"Kak,jangan marahi kak Mohan.Dia sudah jaga aku kok seharian.Mungkin dia lapar."Ucap Aurel membela kakaknya Mohan.

Suasana di kamar itu menjadi hening.