NovelToon NovelToon
Pembalasan Anak Pungut

Pembalasan Anak Pungut

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Callista merupakan salah satu murid yang menjadi korban pem-bully-an. Ternyata dalang dari semua itu adalah Zanetha, adik kesayangannya sendiri. Sampai suatu hari Callista meninggal dibunuh oleh Zanetha. Keajaiban pun terjadi, dia hidup kembali ke satu tahun yang lalu.

Di kehidupan keduanya ini, Callista berubah menjadi orang yang kuat. Dia berjanji akan membalas semua kejahatan Zanetha dan antek-anteknya yang suka melakukan pem-bully-an kepada murid yang lemah.

Selain itu Callista juga akan mencari orang tua kandungnya karena keluarga Owen yang selama ini menjadi keluarganya ternyata bukan keluarga dia yang asli. Siapakah sebenarnya Callista? Kenapa Callista bisa menjadi anak keluarga Owen?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Berkunjung Ke Kediaman Kinsey

Felix dan Margareth sudah menunggu kedatangan keluarga Owen. Keduanya menyambut di depan pintu sambil memasang wajah ramah penuh senyum. Mereka seperti itu karena melihat Callista.

"Selamat datang di kediaman Kinsey, Tuan Michael Owen," ucap Felix menyambut kedatangan tamu undangannya.

"Terima kasih atas undangan makan malamnya, Tuan Felix," balas Michael.

Mereka semua langsung menuju ke halaman belakang. Di sana sudah diubah dengan dekorasi yang sangat indah. Mereka akan makan malam di alam terbuka dengan hiasan langit malam yang dipenuhi oleh bintang dan wanginya bunga yang bermekaran.

Lilin-lilin tertata di tengah-tengah meja makan yang berbentuk persegi panjang dengan beberapa peralatan makan sudah tertata rapi. Mereka pun duduk di kursi yang sudah di sediakan. 

"Callista, kamu duduk di sini!" titah Margareth agar duduk di sampingnya.

Michael, Hannah, dan Zanetha sangat terkejut. Mereka tidak menyangka kalau Callista dan Margareth sudah saling mengenal.

"Maaf, saya datang terlambat," ucap Charlie yang berjalan dengan menggunakan tongkat.

"Tidak apa-apa, Sayang. Acara makan malam belum di mulai," ucap Margareth sambil tersenyum lembut kepada putranya.

Para pelayan membawa roda makanan. Wangi dari masakan itu langsung tercium begitu mereka mendekat. Ini membuat perut Zanetha dan Hannah meronta-ronta ingin segera diisi.

"Silakan dimakan, ini menu makanan favorit keluarga kami!" ucap Margareth.

Zanetha begitu lahap memakan semua makanan yang di sediakan di sana. Bahkan Margareth sengaja menyuruh pelayan untuk menambahkan lagi makanan untuk gadis itu.

"Aku suka sekali melihat orang yang begitu lahap dan menikmati makanan yang sedang di makan olehnya," ucap Margareth kepada Hannah yang sempat mencegah Zanetha menambah makanan.

"Itu karena masakan di rumah Anda sangat enak sekali rasanya," ucap Hannah memuji.

Terjadi percakapan hangat di sana. Felix pun mengajak kerja sama Michael dalam penjualan hasil tambang batubara dan emas dengannya.

Tentu saja ini membuat Michael sangat gembira. Dia tahu bagaimana luasnya jalur perdagangan milik keluarga Kinsey, baik di dalam atau pun di luar negeri.

"Putri Anda sangat cantik-cantik sekali Nyonya Hannah. Aku menjadi iri, karena hanya punya satu anak laki-laki saja. Aku sering membayangkan pergi jalan-jalan bersama putriku. Atau berbelanja menghabiskan uang pemberian suamiku bersama anak gadis. Itu pasti sangat menyenangkan sekali," ucap Margareth dengan tatapan berbinar.

"Anda benar sekali, Nyonya Margareth. Aku sering pergi berbelanja bersama Zanetha dan itu sangat menyenangkan sekali. Kita memasuki toko pakaian, tas, dan sepatu. Kita juga berburu perhiasan yang indah. Itu sangat menyenangkan sekali," balas Hannah.

"Benarkah? Sebenarnya aku juga mempunyai seorang putri. Dia adalah kembaran Charlie. Suatu hari putri hilang bagai di telan bumi. Kami sangat kehilangan dia. Aku selalu memimpikan bisa bertemu dengannya kembali," kata wanita cantik itu dengan ekspresi sendu dan mata yang berkaca-kaca.

"Apa? Jadi, Anda mempunyai seorang putri," tanya Zanetha terkejut dan Margareth mengangguk.

"A, aku baru ingat. Dahulu sepertinya berita putri kalian yang hilang sempat di muat di semua surat kabar di negeri ini, 'kan?" Hannah teringat kasus yang menggemparkan negeri ini belasan tahun silam.

"Iya. Namun, sampai sekarang tidak ada sedikit pun informasi yang kami dapatkan. Makanya aku tadi bilang, putriku itu bagai ditelan bumi," balas ibunya Charlie.

Margareth beberapa kali memuji Callista yang begitu sangat baik dan juga tulus dalam menolong orang-orang. Dia sudah banyak mendengar tentang gadis itu dari Charlie.

"Nyonya, Anda sungguh beruntung sekali memiliki Callista. Dia adalah malaikat bagi kebanyakan orang. Berapa banyak teman-teman yang sudah ditolong olehnya. Mengangkat nama baik sekolah dengan nilai-nilai akademik yang sempurna," puji Margareth.

Zanetha sangat tidak suka mendengarkan ucapan Margareth. Dia semakin benci kepada Callista yang sudah membuat wanita berpengaruh di negeri ini memujinya setinggi langit.

"Anda benar sekali Nyonya. Tapi, Zanetha juga sama hebatnya seperti Callista. Mereka berdua adalah gadis kebanggaan keluarga Owen," balas Hannah sambil melirik ke arah putrinya.

Hannah tahu saat ini Zanetha sedang buruk moodnya karena Margareth terus saja memuji Callista. Walau itu benar adanya, tetapi sebagai seorang ibu, Hannah juga ingin Zanetha di puji seperti Callista.

Malam itu benar-benar membuat kedua keluarga merasa sangat bahagia. Mereka berharap hubungan ini menjadi semakin erat ke depannya.

***

Zanetha memainkan piano sambil memejamkan mata. Dia begitu menghayati permainannya. Gadis itu memang seorang pianis terkenal dan berbakat. Selain piano ada beberapa alat musik lainnya yang bisa dia mainkan. Dalam seni Zanetha memang sangat ahli, tetapi kurang dalam nilai akademik.

"Ada apa memanggilku?" 

Seorang murid laki-laki memasuki ruang musik yang menjadi tempat favorit Zanetha. Dia pun berdiri di samping piano yang berada di atas panggung.

"Aku punya pekerjaan dengan bayaran seratus keping emas," ucap Zanetha setelah berhenti memainkan pianonya.

"Bayaran yang sangat tinggi. Aku yakin ini pekerjaan yang sangat beresiko tinggi," balas murid itu.

"Tidak, Bryan. Sama seperti dahulu. Tapi, kali ini kamu harus menunjukkan dirimu di depannya. Tidak menyerang dari belakang seperti dahulu," balas Zanetha.

"Apa targetnya masih sama? Callista."

"Iya. Aku ingin kamu berbuat sesuatu kepada Callista."

"Baiklah."

Bryan pun mengangguk. Saat ini dia sangat membutuhkan uang. Kecanduan obat terlarang membuat dirinya harus pandai mencari uang.

"Aku harus memikirkan dulu cara apa yang harus aku gunakan untuk bisa memancingnya seperti dahulu," ucap Bryan.

"Jangan sampai meninggalkan jejak. Karena aku tidak mau terseret jika kamu ketahuan," balas Zanetha.

"Ya, tentu saja. Aku sudah tahu cara bermain kamu selama hampir setahun ini," tukas Bryan dan keduanya berjabat tangan.

Suara bel masuk tanda berakhir istirahat sudah berbunyi. Kedua murid itu pun keluar dari ruang seni itu dengan mengendap-endap. Akan bahaya jika ada yang memergoki mereka keluar dari sana bersama-sama.

***

"Callista, bisa bantu aku!" pinta seorang murid laki-laki.

Ya, murid itu adalah Bryan. Dia sengaja menghadang sang wakil ketua OSIS di lorong kelas dua.

"Ada apa?" tanya Callista.

"Meja dan kursi aku rusak dan aku harus menyimpannya ke gudang dan mengambil yang baru," jawab Bryan.

Callista pun mengikuti Bryan ke kelas untuk membantunya. Gadis itu membawa kursi dan sang pemuda membawa meja menuju gudang.

Bryan sengaja berjalan cepat dan meninggalkan Callista jauh di belakang. Begitu Callista sampai gudang, Bryan sudah pergi sambil membawa meja dan kursi yang ditumpuk.

"Terima kasih, ya, sudah membantu. Ternyata ini agak enteng," ucap Bryan ketika berpapasan.

Callista hanya tersenyum, lalu memperhatikan Bryan yang berjalan dengan langkah lebar melewatinya. Dia tidak ada sedikit pun rasa curiga kepadanya.

Callista menyimpan kursi di bagian barang yang rusak. Ketika dia hendak keluar, pintu dalam keadaan tertutup. Gadis itu mencoba membuka handle pintu, tetapi terkunci.

1
Sugiharti Rusli
menarik sih,,,
Sugiharti Rusli
setting kisahnya di luar yah ini, semoga menarik yah kisahnya
😚Pejuang Tangguh😚: iya, Kak
total 1 replies
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
sedia payung sebelum hujan...
jngan lengah ya callista... karena boom wktu menunggumu... apalgi dngan perbhan si zanet nntinya yg hbis oprasi...
R@3f@d lov3😘
menarik
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
apa callista menerima henry ya ..
semoga saja...
watini
wah,di luar prediksi BMKG inih.moga semua baik2 aja
watini
ternyata kelakuan zanetha emang turunan dari kakek moyangnya yg gak beres.pantau terus thoor,Jan Ampe pestanya kacau.
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
semangat up terus kakak...
sehat slalu...
ku tunggu karyamu yang lainnya...
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
sungguh miris hidup zanet....
smoga callista bahagia slalu...
Ria Nasution
ternyata masih belum sadar atas kesalahannya sendiri dan selalu merasa dirinya lah yang selalu disakiti oleh orang lain
sryharty
ya salaaam,,
orang ko bener2 iblis kamu zanetta
watini
orang kalo otaknya dah geser ya gitu.merasa tersakiti padahal dia yg menyakiti.moga rencana busuk zanetha gatot.lanjut thoor,semangat
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
semoga si kakek zanet tdak berulah...
Ria Nasution
semangat author
sryharty
gasss bawa pulang si cal nya
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
akhirnya callista bertemu kakaknya... tnggal bertmu kdua ortunya saja...

semoga segera terungkap kejhtan kluarga owen...

lanjut kak...
sryharty
yeeehhh akhirnya mereka bersatu sebagai saudara
Jossy Jeanette
akhirnya callista menemukan keluarga sejatinya😍
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
gk sbar menunggu hari dmna callista bisa berkumpul dngan keluarganya...
sryharty
akhirnya,,pecah juga teka tekinya
si zanetta jadi orgil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!