Diharapkan bijak dalam memilih bacaaan
Rosaline Malorie adalah seorang wanita sederhana, tidak suka pakaian terbuka, cantik, rendah hati, tapi selalu diabaikan oleh kedua orang tuanya. Dalam hidupnya tidak sekalipun mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan kakak satu- satunya, bahkan dijadikan jaminan untuk mempertahankan perusahaan ayah yang tidak mengangapnya.
Tapi semua penderitaan Rosaline berubah, ketika dia secara tak sengaja bertemu dengan seorang CEO dari perusahaan terkenal di Spanyol dan termasuk jajaran orang terkaya di Eropa. Pria itu mengklaim bahwa Rosaline adalah wanitanya.
Rhadika Browns adalah seorang CEO berkedok Mafia. Jarang orang yang mengetahui wajah dari ketua Black Sky ini.
Bagaimana kisah pertemuan mereka?
Apakah Rosaline besedia menjadi milik Rhadika, dan menjalani takdir yang mempermainkannya ketika masa lalu pria itu muncul kembali?
Apa alasan Adijaya selalu mengabaikan Rosaline?
So,Yuk kita baca selanjutnya di cerita Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon The Winner Purba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Flashback
"Melvin, aku akan pulang."
"Baik Nona." Melvin juga bersiap untuk menemani nonanya untuk pulang ke apartemen. Mereka tidak dalam satu mobil.
Felice paling tidak suka jika ada pengawal yang mengikuti kemanapun dia pergi. Dia akan mengizinkan pengawal bayangan dari jarak jauh. Melvin akan mengambil jarak jauh darinya. Itu aturan utama pengawalnya.
Disisi lain, 200 meter dari posisi mobil Felice ada satu mobil yang mengintai pergerakan Felice. "Target sudah bergerak, segera menuju titik temu," ucap salah satu pengintai itu.
Felice merasakan ada seseorang yang memperhatikannya. Meskipun tidak sekuat insting kakaknya, tapi dia tetap merasakan ada yang menargetkannya. Sedangkan Melvin masih diruangan VVIP mendengar laporan perkembangan bar dari manajer bar ini. Dia akan bergerak setelah 10 menit Felice berangkat.
Felice mulai mengemudikan mobilnya. Ada dua mobil yang selalu berada dibelakangnya. Dia mulai curiga, tapi satu mobil melewatinya. Kecurigaannya berkurang. Namun, ketika dijalan sepi mobil didepannya mengurangi kecepatan dan merapat ke mobilnya.
Mobil itu mulai menabrak mobil Felice dari samping. Begitu juga mobil yang ada dibelakangnya. Mobil itu berada disebelah kanan mobil Felice.
Bruk...Bruk...
Mobil sebelah kanan beradu memukul mobil Felice. "Sial, siapa mereka. Sepertinya identitas ku mulai terbongkar." Dia meraih ponselnya ditengah ketegangan yang terjadi.
Bruk...Bruk
Mobil sebelah kiri mulai brutal.
"Sial, ahh bagaimana ini?" Ponsel Feli terjatuh dari tangannya. "Melvin, cepatlah!" harap Felice dalam hati. Hanya Melvin yang bisa diharapkan oleh Felice saat ini.
Kedua mobil semakin brutal. Felice dapat melihat jelas. Didepan sana ada sebuah mobil yang parkir ditengah jalan. Saat kedua mobil yang menabraknya, menghimpit mobil yang dikendarai. Felice menginjak rem sekitar 100 meter dari mobil yang terparkir di depan sana.
Ckit...
Suara ban yang memaksa untuk berhenti beradu dengan aspal terdengar memekik telinga. Felice membentangkan mobilnya dijalanan. Begitu juga dengan dua mobil yang menghimpit mobil terbentang didepan.
Felice mengambil pistol dari dashboard mobil. Meskipun dia tidak terlalu mahir, setidaknya sebagai adik dari seorang mafia dia harus bisa menggunakan pistol.
Para bandit berpakaian hitam mulai keluar dari mobilnya. Mereka memegang pistol. Sepertinya mereka orang terlatih. Mereka memiliki pakaian sama dan berwarna hitam.
Feli membuka pintunya dan mulai menembak. Dia bersembunyi dibelakang mobil.
Dor Dor Dor
Feli mulai memuntahkan timah panasnya. Satu orang kena tembakan Feli, tapi tidak terlalu fatal. Hanya mengenai kakinya saja.
Pertarungan semakin panas ketika lawan juga memuntahkan timah panas dari pistol masing-masing.
"Sial, Melvin kamu dimana sialan." Felice semakin kesal. Jika ini adalah hari kematiannya, ini adalah sebuah kesialan. Dia belum pulang ke tempat kelahirannya menjenguk kakaknya.
Dor Dor Dor
Lawan Felice semakin gencar menembak kearah mobilnya. Felice mulai membidik dan Dor. Satu orang bandit itu terjatuh ke tanah karena tepat dijantungnya, peluru Feli bersarang.
Mereka berjumlah 10 orang. 1 mati, tapi ada satu orang yang berjalan mengendap-endap dari arah samping menuju sebuah pohon agak jauh dari Feli. Dari sana terlihat jelas aktivitas Feli. Sedangkan wanita yang diserang itu tidak melihat aktivitas musuh satu itu. Dia hanya fokus membidik lawannya.
"Sial, puluruku tinggal dua lagi. Mereka masih berjumlah banyak. Saat Feli akan menembak, ada sebuah mobil yang mendekat. Melvin turun bersama dengan pengawal bayangan milik Rhadika dan paman Zevano. Mereka ada 3 orang
"Sialan, kenapa lama sekali hah?"
"Maaf Nona, kami dibelakang sana membereskan beberapa orang."
"Mereka datang dari dua arah nona. Nona bersama saya dibelakang. Kalian berdua urus empat orang yang disana!"
"Bergerak! Nona harus tetap berada dibelakang saya!" Mereka mulai bergerak. 100 meter dari tempat keributan itu, ada wanita yang mulai merasa kesal karena melihat anak buahnya mulai tumbang satu persatu.
Saat Felice membantu Melvin, ada suara tembakan dari arah berbeda.
Dor
Satu tembakan meleset ke arah Felice.
"Shi*t." Melvin langsung menembak pria yang bersiap menembak Feli kedua kalinya.
"Bertahanlah Nona, tekan perut Nona yang tertembak!" Melvin membuka jasnya, menggulung dan mengarahkan ke perut Felice.
"Tekan Nona, meskipun sakit, setidaknya bisa mengurangi pengeluaran darah.
Feli tidak sanggup lagi menjawab perintah pengawal pribadinya. Tangannya mulai lemah, tapi dia tetap menekan perutnya dan mempertahankan kesadarannya.
Melvin dan pengawalnya semakin brutal membunuh musuhnya. Satu menit setelah Feli tertembak, mereka menang. Sebelumnya Melvin tidak berani mendekat ke arah musuh karena takut meninggalkan nonanya.
Jauh disana, melihat anak buahnya mulai tumbang, wanita itu mulai menyalakan mobilnya. Dia senang, setidaknya wanita itu terluka. Tapi kesenangannya itu hanya berlangsung sebentar. Saat mulai melaju beberapa tembakan meleset kearah bannya.
"Kamu urus orang itu. Bawa ke markas!
Dan kamu cepat buka mobil dan mengemudi!"
Dia harus menyiapkan mental akan amukan tuannya. Bagaimanapun juga dia adalah utusan khusus tuannya.
Melvin menggendong Felice dan masuk ke mobil. "Cepat, kecepatan penuh. Terobos lampu merah!" Melvin tetap tenang. Dia harus bersikap tenang didepan nonannya.
"Bertahanlah Nona, sebentar lagi kita kan sampai." Tidak ada jawaban dari Felice, hanya wajah kesakitan yang dapat dilihat oleh Melvin.
Saat tiba dirumah sakit, Felice merasa hari langsung gelap. Dia mulai menutup mata secara perlahan. Melvin mulai panik dia berteriak memanggil perawat rumah sakit.
"Cepat! Tangani nona ini
Jika sesuatu terjadi akan kuratakan rumah sakit ini."
Para perawat mulai bergerak. Mereka ketakutan melihat wajah menyeramkan Max. Feli harus dioperasi karena peluru mengenai ususnya. 3 jam operasi berjalan. Dokter keluar dari ruangan operasi.
Max bergegas dari duduknya.
"Bagaiman? Apa operasinya berjalan lancar?"
Dokter terdiam sebentar. Jelas itu memicu emosi Melvin.
Melvin menarik kerah dokter pria itu.
"Apa yang terjadi s*ialan?"
#Flashback End
Quote untukmu"
"Semoga kamu menerima kabar baik tentang sesuatu yang telah kamu tunggu dengan sabar💪"
Semoga aku juga dapat kabar baik dari para readers 🤩