Kesalahan yang terjadi pada dua manusia yang saling mencintai. Hubungan keduanya yang sudah tidak direstui. Mungkin karena tidak memiliki status sosial yang setara. Alina hanya gadis biasa yang duduk di bangku SMA dan menggunakan beasiswa dan sementara Fathan anak seorang pengusaha kaya raya dan juga seorang ibu yang bekerja dalam dunia entertainment.
Fathan dan Alina terjebak dalam hubungan gairah yang akhirnya menjadi skandal dan siapa yang dirugikan dalam hal itu.
Alina harus menerima nasibnya yang masih duduk di bangku SMA dan mengandung akibat kesalahan fatal yang dia lakukan bersama dengan kakak kelasnya yang juga menjadi pacarnya.
Karena hubungan yang tidak direstui itu yang ternyata membawa Fathan pergi dari Alina.
Bagaimana Alina menjalani kehidupannya dengan janin yang ada di dalam kandungannya.
Lalu apakah mereka dipertemukan kembali?
Jangan lupa untuk mengikuti cerita Saya dari awal sampai akhir dan follow akun Instagram saya .
ainunnharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonecis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Teringat Masa Lalu.
Alina memberhentikan mobilnya di pinggir danau sebelum menemui Monica memberikan laporan atas pekerjaannya yang gagal.
"Argggghhh sial!" umpatnya begitu kesal dengan emosi yang menggebu-gebu.
"Kenapa aku bisa berurusan dengan laki-laki banci seperti itu. Apa aku harus membujuknya sampai harus berlutut. Dia pikir siapa dia, benar kata, Bu Monica, dia hanya aktris yang baru saja naik dan lihatlah sudah bertingkah," ucapnya dengan kesal.
"Jika dia ingin sukses seharusnya dia itu profesional dan bukan malah pilih-pilih mau mengambil peran apa. Memang dasar anak manja," Alina terus saja mengoceh dengan penuh amarah yang benar-benar sangat gedek dengan Andreas.
Alina masih mengingat bagaimana pertemuan dia dengan pria yang bernama Andreas. Jika bukan karena tugas yang dia dapatkan dari Monica, Alina pasti tidak akan sudi menemui pria itu.
"Aku tidak berhasil menjalankan tugasku dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Bu Monica pasti akan memarahiku. Dia saja tidak bisa membujuk aktris itu dan maka dari itu melempar pekerjaan memuakkan ini kepada ku," ucapnya dengan memijat kepala yang semakin stres.
"Lalu bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Aku akan terus di tagih untuk hal bodoh ini dan lama-lama pekerjaanku tidak ada yang beres akibat aktris sialan itu," Alina benar-benar sangat frustasi dengan masalah yang dia hadapi.
Alina menghela nafas, menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan. Pandangan mata Alina yang tiba-tiba melihat ke arah danau dan tampak ada beberapa siswa yang memakai seragam SMA yang sangat mencuri pandangan Alina.
"Apa yang mereka lakukan," gumamnya ketika melihat salah satu murid yang tampak berlutut diantara dua siswa yang berdiri itu.
"Ini tidak beres, anak-anak ini benar-benar,"ucapnya yang langsung buru-buru keluar dari mobilnya.
"Hey apa yang kalian lakukan!" teriak Alina pada dua siswa tersebut yang mengambil kacamata siswa yang berlutut itu.
"Kalian bully ya!" teriaknya. 2 anak SMA yang petangtang- petenteng itu terlihat ketakutan dan langsung berlari dan melempar kacamata siswi yang tampak lugu itu.
"Hey mau kemana kalian!" teriak Alina yang menghampiri tempat kejadian.
"Awas ya, kalian kalau sampai membully dia lagi, saya akan laporkan kepada ke sekolah kalian agar kalian di keluarkan!" teriak Alina marah-marah pada dua murid tersebut yang sudah terlihat semakin jauh.
Alina masih sangat begitu kesal yang langsung mengambil kacamata tersebut dan memakaikan kepada gadis cupu dengan rambut kelabang dua itu dan Alina juga membantu gadis itu berdiri yang tampak kesulitan melihat.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Alina membuat tersebut menganggukkan kepala. Dia baru bisa lihat wanita yang sejak tadi mengoceh itu setelah memakai kacamatanya.
"Terima kasih, Kakak sudah membantu saya," ucap wanita cupu itu.
"Sama-sama, lain kali kamu harus hati-hati dan jangan mau ditindas orang-orang seperti itu. Kamu dan mereka berdua itu sama saja, kalian sama-sama pelajar dan kamu sama-sama membayar uang sekolah. Jadi jangan mau ditindas dan harus melawan," ucap Alina memberikan saran.
"Baik, Kak. Kalau begitu saya permisi dulu!" ucap wanita itu pamit dan menundukkan kepala yang langsung berlalu dari hadapan Alina.
Alina melihat kepergian gadis SMA itu, dia tiba-tiba saja mengingat dirinya. Alina beberapa tahun lalu adalah gadis seperti itu. Gadis cupu itu adalah gambaran dari Alina yang memakai kacamata dan rambut di kelabang dua, dia tampak cupu, kutu buku dan polos.
Alina juga mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari seniornya menjadi bulan-bulanan untuk dibully dan sama dengan gadis yang baru saja dia tolong. Alina waktu itu juga tidak bisa melakukan pembelaan.
Tetapi sekarang Alina adalah orang yang 180 derajat berbeda, dia tidak menggunakan kacamata lagi, sangat cantik dan mungkin saja jika bertemu dengan teman satu sekolahnya tidak akan ada yang mengenali Alina.
Dia tumbuh menjadi gadis yang modis, dengan penampilan yang elegan, memiliki pekerjaan yang bagus, wajah yang sangat simetris dan Alina tidak kalah daripada aktris-aktris yang bekerjasama dengan perusahaannya.
"Huhhhh, aku pikir zaman sekarang bully itu sudah tidak ada lagi dan ternyata tetap saja, dari dulu sampai saat ini masih saja ada anak-anak yang merasa paling hebat dan suka menindas orang lemah," ucapnya yang memang kerap kali sangat kesal melihat pembullyan di depannya.
Dia hanya bisa mengatakan kepada remaja itu untuk melawan dan nyatanya dia juga dulu tidak berani untuk melawan dan hanya diam saja saat dikerjai abis-abisan oleh seniornya.
***
Ruang rapat.
Meja rapat yang di isi beberapa orang penting dalam rumah Produksi tersebut. Termasuk ada Alina di sana dan juga Giselle serta karyawan lainnya dengan posisi masing-masing.
"Alina saya menyuruh kamu untuk membujuk Andreas dan bukan malah menyumpahi dia!"
Ucapan Monica yang kembali terdengar marah-marah yang berdiri di samping Alina yang sejak tadi tertunduk.
Baru saja Alina mendapatkan laporan dari Manager aktris yang akan mereka rekrut tentang ketidaknyamanan atas apa yang di lakukan Alina Alina pasti kesal yang di salahkan lagi dan hanya bisa mengoceh di dalam hati.
"Gara-gara kamu, masalah bukan selesai malah bertambah dan lebih parahnya lagi, mereka melaporkan Perusahaan kita atas tuduhan pencemaran nama baik dan perusak fikis dari aktris mereka," tegas Monica.
"What!" Alina mengangkat kepala yang benar-benar kaget dengan tuduhan itu.
"Bagaimana mungkin mereka melaporkan hanya karena hal itu. Aku sama sekali tidak melakukan apapun dan mereka sangat berlebihan!" tegas Alina membela diri.
"Aktris mereka mengalami gejala gangguan mental, karena perkataan kamu yang membuat manajemen mereka mengalami kerugian dan akan menuntut Perusahaan kita!" tegas Monica
"Astaga ini sangat berlebihan. Kalau aktris mereka mengalami gangguan mental dan itu memang harus terjadi karena dia memang rada-rada," tegas Alina semakin emosi.
"Sudah-sudah, Saya tidak mau mendengar apapun pembelaan kamu. Sekarang kamu datang ke kantor manajemen dia dan minta maaf pada mereka!" tegas Monica memberi saran.
"Mi- minta maaf," sahut Alina terbata.
"Lalu apa lagi jika bukan itu!"
"Aku tidak bersalah dan dia saja yang terlalu lebay, mana mungkin aku yang minta maaf dan seharusnya dia meminta maaf kepadaku karena sudah membuatku repot!" Alina bersikeras membela diri dan tidak akan mau meminta maaf.
"Kamu ingin membuat masalah semakin banyak," sahut Monica mengingatkan dengan tatapan mata yang semakin tajam.
Huhhhhhhh,
Alina yang sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya menghela nafas perlahan ke depan. Dia benar-benar ikut frustasi karena artis yang sedang naik daun itu.
"Lalu bagaimana sekarang. Kita tidak bisa menunda film ini untuk di jalankan," sahut salah satu pria yang mengikuti rapat.
"Bagaimana kalau kita ganti pemain saja. Kita jangan memaksa orang yang tidak niat untuk bermain," sahut Gisella memberikan pendapat.
"Aku setuju!" Alina dengan cepat menjawab.
Alina sudah menaruh dendam pada aktris yang menyebalkan itu, karena gara-gara dia waktu Alina tersita banyak dan sekarang harus disuruh untuk meminta maaf.
"Bocah itu yang naik daun sekarang dan dia juga bergabung dengan management artis besar. Jadi hanya dia yang cocok," sahut Monica yang harus memikirkan secara detail Kenapa tetap ingin mempertahankan Andres.
Bersambung......