Sistem Pesugihan Modern

Cukup lama Tegar ngobrol dengan teman-temannya. Mungkin karena sudah lama tidak bertemu dan main bareng, jadi sekalinya ada kesempatan untuk berkumpul, mereka seperti orang yang lupa waktu.

Pertemuan mereka berakhir juga karena terpaksa keadaan. Dua teman Tegar yang bernama Jali dan Bedu, ditelfon keluarganya dan disuruh pulang. Jadi yang lain terpaksa ikut pulang, termasuk Tegar.

Tapi Tegar cukup senang. Setidaknya, selain bisa melepas rindu dan berkumpul bersama teman-temannya, dia juga mendapat informasi yang bisa dia gunakan sebagai jalan untuk balas dendam.

"Anda tidak memakai baju?" tanya Fiza yang saat ini menggunakan wujud artis dari korea selatan.

Tegar yang baru saja selesai mandi, lantas tersenyum. "Buat apa menakai baju? Nanti juga bakalan dilepasin lagi. Apa lagi, kamu cantik dan mulus gitu, bikin aku kepengin cepat-cepat setor benih."

Fiza pun ikut tersenyum dengan mata memperhatikan Tegar yang sedang mengambil nasi di tempatnya.

Ditinggal sang nenek pulang kampung, tidak membuat Tegar bingung jika sedang dilanda lapar. Untuk urusan nasi, kebetulan Tegar bisa memasaknya sendiri. Kalau urusan lauk, Tegar bisa beli sesuai selera dia.

"Hmm... menyebalkan," gerutu Tegar kala matanya menatap layar ponsel, lalu dia mulai menyantap hidangannya.

"Kenapa?" tanya Fiza. Wanita itu juga sedang memegang ponsel, tapi yang dia tonton adalah film aksi.

"Gunawan minta bantuan aparat untuk menutup kasus video yang sedang viral dari semalam. Benar-bener menyebalkan. Pasti main suap lagi," sungut Tegar kesal.

Fiza mengangguk paham. "Ya udah, kita bikin video seperti itu lagi aja?" Fiza mencoba memberi masukan.

"Tidak perlu," balas Tegar disela-sela mengunyah makanannya. "Aku yakin mereka saat ini sedang dilanda rasa penasaran, setelah memeriksa kamera pengawas. Aku sudah punya rencana sendiri."

Rencana apa lagi?"

"Nanti setelah makan, akan aku jelaskan."

Fiza mengangguk lalu dia membiarkan Tegar menghabiskan makanananya. Tidak membutuhkan waktu lama, setelah selesai makan, Tegar segera mengambil laptopnya. Tegar akan memantau kembali akun media sosial milik anak perempuan Gunawan.

"Apa kita akan menggunakan wanita itu lagi, untuk rencana berikutnya, Tuan?" tanya Fiza kala pandangannya teralih pada layar laptop.

"Tidak," balas Tegar. "Untuk rencana selanjutnya, kita akan mengikuti wanita ini. Kita harus mendapatkan bukti kalau wanita ini beneran suka mengadakan pesta tanpa busana apa tidak."

"Lalu?" Fiza menjadi penasaran.

"Nanti, yang harus kamu lakukan adalah..." Tegar langsung mengutarakan rencana yang tersusun rapi dalam pikirannya. "Kamu mengerti?"

Fiza mengangguk. "Tentu saja saya mengerti."

Tegar tersenyum lebar. "Baguslah."

Tegar kembali fokus pada layar laptopnya. Cukup lama, Tegar menatap layar laptop tersebut. Anak itu baru berhenti memainkan laptop kala dia mendengar suara Rio dari depan rumah.

Rio hanya sebentar berada di rumah Tegar. Anak itu hanya mengantar uang dan ngobrol beberapa menit dengan si pemilik rumah, lalu pulang karena dia cukup lelah setelah seharian membantu ayahnya jualan.

Seperti biasa, setelah menghitung uang yang dihasilkan sistem, Tegar akan memasukan benih lalu tidur. Untuk hari ini, Tegar menolong orang yang membutuhkan melalui jalur donasi yang ada di beberapa sosial media. Maka itu, sistem tetap bekerja, memberi hak pada Tegar karena telah menuntaskan dua misinya di 24 jam kemarin.

Tegar juga mulai mengajari Fiza berbagai gaya dalam berhubungan. Bahkan Tegar juga melakukannya tidak hanya di kamar saja. Rumahnya yang sepi, membuat Tegar bebas mengekspresikan jiwa laki-lakinya kapan saja dan di ruang lain yang ada di rumah itu.

Di hari berikutnya, seperti biasa, Tegar kembali membuka lapak sekitar pukul enam pagi. Habis tidak habis, Tegar akan menutup lapaknya sekitar pukul sepuluh pagi menjelang siang.

Hal itu berlangsung hingga empat hari kemudian. senyum Tegar tiba-tiba terkembang kala dirinya mendapat informasi yang sangat dia butuhkan setelah memantau akun sosial media milik Loli beberapa hari ini.

"Wahh, Hari ini, anaknya musuhku akan mengadakan pesta lagi, Za," ucap Tegar, beberapa menit setelah selesai membereskan lapaknya. "Lihat," Tegar langsung menunjukan layar ponselnya.

"Berarti itu kabar bagus, Tuan," balas Fiza. "Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang?c

"Tentu saja, kita akan memantaunya. Tapi, sepertinya lokasi pestanya kali ini agak jauh," balas Tegar.

"Dimana?" tanya Fiza lagi.

"Di Villa."

"Villa? Apa itu Villa?"

"Villa itu rumah pribadi yang dibangun di daerah wisata atau tempat yang menurut pemiliknya sangat nyaman. Mungkin, Loli sengaja tidak melakukan pesta di hotel karena takut terjadi kasus seperti kemarin."

"Sepertinya begitu, Tuan."

"Ya sudah, Za, temenin aku mandi dulu yuk. Setelah itu kita berangkat, menuju Villa milik Gunawan."

Fiza mengangguk. Sosok yang saat ini sedang menyerupai wajah artis china, beranjak mengikuti Tegar.

Cukup menyita waktu lama saat mereka mandi berdua. Apa lagi semakin Tegar menjalankan misi, semakin daya tahan tubuhnya terjaga dengan baik termasuk aset berharganya.

Beruntung, Fiza memiliki kelebihan lain, yaitu bisa tahan terkena siraman air. Jadi Tegar tidak khawatir karena Fiza tidak akan mendapat masalah jika mandi bersama.

Satu jam kemudian, Tegar kini sudah siap berangkat dengan segala peralatannya yang sudah dia masukkan ke dalam tas. Tak butuh waktu lama, Tegar mulai melajukan motor barunya menuju suatu tempat.

####

Sementara itu di tempat lain, nampak tiga anak muda berseragam sekolah, sedang duduk bersama sambil berbincang di taman depan sekolah mereka. Dia adalah Vino bersama dua teman akrabnya yang sedang membahas banyak hal termasuk sosok Tegar.

"Jadi anak itu bukan orang kota, Vin?" tanya salah satu teman Vino saat sedang membahas soal Tegar.

"Kata anak buahku sih gitu. Dia hanya anak kampung," balas Vino.

"Kampung mana?" tanya teman yang sama.

"Belum tahu, anak buahku belum mendapat informasi lebih," balas Vino lagi.

"Anak itu harus ditemukan sih, Vin, soalnya dia udah menginjak-injak harga diri kita," teman Vino yang rambutnya agak keriting ikut bersuara.

"Pasti dong, kaya nggak tahu aku aja kamu," ucap Vino. Temannya pun sontak cengengesan.

"Terus Dio gimana? Sepertinya anak itu sekarang menghindari kita?"

Seketika Vino tersenyum sinis. "Kita tunggu aja dia nongol. Akan aku buat dia jadi orang gila beneran nanti."

"Harus itu," kedua teman Vino menjawab dengan kompak dan antusias hingga suara tawa ketiganya langsung pecah.

####

Setelah menghabiskan waktu sekitar satu jam, Tegar kini telah sampai di lokasi tujuan, yaitu di daerah wisata, dimana di tempat itu ada sebuah Villa.

Tegar mengetahui informasi tersebut karena Loli dengan jelas menyebut alamat Villa yang akan dijadikan tempat pestanya nanti.

Tak jauh dari sana, Tegar melihat ada beberapa warung sederhana. Karena letak keberadaan Villa tak jauh dari lokasi wisata, jadi wajar jika banyak pedagang di sekitarnya.

Tegar pun singgah di salah satu warung untuk menikmati hidangan sekaligus mencoba mencari informasi tentang Villa milik keluarga Gunawan.