NovelToon NovelToon
MY NAME IS QUIN

MY NAME IS QUIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pansy Miracle

Quinevere King Neutron, putri Nathan Ace Neutron bersama dengan Clementine Elouise King, kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis dengan kepribadian yang kuat. Tak hanya menjadi putri seorang mantan mafia, tapi ia juga menjadi cucu angkat dari mafia bernama Bone. Hidup yang lebih dari cukup, tak membuatnya sombong, justru ia hidup mandiri dengan menyembunyikan asal usulnya. Quin tak pernah takut apapun karena ia sudah banyak belajar dari pengalaman kedua orang tuanya. Ia tak ingin menjadi pribadi yang lemah, apalagi lemah hanya karena cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PERGILAH!

“Re,” Quin menggenggam tangan sahabatnya yang kini mulai bergerak perlahan. Sejak selesai operasi, Quin terus berdoa agar Rea segera sadar, karena itu tanda bahwa sahabatnya akan baik-baik saja.

Setelah mendapatkan observasi selama satu kali dua puluh empat jam, operasi Rea pun dinyatakan berhasil dan tak ada komplikasi di dalam tubuhnya. Untung saja tak ada organ vital yang terkena, meskipun tusukan itu cukup dalam.

“Satu tusukan mengenai sedikit lapisan luar rahim, tapi tak mengapa karena sudah bisa diatasi dan untuk ke depannya tak akan bermasalah,” kata dokter yang mengoperasi Rea.

Quin akan semakin merasa bersalah jika rahim Rea terkena tusukan dan membuatnya … tidak! Quin tak ingin memikirkan hal itu. Takut? Ya, ia sungguh takut jika itu benar-benar terjadi. Sahabatnya itu akan terpuruk, bahkan mungkin hubungan mereka berdua tak akan lagi sama. Rea akan membencinya, sementara Quin akan dilanda rasa bersalah seumur hidupnya.

Quin segera menekan tombol yang berada di samping brankar, agar dokter dan perawat segera datang untuk memeriksa keadaan Rea.

Rea mengerjapkan matanya perlahan, ketika cahaya seakan menembus kornea matanya. Sulit sekali rasanya untuk membuka mata karena masih ada rasa kantuk yang mengikutinya.

“Tunggu sebentar, Re. Dokter segera datang,” kata Quin yang masih menggenggam tangan Rea, lalu menepuknya perlahan.

“Quin …,” Rea berusaha berbicara, tapi tenggorokannya terasa begitu kering.

Tak berselang lama, seorang dokter dan perawat pun masuk ke dalam ruangan. Quin pun memundurkan tubuhnya, memberi jarak dengan brankar yang ditempati Rea, sehingga dokter bisa melakukan pemeriksaan pada Rea dengan lebih leluasa.

Dokter berkacamata tersebut tampak melihat ke arah Quin sebelum akhirnya ia fokus memeriksa keadaan pasien yang ada di hadapannya. Bekerja secara profesional, itulah yang selalu ia tanamkan di dalam hati dan pikirannya.

Setelah menurunkan stetoskopnya lalu memasukkannya ke dalam saku sneli-nya, dokter tersebut mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Quin.

“Semuanya sudah baik dan lukanya juga sudah mulai mengering, hanya tinggal proses pemulihan saja. Hanya harus dijaga agar ia tak terlalu banyak beraktivitas yang berat karena itu akan menghambat proses pemulihannya,” ujar Dokter tersebut, “lusa, pasien sudah boleh pulang dan beristirahat di rumah.”

“Baik, Dok,” Quin menatap dokter tersebut dan melihat sorot matanya, seakan ia pernah bertemu, tapi ntah di mana. Dokter tersebut mengenakan masker, hingga Quin tak bisa mengenalinya.

Setelah dokter dan perawat itu keluar dari ruangan, Quin kembali ke sisi brankar Rea. Tanpa Quin ketahui bahwa untuk sekali lagi dokter berkacamata tersebut memperhatikannya. Sementara Rea yang melihat Quin melangkah ke arahnya pun tersenyum tipis.

“Maaf, aku merepotkanmu,” kata Rea.

“Hei, jangan terlalu banyak bicara dulu. Kamu tak merepotkan sama sekali, Re. Justru aku yang harus minta maaf atas semua yang terjadi. Kamu menolongku dan justru berakibat buruk untukmu,” kata Quin yang memang merasa bersalah.

Lagi dan lagi Rea tersenyum, “Aku lebih baik kehilangan nyawaku daripada kehilangan sahabat sepertimu, Quin. Kalau bukan karena dirimu, untuk siapa lagi aku hidup.”

Deghhh

“Stop,” Quin menggenggam erat tangan Rea kemudian menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa ia tak suka dengan apa yang dikatakan oleh Rea, “Jangan katakan hal seperti itu, kamu membuatku takut.”

Rea kembali tersenyum, “tapi apa yang kukatakan benar. Aku bisa hidup karena ada dirimu di sisiku.”

“Keluargamu?” Akhirnya Quin memberanikan diri bertanya tentang keluarga Rea, setelah sekian lama mereka bersahabat.

Rea menggelengkan kepalanya, “Aku tak punya siapa-siapa lagi, Quin.”

Quin pun memeluk Rea yang tengah berbaring, “Aku akan selalu menjadi saudaraku. Ingatlah akan hal itu.”

Rea kembali tersenyum, “terima kasih, Quin.”

Quin membantu Rea untuk makan dan minum. Ia berusaha menjadi berguna untuk sahabatnya itu.

“Quin, apa tak sebaiknya aku pindah kamar? Ini terlihat mahal dan … sepertinya akan sulit untuk membayarnya,” kata Rea sambil memperhatikan seisi ruang perawatan tersebut.

“Sudah kukatakan kamu tak perlu memikirkan apa-apa, yang penting kamu sembuh seperti sedia kala,” ujar Quin.

“Setelah kamu sembuh, ikutlah bersamaku,” lanjut Quin, “Kita akan selalu bersama-sama.”

“Apa maksudmu, Quin?” tanya Rea.

“Ikut aku ke Oxford, kita belajar bersama di sana,” jawab Quin.

“Tapi …”

Setelah perbincangan keduanya, Rea pun beristirahat. Itu merupakan efek samping dari obat yang diminum oleh Rea.

Quin pun keluar dari ruang perawatan tersebut untuk mencari makanan karena perutnya sudah berteriak minta untuk diisi.

***

“Fox, seperti yang kamu perkirakan, ini adalah ulah mereka,” kata Steve sambil membawa beberapa map yang menjadi bukti dari pencarian mereka.

“Kamu tahu apa yang harus kita lakukan, bukan?” ujar Fox.

“Hmm …,” Steve menganggukkan kepalanya.

Setelahnya ia segera berlalu dari sana dan mempersiapkan semua. Fox yang merasa kepalanya begitu penuh, melangkah keluar dari ruang perawatan Grandma Stella. Ia membutuhkan udara segar dan mungkin segelas kopi hangat. Ia meminta dua orang kepercayaannya untuk menjaga di depan pintu ruang rawat, tak ingin hal buruk terjadi. Grandma Stella pun baru saja tertidur.

“Jangan biarkan siapa pun masuk, kecuali Dokter Gerald,” pesan Fox pada kedua pengawal tersebut.

“Baik, Tuan.”

Langkah kaki Fox membawanya menyusuri koridor rumah sakit, kemudian berbelok ke arah taman. Sepi, karena suasana rumah sakit sudah lebih lengang dan jam besuk pun sudah lama berakhir. Namun, ia merasa tak tenang kala merasakan bahwa ada beberapa pasang mata yang sepertinya kini tengah mengawasinya.

Fox menghentikan langkahnya sesaat, kemudian mengangkat tangannya. Ia berpura-pura merentangkan tangannya seakan sedang me-relaks-kan tubuhnya. Namun matanya mencoba mengawasi ke segala arah, siapa tahu ia menangkap sesuatu yang mencurigakan.

“Fox!”

Fox menoleh saat mendengar ada seseorang memanggil namanya.

“Quin,” gumamnya perlahan.

Telinga Fox menangkap suara di balik pepohonan, membuatnya waspada. Ia tak ingin Quin dekat dengannya, apalagi sampai terluka seperti Grandma Stella.

“Pergilah! Menjauh dariku,” kata Fox sambil menatap tajam ke arah Quin

🌹🌹🌹

1
cowettttttt
Quin kaya orang sawan lama2 punya power tp g d pake...fox keliatan sangat ga punya power masih kecolongan dan belum berhasil sudah bertahun2 upaya bls dendam
cowettttttt
Quin ini lemah atau bagaiman masa cuma sekali mukul si Elon trs malah diam aja sisa nya...trs g jujur jg bahwa ibu ny meminta hbgn mereka bubar biar klrga Meraka rusuh..malah diam saja
Arbaati
ditunggu next nya Thor
Arbaati
wah cari mati si Elon
Rini
fox
Arbaati
grubyaaak...nggeblak gak bangun" Mak anyet wkwkwk....
millie ❣
gak masuk UGD loe mak lampir liat siapa queen wkwkwkwk
Rini
nah lo kejang nga tu
millie ❣
lama g up yg semangat thor
Rini
👍👍
Arbaati
lanjut Thor udah tak kasih vote
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc

Izin ya
Pansy: Thank you so much Kak 🙏🏻❤️
total 2 replies
Inez Putri
kurasa fox bukan org sembarang. ada rahsia di diri fox? pensran q
Rini
sombong mu Bu , ati2 Lo jantungan 😂
Arbaati
next tour
millie ❣
Gw yakin itu fox deh rajin up y thor 😊
Rini
fox kah
Rini
fox misterius juga
Rini
fox dimana
millie ❣
Ayo queen tunjukan powermu donk ama org yg uda ngebela loe 😌
Rini
bertindak buat temanmu queen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!