Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ketahuan
"Kamu masih berhutang sebuah pengakuan padaku," ucap Carlen
"Ok, apa yang ingin kamu ketahui dariku?" tanya Rini
Baru saja Carlen ingin mengatakan sesuatu kepada wanita itu, tiba-tiba seorang pelayan menghampiri mereka.
"Maaf Nyonya, ibumu datang mencari anda,_" ucap pelayan wanita itu
"Ibuku??" sahut Rini melotot
"Benar, dia bilang ingin bertemu dengan anda dan ini sangat penting!"
Rini pun bergegas keluar untuk menemui sang ibu.
Widya terlihat berdiri di depan gerbang, wanita itu tampak angkuh ditemani oleh dua orang pria bertubuh kekar.
Rini tersenyum sinis menatap wanita itu.
"Sekarang dia mulai menampakkan siapa yang melindunginya, dasar bangke!" gerutu Rini dalam hati
Ia pun menghampiri Widya yang sudah menunggunya.
"Ada perlu apa ibu datang kemari?" sapa Rini
"Jangan pura-pura bodoh, kamu pasti sudah tahu kenapa aku datang kemari. Cepat kembalikan Caca padaku," jawab Widya
"Maaf Ibu, Caca itu anakku jadi sudah seharusnya ia tinggal bersamaku," jawab Rini
"Ingat Rini, kamu sudah menandatangani surat perjanjian jika kamu memberikan hak asuh anakmu kepadaku sampai kamu siap menjadi seorang ibu,"
"Ibu, perjanjian itu dibuat atas dasar tekanan. Ibu memaksa ku menandatangani surat tersebut karena Ibu mengancam akan mencelakai Caca lagi pula sejak kapan seorang wanita tidak siap menjadi ibu saat ia sudah melahirkan anaknya??" jawab Rini
"Jadi sekarang kau berani melawan ku, jangan bilang karena keluarga Wibisono mendukung mu. Ingat Rini kamu ini hanya istri kontrak...istri pura-pura jadi jangan berharap keluarga ini akan mendukung mu apalagi membelamu, jangan mimpi sayang!" seru Widya
"Terserah apa kata ibu, yang jelas tanpa dukungan siapapun aku siap melawan ibu demi bisa berkumpul lagi dengan putriku," jawabnya ketus.
Widya yang geram dengan perubahan sikap Rini yang dianggap mulai membangkang dan melawannya.
"Mulai berani kamu, mari kita lihat apa kamu masih bisa berkoar setelah ini," jawab Widya
Wanita itu kemudian membisikan sesuatu kepada kedua bodyguardnya. Keduanya pun mengangguk dan langsung menghampiri Rini.
Saat kedua bodyguard itu maju dan hendak menyerangnya, anak buah Carlen langsung berbondong-bondong keluar dan membuat keduanya lari tunggang-langgang.
Widya tampak kalang kabut saat melihat kedua bodyguardnya pergi meninggalkannya.
"Thanks," ucap Rini
Ia sengaja meninggalkan Widya yang masih berteriak di depan gerbang.
"Dasar kurang ajar, kembali kalian!" seru Widya
Rini segera masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya.
Baru saja ia hendak memejamkan matanya, Carlen pun datang menemuinya. Pria itu langsung menarik lengannya dan memaksanya untuk bangun.
"Apa yang kamu lakukan!" seru Rini mencoba melepaskan lengan Carlen
"Buka blazermu!" seru Carlen membuat Rini melotot
"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Rini lagi
"Melihat lenganmu," jawab Carlen begitu enteng
"Untuk apa?" tanya Rini mengernyitkan keningnya
"Aku hanya ingin memastikan jika kamu memang bukan dokter Hanggarini," sahut Carlen
"Kamu benar-benar gila, mana mungkin aku ini dokter Janggal, yang benar saja!" sahut Rini
"Sudah jangan banyak cakap, cepat buka pakaian mu dan buktikan jika kamu memang bukan dokter Angga!" sahut Carlen
Rini pun tak bisa berbuat apa-apa selain menuruti keinginan suaminya.
Carlen terkejut melihat Lengan Rini berlumuran darah.
"Jadi kau benar-benar dokter Hanggarini!" serunya
"Berhentilah berteriak, jangan sampai semua orang dirumah ini tahu jika aku adalah seorang penjahat!" serunya
"Ok aku minta maaf, aku janji tidak ada seorangpun yang tahu kalau kamu adalah dokter Rini," sahutnya
"Ok, sekarang kamu puas," jawab Rini
"Yups, tapi aku baru puas jika kamu bisa membuat ku berjalan lagi Rini, karena jika tidak aku akan memberitahu orang-orang jika kamu adalah dokter Hanggarini!"
Rini tersenyum tipis mendengar jawaban Carlen, " Aku sudah menduga jika kamu akan melakukan hal seperti ini!" hardiknya
"Kalau begitu ayo obati kakiku agar aku bisa jalan lagi!" serunya
" Dasar bangke kau tahu kan tanganku sedang terluka, jadi tunggu lah sampai lenganku membaik!" jawab Rini
Rini pun segera mengambil sebuah kasa kemudian menggunakannya untuk menutupi luka di tangannya.
"Kenapa kamu harus berbohong dan menyembunyikan identitas mu?" tanya Carlen
"Karena aku ingin menyelamatkan anakku, aku ingin melindunginya dari orang-orang jahat yang memanfaatkan kelemahan ku!" serunya
"Maksudnya ibumu??" tanya Carlen
"Salah satunya,"
"Kalau kamu adalah seorang dokter yang hebat kanapa kamu harus takut dengannya," Carlen berusaha mencari informasi dari Rini alasan wanita itu menyembunyikan identitasnya.
"Ceritanya panjang, dan ada banyak hal yang menyebabkan kenapa aku harus mengalah padanya,"
"Dia mengancam mu?" tanya Carlen lagi
Rini masih sibuk membalut lukanya, seketika menoleh kearahnya.
"Harusnya kau lebih tahu, karena orang-orang macam kalian memang suka mengancam orang lemah untuk mendapatkan keuntungan bukan," jawab Rini
Ia pun segera pergi meninggalkannya setelah menjawab pertanyaan pria itu.
Carlen tampak merasa bersalah karena sudah menekannya. Ia pun berusaha mengejar Rini, namun langkah wanita itu begitu cepat.
Carlen hanya bisa menatap pintu kamar Rini yang sudah tertutup rapat.
Keesokan harinya Rini tampak pagling saat melihat Caca yang terlihat begitu cantik dengan rambut kuncir kudanya.
"Selamat pagi mamah!" serunya kemudian berlari menghampirinya
"Mamah??" tanya Rini mengernyitkan keningnya
"Iya, mulai sekarang aku akan memanggilmu mamah, biar sama kaya kaka Gala," jawab Caca
"Unch so sweet banget, btw siapa yang nguncir rambut kamu?" tanya Rini lagi
"Nenek," sahut Caca
"Uncchh, jadi terharu, makasih ya ibu!" ucap Rini
"Iya sama-sama, jangan khawatir aku akan menganggap Caca seperti cucuku sendiri, apalagi dia itu cantik dan menggemaskan,"
"Makasih banyak ibu, aku jadi makin lope-lope sama Ibu," ucap Rini kemudian memeluknya
"Iya sama, ibu juga makin lope-lope sama kamu," jawab Maudy
Rini pun tampak mencari seseorang. Ya ia mencari Gala, karena bocah itu tak terlihat batang hidungnya.
"Kamu nyari siapa Ririn?" tanya Maudy
"Gala kemana Bu, kok gak keliatan?" tanya Rini
"Hari ini dia berangkat pagi-pagi banget karena dia ada acara camping,"
"Oh begitu," jawab Rini kemudian mengajak Caca untuk sarapan.
"Oh ya, Rini boleh minta tolong ibu gak?" tanyanya
"Tentu dong, katakan saja,_" jawab Maudy
"Aku minta tolong Ibu untuk menemani Caca berobat ke dokter Adrean, nanti alamatnya aku share, jangan khawatir nanti Rini nyusul kok,"
"Ok,"
"Makasih ya ibu sayang," jawab Rini
"Sama-sama,"
Mereka pun melanjutkan sarapan pagi. Selesai sarapan Rini pun berpamitan untuk bekerja. Setibanya di tempat kerja, Natasha sudah menunggunya. Wanita itu memberikan sebuah map kepadanya.
"Ini adalah daftar tamu pria di hari kamu kecelakaan,"
Rini segera membuka map itu dan membaca satu persatu nama yang tertera di sana.
"Dari empat pria ini salah satunya adalah ayah Caca??" ucap Rini
"Yes, dan kamu harus menemui mereka satu persatu untuk mengetahui siapa dari mereka yang tidur denganmu malam itu!" sahut Natasha