Dia yang memberiku kehidupan.. tapi justru dia sendiri yang menghancurkan hidupku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofi Aprinsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 17
Setelah perdebatan semalam, pagi ini Sinta dan Bagas hanya bertegur sapa seperlunya. Selebihnya saling diam satu sama lain. Sinta sibuk menyiapkan sarapan sementara Bagas sibuk bercanda dengan anak mereka Gabriel. Menunjukan gambar yang semalam belum sempat Bagas lihat. Tidak seperti biasanya yang penuh keceriaan di pagi hari, pagi ini terasa sangat canggung.
“Mas, sarapan nya sudah siap.” Ucapan Sinta tidak dijawab, justru Bagas langsung bergegas merapikan tasnya berpamitan dengan sang anak.
“Gabi sayang, Papa berangkat dulu ya. Sini cium Papa dulu.”
“Lho, Papa ngak sarapan sama kita?”
“Papa ada urusan, jadi sarapannya lain kali ya,” ucap Bagas sambil mencium sang anak dan bergegas mengambil tas serta kunci mobilnya.
“Mas, ngak sarapan dulu?”
Hanya diam, Bagas enggan menjawab pertanyaan sang istri. Entah kenapa situasinya sangat canggung. Anehnya bukankah seharusnya yang marah adalah Sinta, karena telah dibohongi namun kini justru yang marah adalah sang suami sampai-sampai enggan untuk berbicara.
“Mas, aku ngomong sama kamu mas!”
Nada Sinta kian meninggi karena sang suami hanya diam sambil berlalu keluar dari rumah. Membuat anak merekapun bingung dengan kedua orang tuanya.
“Mas!”
Teriakan Sinta tetap saja tidak membuat sang suami berhenti, untuk melajukan mobilnya keluar. Dan saat itu juga pak teguh datang. Ia sempat berpapasan dengan Bagas namun sepertinya Bagas pun tidak peduli.
“Sinta, dimana Gabriel?”
“Paman, Gabriel masih sarapan. Ayo paman ikut sarapan.”
“Paman sudah sarapan. Paman kesini untuk bertemu dengan kesayangan paman.”
Pak Teguh memang sering datang ke kediaman Sinta, selain untuk bertemu Sinta ia juga selalu merindukan si jagoan kecil yang sudah seperti cucu kesayangan sendiri.
“Kakek!” Teriak Gabriel memanggil pak Teguh. Kedekatan Sinta dengan pak Teguh juga membuat sang anak Gabriel juga sangat dekat dengannya. Bahkan sampai memanggilnya kakek.
“Wah wah.. kesayangan kakek. Lanjutkan sarapannya dulu! Setelah ini kakek mau antar Gabi ke sekolah.”
“Hari ini Gabi di antar sana kakek? Yey!”
“Sinta, ada apa dengan pak Bagas? Sepertinya terjadi sesuatu padanya.”
“Kami sedang ada masalah kecil paman.”
“Ada apa? Sejak kecil, jika ada sesuatu kamu selalu cerita kepada Paman. Sekarang kalau kau memang ingin cerita, Paman siap mendengarkan.”
“Paman, aku tidak tahu apakah aku berlebihan atau tidak. Tapi aku merasa mas Bagas mulai berubah. Bahkan kemaren mas Bagas berbohong kepadaku.”
“Bagas! Sejak awal aku tahu kau mendekati Sinta, Akulah orang yang paling menentangmu melebihi kedua orang tua Sinta. Karena aku lebih tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Sekarang, yang aku takutkan mulai terjadi,” batin Pak Teguh.
“Karena wanita bernama Sofi?”
“Paman tahu?”
“Yaa. Hanya tau sekilas, tidak terlalu mengenalnya,” bohong pak Teguh. Sebenarnya ia tahu persis Siapa Sofi. Bahkan fakta jika dia adalah mantan kekasih dari Bagas ia tahu semua. Tapi, ia pura-pura tidak tahu agar Sinta tidak bertanya lebih tentang pengetahuan nya.
“Kemaren mereka ke makam ibunya Sofi, tapi mas Bagas tidak jujur paman. Dia mencoba menutupinya dariku.”
“Paman pikir jika hanya ke makam tidak masalah. Tapi jika kamu merasa khawatir tentang wanita itu paman bisa mengurusnya untukmu.”
“Paman. Apa maksud paman mengurusnya?”
“Sinta, sejak kecil Paman ini sudah di tugaskan oleh ayahmu untuk melindungimu. Jadi apapun yang bisa membahayakanmu atau menyakitimu, paman bisa singkirkan.”
Sinta paham. Ia sangat paham apa yang paman nya maksud. Sejak kecil paman nya ini sangatlah menyayanginya. Selalu ada untuk melindungi, dan membuat hidupnya lebih mudah. Bahkan mungkin, dirinya rela mengorbankan nyawanya sendiri untuk Sinta. Seperti peristiwa kecelakaan sepuluh tahun yang lalu contohnya. Saat Sinta tidak sengaja menabrak seorang wanita paruh baya hingga meninggal di tempat. Semuanya dapat di bereskan oleh sang paman. Bahkan tidak pernah ada orang ataupun polisi sekalipun yang tahu tentang peristiwa itu. Selain Sinta dan keluarga, serta Pak Teguh itu sendiri. Tapi meskipun pak Teguh seorang yang sangat baik kepada Sinta dan keluarga, Pak Teguh tetaplah seorang pemimpin gengster yang kejam. Pak Teguh mampu memperlakukan musuhnya dengan sangat kejam bahkan mungkin menghilangkan nyawa orang-orang yang mengganggu keluarganya. Hingga ia takut jika paman nya ini bertindak gegabah terhadap Sofi.
“Paman jangan! tolong jangan ikut campur urusanku dengan mas Bagas ataupun Sofi. Aku bisa menangani nya sendiri.”
“Paman hanya bisa patuh dengan apa yang kamu inginkan. Bahkan kamu melarang paman menyentuh Bimo juga sudah paman lakukan. Sekarang paman di larang menyingkirkan Sofi juga akan paman lakukan.”
“Terima kasih paman. Aku tahu paman sangat ingin melindungiku, tapi aku bisa menanganinya sendiri.”
“Baiklah.”
“Kakek Gabi sudah selesai. Ayo kita berangkat!”
———————
“Mas, boleh aku masuk?”
Sofi mengetuk pintu, lantas menyelonong masuk ke ruangan Bosnya untuk memberinya secangkir kopi. Ia ingin mencari tahu kejadian semalam karena ia yakin, ada masalah antara Bagas dan istrinya semalam. Karena sesaat setelah dirinya mengirim pesan kepada Bagas, tak berselang lama akun instagram Bagas meng un-follow akun instagram miliknya. Di tambah pesanya yang hanya di baca tanpa mendapat balasan seperti biasanya.
“Sepertinya mas sangat kesal pagi ini. Ada apa mas?”
“Mas ingin sendiri. Jadi tolong keluar dari ruangan mas!” Perintah Bagas dengan wajah kesalnya.
“Mas, aku tahu mas lagi kesal. Mas pasti bertengkar ya sama mbak Sinta? Aku juga tahu itu pasti karena aku kan? Maafkan aku ya mas, gara-gara aku mas sama mbak Sinta jadi bertengkar.”
“Sofi, mas tidak ingin membahasnya. Tolong tinggalkan mas sendiri.”
“Baik mas. Jika mas tidak ingin berbagi masalah denganku, aku akan keluar. Tapi aku tahu pasti mas belum sarapan kan, jadi mas minum kopinya aku akan ambilkan mas roti gandum untuk sarapan.”
“Tunggu! Maksud mas, mas tidak ingin makan pagi ini. Mas tidak berselera.”
“Baiklah mas, kita bisa makan siang lebih awal nanti siang. Tapi sekarang, mas cerita sama aku. Apa yang terjadi? Siapa tahu aku bisa bantu.”
“Sinta tahu kita pergi ke makam bersama,” ucap Bagas singkat.
“Yes! Mas Bagas mulai percaya sama aku. Ini awal yang bagus untuk aku bisa memanfaatkan pertengkaran mereka dan mengambil perhatian nya,” ucap sofi dalam hati.
“Lalu, apa mas sudah menjelaskan baik-baik kepada mbak sinta mas?”
“Aku coba jelaskan kepadanya, tapi seolah dia tidak percaya. Padahal mas berbohong karena tidak ingin menyakiti hatinya. Tapi justru mas di tuduh yang tidak mas lakukan.”
“Mas, terkadang niat kita tidak bisa di terima dengan baik oleh orang lain. Tapi mas, mbak Sinta mungkin cemburu. Dia cemburu karena mas perginya sama aku. Itu sebabnya mbak sinta marah. Jadi mas, mending mas coba bicara baik-baik lagi sama mbak Sinta. Jelaskan yang sebenarnya terjadi. Atau aku yang harus menjelaskan langsung sama mbak Sinta?”
“Tidak perlu. Mas coba bicara dulu sama sinta. Tapi mas tidak yakin Sinta mau memaafkan mas atau tidak.”
“Pasti mau mas. Coba mas belikan mbak sinta bunga atau hadiah sebagai permintaan maaf. Datangi dan jelaskan kesalahpahaman kalian baik-baik. Aku yakin mbak sinta akan luluh mas.“
“Begitukah?”
“Tentunya mas. Karena aku juga seorang wanita jadi aku paham apa yang membuat hatiku luluh.”
“Terimakasih Sofi, kamu memang sangat mengerti mas. Kamu wanita yang baik.”
“Sama-sama mas, pokoknya kalau mas lagi ada masalah jangan sungkan berbagi denganku. Siapa tahu aku bisa membantu.”
“Baiklah.”
Rencana yang bagus. Niat Sofi untuk merebut hati Bagas perlahan-lahan berjalan dengan lancar. Bagas mulai menaruh kepercayaan pada mantan kekasihnya tersebut. Itu artinya semakin mudah untuk menghancurkan hubungan keluarga Bagas dan juga Sinta.
Si shinta bloon, si bagas pilnplan
jangan lupa mampir juga di novel aku
" bertahan luka"
Terima kasih