NovelToon NovelToon
BASIS 69

BASIS 69

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Identitas Tersembunyi / Bad Boy / Bullying dan Balas Dendam / Preman
Popularitas:60.9k
Nilai: 5
Nama Author: penulis amatir

Genre: Drama, komedi, persahabatan, action brutal, romance.


Sekumpulan pemuda STM yang sedang dalam tahap pencarian jati diri.

Basis 69, basis yang melegenda di ibu kota tapi sedang tertidur lelap karena kejayaannya perlahan-lahan mulai pupus.

Abimana Pramono pemuda dengan segudang rahasia.

Pemuda berdarah panas dan berhati dingin.

pemuda dengan nyali besar dan tak kenal takut.

Pemuda yang punya hobi baku hantam, pemuda yang akan tersenyum lebar saat berdiri di atas genangan darah musuh.

Abimana Pramono anggota baru basis 69 yang akan membuat sejarah baru.

Pemuda yang akan membangunkan basis 69 dari tidur lelapnya.

Parang..! sudah di acungkan ke udara.

pedang..! sudah ditarik dari sarungnya.

celurit..! sudah di pegang erat di kedua tangan.

Tidak ada kata untuk mundur sebelum kejayaan tercipta.

Tidak ada ada kata menyerah sebelum semua musuh di taklukkan!

Ini adalah kisah para pemuda STM berdarah panas.


-Original story by Penulis amatir-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penulis amatir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PISAU VS CELURIT

Percikan api tercipta saat dua benda tajam saling bertemu dan bergesekan.

Dengan celurit di tangan Bimo menahan serangan musuh, pemuda yang tampak sangat murka melihat sang adik yang tidak berdaya di kejauhan dan menjadi samsak tinju dadakan oleh Agus buluk yang sudah di atas angin, walau sempat tertekan di awal.. buluk bisa membalikkan keadaan dengan sangat dramatis dan epic.

Setelah pisau bertemu celurit, musuh langsung mundur begitu juga dengan Bimo.

"Siapa loe bangsat! Kenapa ikut campur?".Pemuda yang memegang dua pisau itu berteriak marah dan ada perasaan tidak nyaman melihat pemuda kurus didepannya. pemuda yang tampak sangat tenang dan acuh tak acuh dengan dua celurit di tangan serta terdapat gantungan Doraemon di gagang dua celurit nya.

Aura mengerikan bisa pemuda itu rasakan saat melihat Bimo yang memandangnya dengan senyum tipis, senyum yang lebih mirip senyum iblis daripada senyum manusia.

"Mari kita skip bacotan tidak penting! gua ingin lihat sehebat apa teknik lu itu.. siapkan diri lu karena gua kagak akan segan!". Bimo berlari maju dengan dua celurit di tangan.

Musuh tampak belum siap karena Bimo berlari dan menyerang secara mendadak dan dia langsung mundur beberapa langkah.

Bimo terus mengejar dan saat jarak sudah terkikis dan berada di depan musuh, sabetan celurit kanan segara dia lancarkan.

"TRAAANNGG...!". Suara besi bertemu dan percikan api kembali terlihat saat musuh dengan sigap menangkis serangan celurit Bimo dengan pisaunya.

Perkelahian semakin intens saat Bimo terus menyerang dengan 2 celurit yang dia pegang dan musuh hanya bisa bertahan dengan mundur dan menangkis.

Suara celurit dan pisau beradu terus terdengar dan percikan api terus terlihat.

Gerakan Bimo sangat cepat tapi musuh juga tidak lemah.

Melihat orang yang dia cekik udah pingsan dengan wajah berlumuran darah, buluk segera melepaskannya dan pemuda yang bernasib sial itu jatuh ke tanah seperti boneka.

Buluk segera mengalihkan perhatiannya ke sang junior yang telah menghadang lawan untuk menyelamatkannya.

"Gila Itu bocah! benar-benar seorang maniak psikopat". Buluk tidak tau harus membantu atau diam saja saat melihat sang junior yang terus menyerang dengan senyum yang tampak di wajahnya.

Bimo tidak menyangka pertahan musuh akan sangat kokoh dan kuat, serangannya belum bisa tembus juga tapi itu tidak membuat Bimo frustasi tapi malah tersenyum dan bersemangat.

Bimo sengaja mundur berhenti menyerang dan mengambil jarak dari lawan.

Buluk yang melihat sang junior mundur tampak bingung, tidak mungkin stamina Bimo akan abis hanya dengan beberapa serangan yang dia lancarkan, buluk tau dengan pasti stamina Bimo yang bagaikan punya tiga paru-paru.

Apa itu bocah sedang menaruh jebakan? tanya buluk dalam hati dan fokus nya tidak lepas dari Bimo.

Buluk tau dengan jelas selain sadis dan brutal, adik juniornya juga pintar.. pintar dalam arti akan melakukan segala cara untuk menang termasuk menipu lawan dan menggunakan trik-trik kotor, Pertarungan jalanan itu tanpa aturan, tidak ada wasit dan tidak ada bel.. Satu kesalahan resikonya akan besar.

Melihat Bimo mundur, pemuda itu mengira stamina lawan mulai terkuras dan sekaranglah saatnya dia untuk melakukan counter attack sebelum lawan memulihkan tenaganya.

Bimo tersenyum saat melihat musuh maju mengejar, dengan gerakan menusuk ke depan serangan pisau di lancarkan ke perut Bimo.

"Lu terlalu gegabah anak muda!". Bimo bergumam dengan senyum dan langsung menunduk, celurit tangan kanan Bimo ayunkan ke arah kaki kiri musuh.

Tidak ada lagi yang namanya musuh menghindar atau menangkis karena dia masih dalam mode menusuk.

2 detik kemudian jeritan menyayat hati terdengar di tengah jalan dari pemuda yang masih dalam pose menusuk.

Celana abu-abu yang dia kenakan sobek akibat serangan Bimo, sobek sampai ke kulitnya dan darah segar langsung muncrat.

Dengan menahan rasa sakit yang begitu hebat, pemuda itu tau jika dia mundur pasti musuh akan memanfaatkan kesempatan untuk terus menyerang dengan senjatanya dan yang pasti posisinya akan sangat berbahaya untuknya.

Melihat Bimo yang menunduk di depannya, tekad pemuda itu tampak bulat dan siap untuk mengambil resiko, segara dia arahkan kedua pisau tangan kiri dan tangan kanan ke kepala Bimo, dengan ujung pisau yang lancip untuk dia tancapkan di sana, sekarang bukan siapa lagi yang menang dan kalah tapi siapa yang mampus dan hidup.

Buluk ingin berteriak untuk mengingatkan Bimo tapi karena dia terlalu terkejut suaranya tersangkut di tenggorakan.

Apa Bimo lengah?

Tentu saja tidak karena dia sudah memprediksi lawan akan menyerangnya dari atas.

Apa Bimo akan menghindar?

Tentu saja tidak karena dia ingin cepat mengakhiri pertempuran ini, lawan terlalu lemah dan gegabah, Bimo mulai malas untuk buang-buang tenaga.

Kenapa Bimo menyukai celurit sebagai senjata?

Itu karena celurit punya bentuk yang unik dia lebar dan sedikit melengkung tidak seperti pisau atau pedang yang lurus.

Yang semula Bimo pegang celurit mengarah ke bawah segera dia putar keduanya menghadap ke atas.

bersamaan dengan datangnya serangan musuh, 2 celurit di tangan Bimo naik dan menebas.

Hening

Hening

Hening

Mulut buluk terbuka lebar saat ini melihat pemandangan di depannya, sang junior bukannya menghindar berguling di aspal seperti dirinya tapi malah bangkit menyerang dan yang gila adalan serangan itu berhasil tepat sasaran mengenai kedua lengan musuh.

"A.. A...AAAAAAAA...!". Musuh menjerit seperti orang gila dan darah segera muncrat dari kedua lengannya dengan luka lebar tebasan dari Bimo.

Otomatis kedua pisau di tangannya terjatuh dan dia segera mencoba kabur kebelakang takut tapi karena panik pemuda itu jatuh terduduk dengan kedua tangannya yang lunglai mengucurkan darah.

"Ampun-ampun.. Tolong ampuni gua.. Ampun..!!". dengan wajah berlinang air mata dan ekspresi menahan sakit pemuda itu memohon kepada Bimo yang berdiri sombong di depannya.

Bimo diam dan berbalik badan berjalan pergi sambil membersihkan romeo dan Juliet, dua celuritnya yang berlumuran darah.

"Luk sekarang terserah lu, mau lu apain mereka.. udah gak mood gua karena kurang menantang dan terlalu lemah". ucap Bimo jumawa meraih tasnya dan kembali menyimpan senjatanya.

Buluk yang masih bengong segera mengangguk cepat dan berjalan santai ke arah pemuda yang putus asa dengan luka sobek di kaki dan kedua lengan.

"Sampah!". Buluk meludahi pemuda yang masih menangis dan ketakutan itu.

"Bilang sama Romi ketua Basis sampah loe itu, kami basis 69 tidak akan takut untuk berperang.. dan ingat saat kita bertemu lagi di Medan perang yang sesungguhnya, tidak ada kata ampun dan...

Buluk berhenti bicara sesaat.

"Loe musti ingat! Sejak hari ini dan seterusnya kami akan menyapu seluruh basis di jakarta tanpa rasa gentar sedikitpun karena kami memiliki dia".

Bimo yang sedang menatap awan mendung bergerak di langit terkejut karena ditunjuk Buluk dengan jarinya.

"Kenapa lu tunjuk gua bangsat!". Bimo langsung mengumpat dan rasanya ingin mengeluarkan lagi romeo dan Juliet untuk bacok si buluk.

1
Wandi Fajar Ekoprasetyo
wow.......ini pelayan kerjaann ngapain aja.....boleh lah jd pelayan di sini.....pake ijazah SMK bisa ga?
Jhon Zeko
ayo thor klamaan libur nya.
!!! ayo smangat.!!!
Tasya Adisty
bimoooo...?
Ling Ye
ko blm up lg
Rocky
kadang pola pikir yg terkontaminasi miras oplosan lbh sederhana & mengena 🤣🤣
Ling Ye
bimo emang polos
Ahmad Sholikin
bintang 5 selalu pokokna
Ling Ye
gas bim , bawa sekali pom bensin ny
Jhon Zeko
gas pool thor...
Ling Ye
wah blm tau yg di terminal itu lebih sadis
Protocetus
up
Ling Ye
mntap buluk
Hery S
mana ini seanson preman campus 2 nya SDH penasaran dgr klnjutan ceritanya
Muchtar Albantani
apakah seperti mbak suci di blora... ah cindy
Jhon Zeko
jngan kasih kendor.!!
Ling Ye
rencana si buluk pasti sesat
Protocetus
up
Ling Ye
baru muncul trnyta
Iccang Lupus
tapi coba langsung dua aplodnya bang
Iccang Lupus
seruh bang asik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!