Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jalan
*****
Jam setengah Delapan malam, Vanda keluar rumahnya lalu pergi kerumah Dewa. Sambil menenteng kotak makanan dia mengetuk pintu rumah itu. Tidak ada jawaban dari dalam rumah Vanda ragu sejenak, dengan sedikit ragu dia memutar gagang pintu.
Kepala Vanda menjulur lewat pintu dia menengok keruangan tamu tidak ada orang disana.
Vanda kemudian masuk kedalam rumah setelah menutup pintu, dia berjalan kearah ruangan tengah tapi tidak menemukan orang disana. Vanda segera beralih kepintu kamar Dewa dia mengetuk pintu kamar...."heii....apa kamu ada didalam?" seru Vanda.
Tapi masih tetap sama, tidak jawaban dari dalam kamar, Vanda lalu kedapur dia melihat pintu belakang dapur terbuka. Dia meletakan kotak makanan dimeja, terus berjalan kearah pintu belakang.
Disana ada bengkel dan cahaya lampu menerangi bengkel itu, Vanda terus berjalan kearah bengkel itu. Alangkah terkejutnya dia melihat seseorang yang sedang tertidur dikursi sambil mendekap ponsel didadanya.
Dewa yang dari tadi mengobrol dengan Toni anak buahnya setelah Toni pulang dia tertidur dikursi yang ada dibengkelnya. Vanda mendekatinya, dia melihat Dewa yang tertidur pulas raut muka dewa yang sayu karena sakit terlihat jelas di wajahnya.
"Orang ini....kenapa tidak istrhat saja dikamarnya?, malah tiduran disini...guman Vanda dalam hati. Dia mau membangunkannya tapi dia takut Dewa marah. Sambil berguman dia melihat wajah Dewa, tergurat aura tegas diwajahnya, lama-lama dia melihatnya.
"Dia manis juga...." tanpa sadar vanda mengatakan itu. Setelah megatakan itu walau pelan, Dewa yang masih tertidur akhirnya terbangun karena merasa udara tempat itu sudah mulai dingin apalagi dia hanya mengunakan singlet hitam.
"Eh...kamu..." Muka Vanda tiba-tiba merona melihat Dewa menoleh kearahnya. "Apa yang manis?" Tanya Dewa. "Bukan...oh tidak...tidak ada, itu kenapa kamu tidur disini? Saya dari tadi mencari kamu di dalam rumah" kata Vanda sambil tersipu.
"Saya ketiduran setelah mengobrol dengan teman tadi, kamu sudah dari tadi?" tanya Dewa.
..."oh baru saja, tepat saat kamu bangun tadi..." Kata Vanda berbohong. "Ayo masuk saya bawa makanan, saya masak banyak tadi, jadi keingat kamu yang masih sakit, saya pikir kamu belum bisa melakukan sesuatu makanya saya bawakan makanan..."jelas Vanda panjang lebar.
"Terimakasih yah...jadi merepotkan kamu, teman saya tadi datang mau bawa makanan, kebetulan dia punya kafe..." kata Dewa. Dia melihat raut muka Vanda berubah. Dengan Cepat dia langsung menyambung kata-kata "Itu dia hanya bawa untuk makan siang, kebetulan saya belum makan malam...ayo kita masuk" kata Dewa sambil berdiri. Lalu berjalan kerumahnya, Vanda yang melihat itu muncul senyum disudut bibirnya.
Setelah itu mereka berdua masuk kedalam rumah milik Dewa, malam itu Dewa makan ditemani Vanda lagi. Vanda sendiri tidak makan karena dia sudah makan dirumahnya.
Setelah selesai makan Mereka berdua duduk diruangan tengah, saat dewa mau mengatakan sesuatu ponselnya bergetar dia lalu mengambil ponselnya dari meja. Setelah membaca notifikasi dari aplikasa pesan tersebut, raut muka Dewa tiba-tiba tegang.
Melihat perubahan itu Vanda dengan hati-hati bertanya..."apakah ada masalah?" Kata Vanda hati-hati.
Menyadari suara Vanda itu Dewa langsung senyum...."oh itu teman saya lagi ada disebuah Club Malam, dia meminta saya menjemputnya, dia mabuk katanya"....sahut Dewa sambil memencet tanda panggil di Hp-nya. "Sebentar saya telepon dulu..." Dewa berdiri lalu berjalan menuju kamarnya.
"Temui saya di Club FT duapuluh menit lagi..." tanpa mendegar jawaban dari pihak lain Dewa mematikan ponselnya lalu memasukan kedalam saku celannya. Dia kemudian mengambil jaket dari Gantungan setelah itu dia keluar kamar.
"Maaf saya tidak bermaksud mengusir kamu...tapi saya mau keluar sebentar...."kamukan masih sakit kenapa tidak suruh temanmu memanggil taxi saja..."potong Vanda.
"Tapi....itu teman saya tidak bawa dompet, saya mau tebus itu..." sahut Dewa membuat Alasan.
"Oke....kalau begitu saya antar kamu, tangan kamu kan belum boleh banyak gerak sekarang. Saya juga belum ngantuk, sekalian saya mau cari udara segar diluar..." sahut Vanda sambil berdiri.
Dewa yang masih berdiri ditempatnya hanya melonggo melihat Vanda yang sudah keluar dari rumahnya. Dia tadi berencana naik motor akhirnya kembali kedalam kamar mengambil kunci mobilnya, kemudian menyambar hodi yang ada ditempat tidurnya. Dewa memakai hodi diluarnya dia memakai jaket kulit tidak lupa dia memakai topi berwarna hitam.
Sementara itu diluar rumah Vanda berdiri didepan Garasi milik Dewa. Disana ada dua motor, satu motor Sport warna Hitam merk Ducati dan satu motor BMW custom lalu ada sebuah mobil nisan GTR terparkir disana.
Disaat Vanda masih asik melihat koleksi kendaraan Dewa, orangnya sudah berdiri dibelakangnya. Dewa yang hendak kekabin pengemudi ditarik tangan oleh Vanda. "Tangan kamu masih sakit, berikan kunci mobilnya.."Vanda mengulurkan tangannya.
Dewa hanya terdiam seperti orang yang habis di hipnotis dia menyerahkan kunci mobilnya kepada Vanda.
Mereka berdua lalu masuk kedalam mobil, dengan Vanda yang ada dibalik kemudi, Dewa diduduk dikursi penumpang disebelahnya.
....em...itu mobilnya manual"...kata Dewa memecahkan situasi yang canggung itu. "Saya tahu..." Balas Vanda.
Dia menyalakan mesin mobil lalu menakan gasnya, setelah beberapa saat kemudian mobil itu mundur dengan lancar. Perlahan mobil itu bergerak keluar dari kompleks perumahan, melaju dijalan raya membelah malam kota Mandar.
Tidak lama mobil nisan GTR tersebut tiba dialun-alun kota. "Ke arah mana?"...suara Vanda memecah kesunyian dan itu berhasil menyadarkan Dewa yang dari tadi sibuk dengan ponselnya. "Ambil kiri ke FT club" jawab Dewa singkat.
"Hey...itu teman kamu itu perempuankan?"...kata Vanda. "Bukan...seorang kakek-kakek...." balas Vanda.
"Orang aneh...."guman Vanda. Sementara Dewa tidak menimpali apa yang Vanda katakan. Dia masih membalas pesan dari Martin tentang pertemuan mereka besok di markas.
Tidak lama kemudian mereka sampai di depan FT club, Vanda memarkir mobilnya. "Kamu tunggu saja disini saya hanya sebentar, kunci pintu mobilnya, tunggu saya keluar..." Dewa kemudian keluar dari dalam mobil menuju FT Club.
Saat Dewa memasuki Club itu sudah mulai terdengar suara musik yang keras dari dalam. Dewa naik kelantai tiga FT Club. Lalu dia memasuki VIP room, didalamnya seorang pria paruh baya duduk disofa sambil memegang gelas minuman ditangannya. "Silahkan masuk, duduklah...." Kata pria itu. Dia tidak lain adalah si Harimau kuning. "Bagaimana lenganmu?" Kata pria itu basa basi.
"Langsung saja..." Dewa lalu mengeluaekan sebuah bungkusan dari sakunya. "Selesaikan sekarang, setelah ini urusan kita selesai" kata Dewa sambil menyerahkan bungkusan itu ke Harimau Kuning. Direktur Agen Rahasia itu menerima bungkusan itu lalu memasukan kesaku jaketnya. Dia lalu mengambil ponsel menghubungi seseorang "selesaikan sisa transfernya sekarang..." Tanpa menunggu jawaban dari pihak lain dia mematikan ponselnya lalu memasukan kembali kedalam sakunya.
Tidak lama ponsel Dewa bergetar, dia lalu membukanya sebuah notifikasi dari sebuah bank masuk ke ponselnya. Dia kemudian berdiri lalu memasukan ponselnya kedalam saku celana. "Ini yang terakhir..." Kata Dewa, kami mau beristirahat sekarang.
"Baiklah....hubungi saya ketika kamu butuh sesuatu..." balas Harimau kuning.
Dewa kemudian bebalik menuju pintu, dia bergegas keluar dari Club itu menuju parkiran.
Dia mengetuk pintu mobilnya, tidak lama pintu mobil terbuka, Dewa masuk kedalam mobil. Setelah Dewa masuk tidak lama mobil itu keluar dari parkiran FT Club.
"Apa kamu pernah menikmati suasana alun-alun Mandara malam hari?" tanya Dewa sambil melihat kearah depan. "Saya jarang keluar rumah....apakah kamu mau mengajak saya?" Sahut Vanda lalu menoleh kearah Dewa. Dewa yang masih melihat jalanan didepannya menjawab tanpa menoleh..."katanya disana malam hari banyak pedagang makanan khas lokal..., ayo kesana saya penasaran juga"...
"Saya Dewa....". "Itu yang kedua kalinya kamu memperkenalkan namamu, kamu narsis juga" kata Vanda sambil tersenyum.
....bukan begitu....kamu selau memanggil saya dengan HEY...saya pikir kamu lupa" jelas Dewa.
"Saya belum terbiasa saja...." ngeles Vanda.