Maggie adalah seorang gadis kecil yang tidak pernah dianggap oleh daddynya karena ia terlahir dari rahim wanita yang tidak diinginkan yaitu rahim seorang gadis desa yang bekerja sebagai pembantu.
Gadis berusia 2 tahun ini mencoba mengambil hati daddynya dengan berbagai cara namun sia-sia. Sampai suatu saat ia lelah dan menerima tawaran mommynya untuk pergi ke tempat yang jauh disanalah mereka memulai hidup baru dan mengubah takdir hidup mereka, saat itulah gadis kecil ini perlahan-lahan mulai melupakan sosok daddy yang begitu ia idamkan.
Apakah mereka akan bertemu kembali? ikuti terus novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lala Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Penyesalan Alfa
"Nona, apa nona kecil sakit?" tanya Reno yang memang sudah akrab juga dengan Maggie setiap kali ia datang ke mansion utama
"Tidak Ren, tapi kata Novi tadi dia menangis lagi ingat daddynya padahal sudah lama dia tidak pernah begitu" ucap Mey yang sudah mulai tenang
"Mungkin saja semalam dia mimpi daddynya nona" ucap Reno
Mey terdiam membenarkan ucapan Reno.
Mereka tiba di mansion dan Reno memutuskan untu kembali menjemput tuan besarnya.
"Thanks Ren" ucap Mey dan langsung keluar.
"Sama-sama nona, aku kembali ke kantor" ucap Reno sambil melajukan mobil kembali ke kantor
……………………………………………………………………
Mey melangkah masuk ke dalam rumah dan di sana Maggie lagi bermain bersama Novi di ruang tv.
"Ade!!" panggil mommynya
Maggie yang dari tadi belum hilang kesedihannya begitu melihat mommynya kembali menangis dan belari menghambur dalam pelukan mommynya
"Mommy...." seru Maggie yang saat ini sudah ada dalam dekapan sang mommy.
" Ade kenapa nangis?" tanya Mey sambil menggendong putrinya menuju sofa yang ada di depan tv.
"Ade lindu daddy... ade mau liat daddy setali aja" ucap Maggie memohon sambil menunjuk angka 1 dengan jari tangannya
Mey tidak sanggup menjawab permohonan putrinya. Ia terdiam dan pikirannya menerwang entah kemana.
Walaupun masih kecil tapi Maggie tahu jika mommynya tidak akan pernah bisa memenuhi permintaannya. Dia tahu betul, dulu saat mereka masih tinggal di mansion Adipaty, di mana daddynya yang jarang pulang rumah tapi sekali pulang maka mommynya akan menjadi sasaran empuk dibentak bahkan sampai main tangan. Itu semua tidak luput dari penglihatan gadis kecil ini.
"Mom, mommy" paggil Magie semakin ngegas karena mommynya sudah larut dalam pikirannya
"Eh iya sayang. Tadi ade ngomong apa?" tanya Mey
"Tadi ta Novi bilang mommy mau bawa ade te tamam belmain. ga boong tan mom?"
"Iya sayang, mommy pulang karena kita mau ke taman bermain" balas mommy sambil merapikan rambut putrinya
"Yee acyik,," serunya sambil berjoget di atas pangkuan mommynya membuat Mey tersenyum lega.
Gadis kecil ini memang sangat pandai menyembunyikan kesedihan dari semua orang termasuk mommynya sendiri.
*****
Di belahan bumi lain lebih tepatnya di mansion utama Adipaty, seorang pria larut dalam penyesalan karena usahanya membawa pulang anak dan isterinya lebih tepat mantan isteri tidak membuahkan hasil.
(Mey maafkan aku, aku dibutakan oleh cinta. Aku menyesal lebih peduli kepada anak lelaki lain dari pada darah dagingku sendiri. Maafkan aku telah mengabaikanmu disaat kamu dalam kesulitan berjuang sendiri mempertaruhkan nyawa demi malaikat kecil yang tidak aku akui. Maaf telah mengecewakan kalian berdua)batin Alfa
"Aku tidak bisa diam saja seperti ini. Aku harus ke London, papa dan mama pasti tahu sesuatu. Aku bisa minta batuan mereka untuk mencari keberadaan anak dan isteriku" ucap Alfa menyemangati diri sendiri lalu bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi, Alfa baru ingin pergi ke kantor. Ia ingin menghabiskan semua pekerjaannya agar lebih cepat ke London, dan sisanya ia serahkan ke Roky nanti.
Alfa yang baru keluar dari kamar dan menuruni tangga hendak keluar dari mansion itu kembali ditahan oleh isterinya.
"Sayang, kamu kenapa sih? beda bangat akhir-akhir ini, kamu bahkan tidak peduli sama aku dan putra kita. Kamu pasti lebih memikirkan wanita murahan itu sama anaknya kan?" cecar Nina yang mulai bosan dengan tingkah Alfa yang tidak pernah menghargai setiap usahanya bahkan tidak menganggapnya dan anaknya ada.
""Putra kita? lebih tepatnya anak harammu. Dan kamu mau tau? gara-gara anak itu aku mengabaikan darah dagingku sendiri. Kamu jangan berpikir aku diam dan kamu ngelunjak karena bagiannya kamu akan ada setelah ini. jangan pernah ikut campur urusanku, lebih baik kamu diam atau sebaiknya kamu pergi tinggalkan mansion ini bersama anak haram itu sebelum aku bertindak lebih" ucap Alfa dengan suara tinggi dan langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan Nina
Alfa kecewa pada diri sendiri yang telah menyebut Mey wanita sembarangan sehingga dengan mudah orang lain turut menyebut ibu dari anaknya itu.
Alfa pergi dalam diam. Pikirannya terus berputar mencari cara agar bisa menemukan dua orang yang pernah ia abaikan.
Di mansion Adipati, Nina kembali mengamuk karena tidak puas dengan Alfa. Nina yang dipenuhi amarah melangkah naik menuju kamar yang selama ini ditempati sang suaminya, ia berusaha mendobrak namun sayang pintunya terkunci.
(Apa yang kamu sembunyikan di dalam kamar ini sampai aku sebagai isteri sah saja tidak pernah diijinkan masuk ke kamar ini) batin Nina
Ia melangkah pergi dari depan pintu itu dan berpapasan dengan seorang ART lalu ia bertanya
"Heh kamu! sini sebentar" ucap Nina dengan angkuhnya
"Bagaimana Nyonya, ada yang bisa aku bantu?" ucap ART itu yang telah mendekat
"Apa kamu tahu soal kamar yang selama ini ditempati oleh Alfa?" tanya Nina
"Mmm itu kamar tuan muda dulu, dan menjadi milik nona Mey setelah mereka menikah" ucap ART itu jujur
"Sial wanita itu rupanya lebih diistimewakan" geram Nina dan melangkah pergi ke kamarnya yang memang berada di lantai dasar, karena lantai atas hanya di tempati oleh tuan dan nyonya besar serta Alfa dan Mey serta anaknya.
Nina semakin dibuat marah saat tahu kalau ternyata dia bukan siapa-siapa di rumah ini. Wanita yang disebut Alfa hanya gadis desa yang ia nikahi secara terpaksa itu ternyata punya posisi tersendiri dalam rumah ini, apalagi sejak hadirnya Nina di mansion ini kedua orang tua Alfa tidak pernah lagi berkunjung.
"Aku harus apa sekarang?, rupanya aku kalah star dari wanita tidak tahu diri itu" ucap Nina pada diri sendiri
"Jalan satu-satunya aku harus meminta bantuan ayah. Iya aku harus ketemu dengan ayah sekarang" ucap Nina lagi dan mengambil ponselnya untuk menelpon ayahnya itu
"Ayah.. bisakah kita ketemu sekarang?" tanya Nina dalam telepon
"Kenapa baby kamu minta ayah untuk ketemu siang begini hmmm?" ujar sang ayah
"Ayah ini sangat penting. Pokoknya kita harus ketemu sekarang" ucap Nina tegas
"Oke baby, kita ketemu di hotel yang biasa" putus ayahnya
"Baik ayah, sampai ketemu di sana" sambungan telepon diputuskan
Nina bergegas masuk kamar mandi untuk bersiap-siap dan setelah itu ia keluar dan berpesan pada ART agar jika suaminya pulang kasih tahu kalau ia pergi sebentar ke rumah orang tuanya. Nina berpikir untuk tetap berbuat baik walaupun suaminya sangat membenci dia tapi dengan begini suaminya bisa luluh pikirnya.
Ninapun berlalu pergi menuju hotel tempat andalan mereka.
****
-Bersambung-