Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30.
Gerombolan monyet itu menunjukkan giginya pada Brielle namun mereka terlihat ketakutan. Mereka hanya berani menunjukkan giginya untuk menakutinya tapi tidak berani menantang Brielle. Tampak Brielle yang teru berayun dari satu pohon ke pohon lain. Sepertinya dia sedang mengusir monyet-monyet itu.
Setelah sekian lama, Brielle menunjukkan giginya dan berteriak marah, “Dasar monyet bodoh! Kalian berani mengejarku, hah? Sepertinya kalian masih belum belajar dari kejadian kemarin. Berani sekali kalian ingin membalas dendam padaku? Hari ini, kupastikan kalian semua akan kuhajar sampai mati!”
Setelah mengatakan itu, tangan Brielle menangkap seekor monyet lalu melemparkannya ke tanah. Pohon itu tinggi sekali, dia terus menangkap monyet dan melemparkannya ke bawah. Semua monyet menjerit ketakutan sedangkan gerombolan monyet lainnya merasa tertekan sambil menggaruk telinga ddan wajah mereka.
Mereka mencoba menakuti Brielle lagi, melihat teman-temannya yang tertangkap dan hanya tersisa beberapa ekor monyet saja membuat sebagian monyet ingin menyelamatkan temannya. Namun Brielle melihat gerakan mereka dan menatap dingin. Gerombolan monyet itu semakin takut melihat tatapan tajam Brielle.
Jordan dan yang lainnya berdiri mematung menyaksikan aksi Brielle yang menakjubkan. Brielle terlalu hebat dan kuat! Dia bergelantungan di akar pohon! Dia bahkan bergerak lebih cepat daripada monyet! Dia menangkap monyet berukuran besar lalu melemparkannya ke bawah. Gerombolan monyet itu terlihat ketakutan!
Melihat Brielle yang memukuli raja monyet, membuat Jordan dan yang lainnya takut. Tampak Brielle menghajar gerombolan monyet itu tanpa ampun.
Jika Brielle memukuli mereka seperti dia memukuli raja monyet, pasti kaki dan tangan mereka sudah patah. Brielle menghajar semua monyet itu selama setengah jam tanpa berhenti.
Brielle tampak terampil dalam bertarung. Setelah setengah jam berlalu, raja monyet sudah terkapar tak berdaya dan tak bergerak lagi. Namun raja monyet itu masih hidup, namun nyawanya dalam bahaya. Brielle tidak mau melanggar hukum dengan membunuh binatang yang dilindungi seperti monyet atau orang utan.
Meskipun tidak ada orang lain disana dan tidak ada kamera, dia tidak melanggar hukum. Brielle menatap raja monyet itu dan berkata, “Ingat! Akulah raja dihutan ini. Kalau kau berani menggangguku lagi maka aku tidak akan memberimu ampun. Aku akan mematahkan kedua kaki dan tanganmu. Ku hancurkan semua gerombolanmu beserta keturunanmu!”
Raja monyet beserta gerombolannya gemetar ketakutan melihat Brielle. Mata mereka membulat tak percaya melihat seorang manusia yang luar biasa tangguh. Brielle meludah dan menendang raja monyet itu lagi. Sedangkan monyet lain langsung melarikan diri dan menghilang dalam sekejap mata.
“Bri…..Brielle…….” Quinsha memanggil dari arah belakang Brielle. Brielle menoleh dan melihat lima orang berdiri tak jauh darinya. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.
Brielle sama sekali tidak kaget melihat kehadiran mereka disana. Karena dia mendengar suara langkah mereka mendatanginya.
“Ada apa?” tanya Brielle santai.
Quinsha menggigit bibirnya dan menatap Brielle dengan ekspresi takut. Akhirnya dia memutuskan untuk menghampirinya. Keempat orang lainnya juga mengikuti, mereka berhenti sejauh satu meter dari Brielle. Brielle menatap mereka dengan dingin dan datar tanpa bereaksi apapun dengan kehadiran mereka.
Quinsha langsung menunduk hormat pada Brielle dan berkata, “Brielle, maafkan aku. Aku salah telah menentangmu dan mencuri barangmu. Aku minta maaf dan kuharap kau bisa memaafkanku.”
Austin dan Jackson ikut membungkuk hormat dan meminta maaf dengan ekspresi bersalah diwajah mereka. Austin berkata, “Brielle, aku juga minta maaf. Aku bersalah, sebagai seorang pria tak seharusnya aku membulimu. Aku minta maaf padamu, saat meninggalkan tempat ini, aku akan mengganti kerugianmu. Tolong maafkan aku.”
“Brielle, aku tahu kalau aku salah. Aku mohon maaf atas tindakanku. Aku akan memberi ganti rugi padamu nanti. Aku akan mengenalkanmu pada orang-orang berkuasa setelah kita pergi dari sini. Tolong maafkan aku.” ucap Jackson.
Jordan memasang wajah enggan lalu menarik Perla, melangkah mendekati Brielle lalu membungkuk bersama. “Brielle, aku melakukan banyak kesalahan sebelumnya. Tolong jangan bertengkar lagi denganku. Dimasa depan aku akan memperlakukanmu lebih baik dan akan membayar ganti rugi padamu.”
Meskipun enggan namun Perla terpaksa bicara, “Aku mencuri barang milikm tapi kau juga memukuliku. Anggap saja kita impas, aku tidak akan mencari masalah denganmu lagi dimasa depan. Aku harap kita lupakan masa lalu dan kita bisa berhubungan baik.”
“Kalian datang kesini untuk minta maaf padaku?” tanya Brielle menatap kelima orang itu dengan dingin dan wajah datar. Mereka mengangguk dengan wajah bersalah kecuali Perla.
“Kami sudah minta maaf padamu. Kau harus memaafkan kami dan dimasa yang akan datang kita harus bekerjasama sebagai tim. Kita harus saling menolong dan mendukung satu sama lain. Benarkan? Brielle, kalau kau mencari makanan, sekalian bawa makanan untuk kami ya?”
Brielle mendengus dan tertawa mengejek. Dia sudah menebak sejak awal jika kedatangan kelima orang ini karena menginginkan sesuatu darinya. Mereka tidak tulus meminta maaf, mereka datang karena ada keperluan. Mimpi! Dia tidak akan mentolerir mereka lagi, apa mereka pikir dia semurah hati itu?
“Kapan aku memaafkan kalian?” ujar Brielle.
“Brielle, kenapa kau keras kepala? Tadi itu hanya masalah kecil dan kami juga sudah meminta maaf. Kenapa kau masih mempermasalahkannya? Kau keterlaluan sekali!”
“Lagipula ya kami yang dipukuli. Kami yang menjadi korban disini dan menderita banyak kerugian. Jangan terlalu perhitunganlah.” ujar Perla. Sebenarnya dia ingin memaki Brielle dan memanggilnya jalang. Namun dia harus menahan diri.
“Memangnya kenapa kalau aku keterlaluan?” ucap Brielle. “Kalian kalah karena tidak bisa memukuliku. Seandainya aku tidak bisa bela diri, mungkin nasibku lebih buruk dari kalian. Kau pasti sudah memerintahkan mereka untuk memukuliku sampai mati. Iyakan?”
“Kau tidak bisa berbuat jahat karena aku mampu melawanmu. Tapi karena kau memang jahat, paham?” ucap Brielle.
“Kau yang jahat! Kau melihat kami kelaparan dan tak mau memberi kami makananmu. Kau tidak peduli pada kami. Kau memang sengaja ingin membunuh kami disini. Dasar licik! Harusnya kau yang mati kelaparan!” umpat Perla tak bisa menahan diri lagi.
“Kalau kau tidak menolong kami dan sesuatu yang buruk terjadi pada kami maka kau akan merasa bersalah sepanjang hidupmu. Karena kau yang membunuh kami dengan membiarkan kami mati kelaparan!” ujar Perla lagi.
“Perla, cukup! Jangan bicara lagi.” ucap Jordan mencengkeram pergelangan tangan Perla dan menatapnya tajam. Bukan ini yang dia inginkan, dia tidak mau berselisih lagi dengan Brielle.
Jordan sudah memikirkan sebelumnya dan memutuskan untuk mencoba memperbaiki hubungan mereka, setidaknya selama mereka berada di hutan ini.
Dia dan Perla sudah setuju akan meminta maaf pada Brielle. Memohon ampun dan menunjukkan ketulusan hati mereka lalu meminta Brielle membantu mereka. Tapi, kenapa Perla mulai mengancam Brielle lagi.
apa su tdk ad klanjutanya🤔🤔🤔