Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 33 - Misi Bu Sutopo
"Kenapa kau menggebrak meja begitu," protes Zester sambil meraih tangan Ara yang memerah.
"Aku tidak apa-apa, aku hanya kesal dengan parasit seperti calon istrimu," balas Ara jujur.
Setelah selesai makan bakso, Ara membayar bakso yang dia pesan sekaligus bertanya pada kasir di sana.
"Apa benar ini warungnya Bu Sutopo?" tanya Ara.
"Bu Sutopo?" kasir itu justru bertanya balik. "Yang punya warung ini Bu Marni bukan Bu Sutopo!"
"Tapi saya mendapat informasi kalau ini warungnya Bu Sutopo," Ara menunjukkan sebuah foto pada kasir itu. "Ini orangnya!"
Sang kasir melihat foto yang ditunjukkan Ara. "Oh ibu ini memang waktu itu pernah datang kemari untuk membeli warung bakso ini tapi setelah negoisasi ternyata dia tidak jadi beli!"
Ara merasa kecewa tapi beruntung pemilik warung bakso itu masih menyimpan nomor ponsel Bu Sutopo.
Jadi, Ara dan Zester keluar dari warung itu bukan dengan tangan kosong.
"Percuma dan buang-buang waktu lebih baik kita pulang," Zester sudah mengeluh.
"Sebenarnya kau itu ingin ularmu sembuh atau tidak? Kau harus bertemu dengan Bu Sutopo," balas Ara yang pantang menyerah.
Zester jadi mengingat wajah Bu Sutopo yang marah padanya waktu itu. "Aku tidak mau melihatnya lagi!"
"Berani berbuat berani bertanggung jawab," Ara masih berusaha membujuk.
"Dari kata-katamu seperti aku menghamili anak orang," protes Zester dengan sebal.
"Hahaha..." Ara tertawa karena suka melihat Zester yang kesabarannya setipis tisu dibagi sepuluh.
Kemudian gadis itu mencoba mendekat dan merapatkan tubuh Zester ke mobil.
"Ada apa ini?" Zester jadi gugup karena takut ularnya akan menyembul kalau Ara dekat-dekat dengannya.
Ara berjinjit karena badan Zester yang tinggi, dia mencoba menjangkau telinga lelaki itu. "Kalau kita berhasil menyelesaikan misi Bu Sutopo, aku akan memberimu sesuatu!"
"Sesuatu? Apa itu?" Zester sangat penasaran.
"Kalau aku beritahu sekarang bukan surprise namanya," balas Ara sambil memberikan secarik kertas yang berisi nomor Bu Sutopo. "Cepat hubungi target kita, jangan buang waktu lagi!"
Karena ingin tahu surprise dari Ara, Zester mengambil kertas itu dan mencoba mendial nomornya memakai ponselnya.
Panggilan pertama tidak terjawab jadi Zester memberikan ponselnya pada Ara.
Saat panggilan kedua, barulah panggilan itu dijawab oleh Bu Sutopo.
"Hallo?" sapa Ara. "Apa benar ini dengan Bu Sutopo?"
"Iya benar, ini siapa?" jawab Bu Sutopo.
"Perkenalkan nama saya Namira, saya perwakilan dari Zesla Group ingin datang ke tempat ibu," ucap Ara sesopan mungkin.
"Maaf kami tidak mau berurusan lagi dengan perusahaan itu," tolak Bu Sutopo. Dia ingin mematikan panggilan.
"Tunggu Bu..." Ara tidak mau panggilan mereka terputus. "Saya datang dengan maksud baik dan ada sesuatu yang penting!"
"Katakan saja sekarang," Bu Sutopo masih menolak.
"Ini bukan sesuatu yang bisa dibicarakan di telepon, saya hanya meminta waktu tidak kurang dari setengah jam," pinta Ara.
Mendengar suara Ara, Bu Sutopo jadi terketuk hatinya. Jadi, wanita paruh baya itu memberikan alamat rumahnya yang baru.
"Akhirnya," batin Ara kesenangan.
Gadis itu mengembalikan ponsel yang dia pegang pada pemiliknya.
"Kerja bagus," Zester mengusap kepala Ara dengan telapak tangannya yang besar. Lelaki itu tersenyum karena senang, kenapa dia tidak bisa merasakan perasaan ini pada Riri?
Dan tanpa dia duga, Ara meraih tangannya itu dan mengusapnya di pipi gadis itu yang lembut seperti kulit bayi.
"Apa aku akan mendapat imbalan?" tanya Ara.
"Kau kan tidak mau uang jadi apa yang harus aku berikan?" Zester merasakan jantungnya berdegup sangat kencang.
"Aku akan memintanya nanti," balas Ara dengan kerlingan mata.
"Argh..." Zester memegangi dadanya yang seperti mau keluar. "Ara, kau ingin membuatku cepat mati ya!"
_
Karena up siang jadi nanti malam libur dulu ya🤭
Othor mau tamatin cerita Secret Maid dulu, yang belum baca bisa mampir ke sana🤗