Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aldi dan Lauren
Kebahagian keluarga kecil Aldi bertambah , karena saat ini Lauren sedang mengandung buah cinta mereka.
Usia kandungan Lauren sudah menginjak 3 bulan, tetapi Bu Mia biasa saja bahkan tidak menunjukan raut bahagia nya.
Lauren memutuskan untuk tinggal di kediaman nya, karena ia tidak tenang saat Aldi bekerja.
Entah kenapa pikirannya selalu saja buruk tentang Ibu mertua nya.
"Sayang" panggil Lauren pada Aldi.
"Kenapa?" tanya Aldi bangun dari tidurannya.
"Aku ingin makan nasi goreng yang ada di taman komplek ini" jawab Lauren dengan menahan air liur nya
"Ngidam?" tanya Aldi dengan terkekeh.
Lauren langsung mengangguk dengan antusias, lalu mereka bersiap pergi ke taman.
Mereka turun dengan bergandengan tangan.
"Mau kemana malam-malam begini?" tanya Ayah Lauren.
"Ke Taman komplek depan yah, nih bumil lagi ngidam pengen nasi goreng" jawab Aldi tersenyum.
"Ohh yaudah hati-hati" ucap Ayah Lauren.
Aldi dan Lauren menganggukan kepala dengan serempak, lalu mereka berjalan ke arah mobil Aldi.
Ayah Lauren menghampiri sang Istri yang sedang menonton tv.
"Kenapa, Bun?" tanya Ayah Lauren.
"Aku hanya kurang suka dengan sikap Aldi dulu pada Istri pertama nya, begitupun dengan kelakuan Putri kita. Dan sekarang Ibu Aldi sangat sombong dan angkuh" jawab Bunda Lauren.
"Ya, Ayah juga kecewa dengan kelakuan Putri kita, tapi mereka sudah minta maaf pada mantan istri Aldi. Ya, aku juga sangat kecewa dengan tingkah mertua Lauren" ucap Ayah Lauren dengan helaan nafas.
"Makanya sebisa mungkin mereka tetap disini karena aku takut Lauren akan kebawa tingkah nya" balas Bunda Lauren.
"Iyaa Ayah ngerti, Bun" ucap Ayah Lauren menenangkan sang Istri.
Hingga tak lama kemudian, Lauren dan Aldi pulang dengan membawa kantong keresek yang berisi makanan.
Lauren membeli untuk Ayah dan Bunda nya, terus ia juga membeli makanan lain lagi untuk nya.
"Yaampun Bun, lihatlah Bumil ini" ucap Ayah terkekeh.
"Ayahhhhh" rengek Lauren dengan malu.
"Iya-iya gak papa sana makan yang banyak" ucap Ayah dengan mengulum senyum.
"Ck, Ayah ini" kesal Lauren dengan pergi ke arah dapur.
Aldi tersenyum melihat kelakuan Lauren yang seperti anak kecil. Tetapi ia juga merasa bahagia jika Lauren sudah manja pada nya.
"Ayah, Bunda, aku ke dapur dulu" pamit Aldi.
"Iyaa ,Nak" balas Bunda.
***
Sedangkan di kediaman Wijaya, Bu Mia sedang mengamuk karena Aldi tidak pernah datang kesana setelah pindah.
"Ayah, suruh mereka kesini dong. Bunda rindu pada mereka" ucap Bu Mia dengan merengek.
"Iyaaa, besok Ayah akan ajak Aldi dan Lauren kemari" balas Bram dengan menghela nafas.
Lalu ia memilih untuk ke ruang kerja nya, ia sudah lelah dengan tingkah istri nya yang semakin hari semakin menjadi.
"Kenapa kamu jadi seperti ini, Bun" gumam Bram dengan memejamkan mata nya.
"Apa aku harus pensiun dan menyerahkan semua nya pada Adik dan Putra ku, lalu aku membawa mu ke Desa agar kau bisa sederhana kembali" gumam nya lagi.
"Tapi aku takut kau akan melukai para Adik Ipar ku" gumam Bram kembali dengan frustasi.
Bram lalu mengerjakan beberapa berkas yang memang ia sengaja bawa ke Rumah.
Hingga sampai larut malam dia baru menyelesaikan pekerjaannya.
Bram masuk dengan muka lelah nya, ia melihat kamar yang sudah berantakan dengan belanjaan sang Istri.
"Lama-lama aku bangkrut" lirih Bram dengan mengusap wajah nya kasar.
"Kau membuatku gila, Mia" geram Bram dengan tangan mengepal.
Lalu ia memilih keluar lagi dan akan tidur di kamar Aldi. Ia merasa sangat marah dengan kelakuan sang Istri, tapi ia tidak bisa apa-apa.
-Wijaya Group
Pagi-pagi sekali Bram sudah berada di perusahaan, bahkan ia memilih sarapan disana.
Aldi datang dengan mengeryitkan dahi saat melihat Ayah nya yang sudah ada disana.
"Ayah, tumben datang pagi sekali?" tanya Aldi dengan mendudukan bokong nya di sofa.
"Tidak apa, Nak. Ayah hanya sedang banyak kerjaan saja" jawab Bram dengan tersenyum.
"Oh iya nanti malam datanglah ke Rumah, kita makan malam bersama" ajak Bram
"Aku dan Lauren memang akan kesana Ayah, kami akan menginap disana selama beberapa hari" balas Aldi tersenyum.
"Yasudah kalau begitu" ucap Bram.
Aldi lalu bangkit dari duduk nya dan pamit pada sang Ayah, ia akan masuk ke ruangan nya sendiri.
"Seperti nya Ayah sedang banyak masalah" gumam Aldi lirih.
"Apa Bunda membuat ulah kembali, ya" gumam nya kembali sambil duduk di kursi kerja nya.
Aldi memilih melupakan masalah Ayah nya, ia akan fokus bekerja terlebih dulu.
Aldi memang masih menjadi bawahan dan belum sepenuhnya menjadi CEO disana, karena sang Ayah yang masih aktif tetapi Aldi tidak begitu keberatan.
***
Malam hari nya, Aldi dan Lauren dalam perjalanan ke Rumah Orangtua Aldi.
Mereka akan menginap mungkin selama 3 hari disana.
"Kenapa dengan perasaanku ya" batin Lauren dengan mengusap perut nya yang sudah menonjol.
Aldi mengusap lengan Lauren dengan lembut, ia tahu bahwa sang Istri sedang resah.
"Apa ada yang mengganggu pikiran mu, sayang?" tanya Aldi lembut.
"Gak Mas, tapi entah kenapa perasaan ku jadi gak enak ya" jawab Lauren dengan helaan nafas kasar.
"Gak akan terjadi apa-apa sayang, tenang ya" ucap Aldi dengan mengusap lembut kepala Lauren.
Lauren hanya menganggukan kepala, tetapi pikiran dan hati nya entah kenapa merasa sangat tak enak.
Sesampai nya disana, mereka langsung keluar dari mobil.
Aldi memeluk pinggang sang Istri dan langsung membawa nya masuk.
"Tuan, Nona , kalian sudah di tunggu di ruang makan" ucap Bibi
"Makasih, Bi" balas Aldi dan Lauren.
Lalu langkah mereka segera menuju ruang makan, disana sudah ada Bunda dan Ayah nya yang sudah menunggu.
"Selamat malam Ayah, Bunda" sapa Aldi dan Lauren bersama.
Lalu Lauren menyalami Ayah dan Bunda dari Aldi, setelah itu ia duduk di samping Aldi.
"Ayo kita mulai" ucap Ayah Bram.
Lauren mengambilkan makanan untuk sang Suami, setelah itu ia mengambil untuk diri nya sendiri.
Saat akan duduk ia melihat Ayah mertua nya mengambil makanan sendiri, sedangkan sang Bunda nya sudah makan duluan.
"Biar Lauren yang ambilin ya, Ayah" ucap Lauren lembut.
"Terimakasih, Nak" balas Bram tersenyum.
Aldi menatap sang Istri dengan tersenyum, ia belum memulai makannya karena menunggu sang Istri.
"Aldi, ayo makan" ucap Bu Mia
"Nanti Bun, nunggu Lau" balas Aldi
"Biarin saja, makan saja duluan" ucap Bu Mia santai.
Aldi menggelengkan kepala nya , ia tetap akan makan bersama dengan Istri dan Ayah nya.
Lauren lalu duduk setelah mengambilkan makanan untuk sang Ayah mertua, setelah itu mereka langsung saja makan malam.
Lauren menatap Bu Mia dengan heran, tidak biasa nya dia berprilaku seperti itu pada Ayah mertua nya.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat