Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Acara Pernikahan dan Rencana Licik POV Rina
Aku sangat tidak suka dengan calon menantuku yang di perlihatkan oleh Juna.
Bagaimana aku bisa menyukainya jika dia hanya pegawai biasa dan yatim piatu apa yang harus aku banggakan ?
Arrrrggggghhhhh rasanya kepalaku ingin pecah jika mendengar Namanya
Hingga malam itu saat Juna pulang kerja ia meminta ijin padauk untuk menikahi Sivanya, rasanya duniaku seakan runtuh aku menolak habis-habisan tapi Juna mengancamku akan pergi meninggalkan diriku dan mayang, tentu saja aku tidak ingin itu terjadi.
Sejak 5 tahun lalu aku resmi menjadi janda karena almarhum suamiku menjadi korban tabrak lari. Sejak saat itu hanya Juna penyembuh hidup kami di tambah Mayang yang baru mulai kuliah dan memerlukan banyak biaya, bagaimana mungkin aku menolak keinginan Juna biarlah aku mengiyakan terlebih dahulu setelah itu aku memintanya datang dengan perempuan ular itu.
Ah sungguh aku tak suka padanya, entah apa yang membuat Juna begitu menggilainya sampai harus menikah dengannya. Padahal aku sudah menyiapkan calon untuk Juna, dia adalah anak sahabatku. Dia berasal dari keluarga terpandang, cantik, kaya dan yang paling penting dia selalu mengajakku berbelnja di mall elit tanpa melihat harganya. Tapi mengapa Juna selalu menolak jika akua jak berkenalan dengannya, jika mereka menikah aku tidak usah repot-repot memikirkan uang, aku tinggal ongkang-ongkang kaki dan semua keinginanku menjadi kenyataan.
“Baiklah bawa Sivanya menemui ibu besok sore, ibu ingin bicara dengannya terlebih dahulu sebelum kalian menikah dia harus menerima syarat dari ibu” Ucapku
“Syarat apa bu ?, jangan mempersulit Siva bu. Aku tahu ibu sedang mencari cara agar Siva yang menolak pernikahan ini” Jawab Juna
“Tidak ada ibu hanya igin dia menjadi menantu yang pantas untuk ibu, serta menjadi kakak ipar yang baik untuk Mayang jika kamu tidak membawanya siap-siap ibu kacaukan acara pernikahan kalian” Jawaku tak mau kalah
“Baik bu besok sore setelah pulang kerja aku akan membawa Siva kemari” Jawab Juna
Setelah percakapan itu, esoknya Juna benar-benar membawa Siva. Saat ku lihat dari kejauhan mobil anakku pulang, tawaku menjadi suram karena di sebelahnya ada perempuan ular yaitu Sivanya, ingin sekali aku mencabik-cabik mukanya yang sok polos itu. Mayang anak bungsuku sepertinya sama tidak suka pada Sivanya.
“Ibu ? apa ibu yang menyuruh mereka datang ?” Tanya Mayang
“Ya abangmu sudah tidak tahan ingin menikah dengan perempuan ular itu jika ibu menolak abangmu akan pergi dari rumah ini” Jawabku
“A-apa ? itu tidak bisa bu. Bagaimana dengan uang jajanku bu ? uang semesteranku ? belum lagi uang bukuku ? Apa ibu sanggup membayar semua ?. Di tambah dengan kebutuhan sehari-hari kita bu” Tanya Mayang
“Maka dari itu ibu tidak ingin Juna meninggalkan kita dan membuat perempuan ular itu menikmati gaji full dari abangmu, tapi ibu bingung harus bagaimana bersikap dengan perempuan itu” Jawabku
“Ahh, itu masalah sepele bu. Bagaimana kalau kita meminta dia tinggal bersama lalu ibu suruh dia berhenti bekerja suapay dia bisa di jadikan pembantu ?” Tanya Mayang
“Hahaha ternyata kamu pintar juga ya sayang” Tanbahku
“1 lagi bu, minta dia melahirkan anak laki-laki bu setauku biasanya susah mendapatkan anak laki-laki bu dan juga bang Juna sekarang sudah menjadi manajer dan sangat sibuk. Mereka akan kekurangan waktu untuk bersama sehingga memungkinkan Siva susah punya anak bu….. bagaimana bu ?” Tanya Mayang
Aku diam sejenak memikirkan ide gila Mayang, namun ada benarnya juga dari pada aku makan hati dengan tingkahnya lebih baik aku ikut saran Mayang lumayan dapat pembantu dan yah syukur-syukur perempuan ular itu bisa memberikan cucu laki-laki jika dia tidak bisa aku bisa dapat celah untuk mencarikan Juna istri yang kaya raya.
“Bu ditanya bukan menjawab malah senyum-senyu sendiri” Ujar Mayang mengagetkanku
“Ya iyalah ibu setuju dengan idemu pasti Sivanya juga setuju” Jawabku
“Ya harus setuju bu, jika tidak kita buat sampai setuju” Ucap Mayang
Saat mereka sampai aku langsung menyuruh meraka masuk tanpa basa-basi, aku langsung bertanya pada Sivanya si perempuan ular itu. Dan tak ku sangka dia cukup jeli melihat rencanaku dengan mengiakan semua syarat mutlak dariku. Namun sial perempuan ular itu juga mengajukan syarat mengenai uang belanja.
“Apakah dia sudah bisa membaca situasi ini ?” Ucapku dalam hati
“Sial, sepertinya calon menantu ular ibu tidak mau kalah dari kita” Bisik Mayang
“Diamlah” Tegasku
Mau tidak mau aku harus mengalah, aku tidak ingin kehilangan Juna ATMku sedangkan anak bodoh ini juga tidak ingin melepaskan perempuan ular ini.
“Arrrrrrggghhhh” Batinku
Rasanya mau pecah saja, jika perdebatan ini di lanjutkan bisa dipastikan darah tinggiku naik dan aku bisa rugi karena kalah sebelum bertarung.
Akhirnya hari ini pun tiba …
Hari pernikahan Juna dengan perempuan ular itu …
Aku sengaja memintan Juna untuk menggelar pesta pernikahan yang sederhana saja cukup ijab qobul dan makan malam bersama keluarga dan tetangga. Bisa besar kepala perempuan ular itu kalau Juna mengadakan pesta yang besar dan meriah.
Aku turut mengundang rita dan ibunya, mau bagaimana lagi aku dihadapkan pada posisi serba salah tidak mengundang salah mengundang pun malu.
“Nyatanya aku harus segera mencari calon untuk anakku Wulan, nyatanya kita tidak berjodoh menjadi besan yah ?” Ucap ibunya Wulan
Ahhhh aku sangat malu.
“Mau bagaimana lagi Juna sepertinya sudah di pellet oleh menantu ukarku itu” Ujarku
“Rasanya tidak mungkin Juna di pellet, dia memang sudah menaruh hati pada Siva cukup dalam itu bisa terlihat dari tatapan matanya loh” Ungkap ibunya Wulan tak mau kalah
Aku yang bingung mau menjawab apa tiba-tiba saja Wulan datang dan menengahi perdebatan aku dan ibunya.
“Ah sudahlah bu, aku rasa itu hanya tatapan biasa bu jangan melebih-lebihkan” Ucap Wulan
“Sadar nak Juna sudah menikah sayang, ibu pasti akan mencarikan calon suami yang lebih mapan dan jauh diatas Juna” Jawab Ibunya Wulan
Hening …..
Aku tahu, ia jelas-jelas sedang menyindirku …
“Apa kamu bisa menunggu beberapa tahun sayang ?” Tanyaku terang-terangan pada Wulan
“Beberapa tahun ?, maksud ibu ? apa ibu punya rencana memisahkan mereka ?” Tanya Wulan
“Ya, ibu menyetujui mereka menikah dengan beberapa syarat mutlak yang tak bisa di tolak oleh perempuan ular itu sayang” Jawabku semangat
“Apa syarat mutlak yang kau ajukan untuk menantumu itu ?” Tanya ibunya Wulan tak kalah penasaran
Aku lantas menceritakan semua syarat dariku yang aku ajukan sebelum pernikahan mereka tentu saja aku menambahkan kata-kata dan kata-kata manisku agar Wulan dan ibunya mau menunggu sedikit untuk aku memisahkan mereka.
“Apa ibu yakin akan berhasil ?” Tanya Rina
“Tentu sayang, bayangkan jika dia sudah menjadi ibu rumah tangga dia akan sibuk melayaniku dan juga penampilannya tidak akan terurus apalagi jika mempunyai anak akan terlihat jelas seperti pembantu” Jawab Rina
“Lantas bagaimana jika dia berhasil memberimu cucu laki-laki ?” Tanya ibunya Wulan
“Anggaplah itu bonus, itu akan membuatnya kerepotan mengurus Juna, aku dan anaknya. Aku rasa kamu bisa membayangkan bagaimana repotnya menantuku itu sehingga tidak aka nada waktu mengurus diri” Jawabku penuh percaya diri.
“Bagaimana bu ?” Tanya Wulan pada ibunya
“Baiklah 3 tahun, hanya 3 tahun ibu akan membiarkan kami menunggu karena kamu sayang harus menjalankan bisnis almarhum papa kamu jadi kamu akan di sibukkan sebelum sah menjadi menantu keluarga ini” Jawab ibu Wulan
Akhirnya aku harus membuat mereka berpisah dalam kurun waktu 3 tahun, lebih cepat lebih baik. Menantu ularku bersiaplah karena aku tidak akan membuatmu tidur tenang walau hanya semalam.