NovelToon NovelToon
Diantara Dua Pilihan

Diantara Dua Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cintamanis / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:736
Nilai: 5
Nama Author: Jaena19

Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?

Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tiga puluh empat

Fanya membuka matanya ketika cahaya mentari menelusup ke dalam sela jendela.Sudah pagi,meski suasana hatinya sedang tidak baik semalam,tapi ia tetap bisa tidur dengan nyenyak.Fanya bangkit dari kasurnya.Ia lalu berjalan menuju ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.Hari ini Fanya tidak pergi ke sekolah,karena tidak ada jadwal mengajar di sana.Jadi ia memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di luar sembari menenangkan diri.

Setelah ia rapih dengan pakaian santainya,ia membuka kunci pintunya dan keluar dari kamar.Ia melihat ruangan lain sudah sedikit rapih dari sebelumnya.Apakah Baskara semalam datang ke sini?

Fanya beranjak menuju dapur untuk menghangatkan makanan yang semalam ia buat,tapi ketika ia membuka rak, seluruh makanan yang ia buat sudah habis,bahkan piringnya saja sudah tersusun rapih di rak piring samping wastafel. Ternyata laki-laki itu benar-benar datang ke sini.Ketika ia membalikkan tubuhnya,tak sengaja matanya menangkap secarik kertas yang ada di meja makan.

Selamat pagi, Fanya. Aku sudah makan makanan yang kamu buat semalam, maaf ya aku nggak bisa temani kamu makan malam dan lupa ngasih tau kalau aku main sama teman-teman. Aku nggak bangunin kamu karena takut kamu udah tidur, jadi aku langsung berangkat ke sekolah. Sampai jumpa nanti sore. - Baskara.

Inilah yang tertulis di kertas itu. Fanya menarik napas panjang, ragu akan kejujuran Baskara. Hatinya belum bisa merasakan ketenangan sejak melihat unggahan cerita Raisa semalam. Meskipun Baskara bersikeras bahwa Raisa hanyalah temannya, Fanya tahu persis bahwa kenyataannya justru berkebalikan. Rasa suka Raisa terhadap Baskara ternyata masih ada, dan mungkin saja gadis itu tengah berusaha mendekati Baskara.

Mata Fanya terasa pedih, dadanya seakan ditusuk-tusuk oleh seribu jarum saat ia mencoba menerima kenyataan yang pahit ini. Hatinya berkata untuk mempercayai Baskara, namun pikirannya meragu. Dalam benaknya bertiup angin kecurigaan yang mempermainkan perasaannya, menjadikannya terperangkap dalam dilemma antara cinta, kepercayaan, dan ketakutan akan kehilangan.

__

Fanya sedang berjalan-jalan di sekitar apartemennya. Tiba-tiba, ia menghentikan langkahnya ketika mendengar suara keributan di sebuah gang dekat lokasi ia berada. Dengan langkah hati-hati, ia mendekati gang tersebut dan melihat tiga orang laki-laki berseragam sekolah sedang menghajar seorang laki-laki yang mengenakan seragam yang sama dengan mereka. Fanya segera menyadari bahwa seragam yang dikenakan mereka adalah seragam yang sama persis dengan sekolah Baskara.

"Hei!"seru Fanya sambil berlari seraya menahan rasa nyeri.Ketiga laki-laki itu menoleh secara bersamaan lalu perlahan menjauh dari laki-laki yang mereka kepung.

Fanya berhenti berlari dan membulatkan matanya karena ternyata Baskara lah yang sedang dikepung itu.Ia melihat laki-laki itu berbaring dengan sudut mata yang lebam.

"Kenapa kalian jadi nakal? Mentang-mentang ibu gak ngajar hari ini!"ujar Fanya.Ia tau jika ketiga laki-laki itu adalah murid dari kelas lain yang memang diajar olehnya.

"Dia yang cari masalah duluan bu!"ujar salah satu dari ketiga laki-laki itu.

Fanya menatap kearah Baskara yang juga sedang menatapnya,Fanya segera memalingkan wajahnya."Masalah apa si memangnya? Tetap saja kalian gak boleh asal pukul,apalagi keroyokan seperti ini."

"Dia nyenggol spion motor saya Bu,bahkan sampai patah."

"Gue gak sengaja,bang*at!" Ujar Baskara sambil melayangkan tendangan pada laki-laki yang tadi berbicara.

"Eh!udah ya udah!" Fanya menahan laki-laki yang akan membalas perbuatan Baskara tadi.

"Dia murid ibu juga? Bilangin Bu aku salah minta maaf bukannya malah balik marah."

"Iya,ibu minta maaf ya? Sekarang kalian bubar.Lagipula ini belum jam pulang kenapa kalian sudah keluar?"

"Tadi ada rapat Bu,jadi kamu di suruh pulang sama pihak sekolah"

"Yasudah,kalau gitu kalian sekarang pulang ya kerumah masing-masing."

"Gak bisa begitu Bu! Dia belum minta maaf."

"Cuma spion doang kan? Buat apa gue minta maaf." Ujar Baskara.

Fanya menahan salah satu laki-laki yang akan kembali menendang Baskara."Aduh! Udah ya kalian jangan berantem lagi.Baskara! Udah jangan cari masalah lagi!"

Laki-laki itu seakan tidak mendengar dan akan kembali menyerang Baskara.

"Hei! Katanya ibu ini guru favorit kamu,jadi udah ya nurut sama ibu,jangan berantem lagi.Kalian berdua bantuin ibu dong tahan temen kalian,"ujar Fanya yang sudah kewalahan.

Kedua teman laki-laki itu yang tadinya hanya menonton langsung membantu Fanya untuk menahan laki-laki itu.

"Ibu minta maaf oke? Sekarang ibu mohon,kalian pulang ya,"kata Fanya dengan napas terengah-engah,ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk melindungi Baskara agar luka laki-laki itu tidak semakin parah.

____

Fanya pergi ke dapur untuk menyiapkan air dingin yang akan ia gunakan untuk mengompres luka lebam Baskara.Baskara sendiri sedang duduk di sofa sambil menatap lurus TV yang tidak menyala.

Fanya duduk di sebelah Baskara lalu mencelupkan kain ke wadah yang berisi air dingin dan mulai mengompres luka lebam Baskara tanpa mengatakan apapun.

Baskara menatap Fanya,lalu pandangannya kembali beralih ke arah lain.

"Buka seragam putih kamu,biar langsung dicuci."ujar Fanya seraya menjauhkan kain dari bagian mata Baskara.

Baskara membuka seragamnya yang kotor dan menyisakan kaus berwarna hitam polos lalu memberikannya pada Fanya.Fanya pergi seraya membawa seragam Baskara dan akan ia cuci menggunakan tangan.Jika pakaian berwarna putih seperti ini,Fany lebih suka mencuci dengan tangan,kata mba yang bekerja di rumahnya pun memberi tahu jika baju berwarna putih seperti ini lebih baik dicuci manual.

Baskara pergi ke dapur dan ia melihat Fanya sedang mengeluarkan bahan-bahan untuk memasak dari kulkas."Aku mau pesan makanan aja."

Fanya menoleh sejenak lalu mengangguk sambil memperbaiki isi kulkas."Yaudah."

Baskara memperhatikan Fanya yang kembali memasukan beberapa bahan yang sempat ia keluarkan tadi ke dalam kulkas tetapi untuk dada ayam dan sayur kangkung yang belum dimasak masih berada di atas meja dapur.

Tadinya Baskara sengaja memesan makanan agar Fanya tidak udah repot-repot masak.Tapi entah kenapa Fanya malah mencuci dada ayam itu.

"Kamu mau pesan makanan apa?"

Fanya menoleh."Gak usah,aku mau masak sendiri."

Baskara sudah memegang ponselnya sambil memperhatikan Fanya yang sedang mencuci dada ayam.Baskara beralih menatap layar ponsel dimana ia baru saja mendapatkan notifikasi pesan dari Raisa dan ia mengabaikannya.

"Kamu mau masak apa?"

"Tumis kangkung sama ayam goreng."

"Aku juga makan itu aja."

Fanya diam sejenak."Kamu mau makan masakan aku? Biar aku sekalian bikin udang tepung juga."

"Gak usah,masak menu yang tadi aja."

Fanya mengurungkan niatnya untuk membuka kulkas dan menatap Baskara yang sedang memainkan ponselnya.Fanya tersenyum dan kembali melakukan kegiatannya.

___

Baskara mengeluarkan kotak bekal dari tasnya dan ia baru sadar jika benda itu berada di dalam tasnya.Baskara menatap teman-temannya yang sudah tertawa begitu melihat ia memegang kotak bekal berwarna merah muda.

"Sejak kapan Baskara yang keren itu bawa bekal?"tanya Beni sambil tertawa.

Baskara tersenyum menatap kotak bekal itu,ini pasti Fanya yang membuatnya."Emang salah kalau gue bawa bekel?" tanya Baskara sembari melirik ke arah Beni.

"Abis di keroyok tiba-tiba jadi anak mami!", cibir Doni.

Baskara memukul cukup keras mulut cerewet kedua temannya itu."Berisik! Mulut Lo bau jadi jangan ngomong lagi,"ujar Baskara.

Kedua temannya itu menatap kesal ke arah Baskara,sedangkan Teo sudah tertawa melihat kedua temannya.

Baskara membuka kotak bekal itu yang berisi sandwich kesukaannya,Fanya memang tau saja apa yang ia sukai.

Ketika akan memakan bekal yang di siapkan Fanya, tiba-tiba Raisa datang dan duduk di sampingnya.

"Wah! Lo bawa bekal?"tanya Raisa sambil menatap ke arah sandwich yang dipegang Baskara .

"Iya,"jawab Baskara sekenanya.

"Gue boleh minta gak? Gue males banget jalan ke kantin."

Baskara menatap bekal miliknya, akhirnya ia memberikan satu Sandwich yang tersisa pada Raisa.Gadis itu lalu memakan Sandwich itu di samping Baskara.

"Kok kita gak di kasih?" ujar Beni.

"Gak! Suruh siapa tadi mengolok-olok bekal gue",ujar Baskara sembari melahap sandwich miliknya.

Beni menatap kesal Baskara,ia lalu mengajak Doni dan Teo untuk makan di kantin.

Fanya yang sempat mengajar di kelas Baskara kembali masuk karena botol minumnya yang tertinggal di meja guru. Langkahnya melambat melihat Baskara duduk di sebelah Raisa,ia melihat Baskara menyelipkan rambut bagian depan gadis itu ke belakang telinga.

Baskara menoleh ke arah Fanya dan tangannya dengan cepat menjauh dari rambut Raisa sambil saling tatap dengan Fanya.

Fanya merasa sangat kecewa karena sandwich buatannya di makan oleh Raisa.Tanpa menatap ke arah Baskara lagi,Fanya segera mengambil botol minumnya dan keluar dengan langkah yang sedikit terburu-buru.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!