Kerajaan Avaris yang dipimpin oleh Raja Darius telah menjadi kekuatan besar di benua Estherya. Namun, ancaman datang dari Kekaisaran Zorath yang dipimpin oleh Kaisar Ignatius, seorang jenderal yang haus kekuasaan. Di tengah konflik ini, seorang prajurit muda bernama Kael, yang berasal dari desa terpencil, mendapati dirinya terjebak di antara intrik politik dan peperangan besar. Dengan bakat taktisnya yang luar biasa, Kael perlahan naik pangkat, tetapi ia harus menghadapi dilema moral: apakah kemenangan layak dicapai dengan cara apa pun?
Novel ini akan memuat konflik epik, strategi perang yang mendetail, dan dinamika karakter yang mendalam. Setiap bab akan menghadirkan pertempuran sengit, perencanaan taktis, serta perkembangan karakter yang realistis dan emosional.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teror dari Bayang-Bayang
Bab 17: Teror dari Bayang-Bayang
Setelah pertemuan mereka dengan Khalid Dusk, Kael dan timnya semakin menyadari bahwa ancaman besar kini mengintai dunia yang baru mereka bangun. Ketegangan antara kelompok Penjaga Kegelapan dan para pahlawan yang telah berjuang untuk kedamaian semakin terasa. Mereka tahu, musuh ini tidak hanya berbahaya karena kekuatannya, tetapi juga karena cara berpikirnya yang licik dan penuh tipu daya.
Khalid Dusk bukanlah musuh yang mudah dihadapi. Sebagai mantan penyihir terkemuka yang pernah berada di pihak Morvath, dia mengerti betul cara mengendalikan kekuatan sihir dengan cara yang sangat terstruktur. Dia tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik, tetapi juga manipulasi dan intrik politik yang dapat mengubah arah pertempuran dengan cepat.
Selama beberapa hari berikutnya, Kael, Liora, Finn, dan Eldrin merencanakan langkah-langkah mereka dengan hati-hati. Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa hanya bergantung pada kekuatan mereka sendiri. Untuk mengalahkan Khalid dan kelompok Penjaga Kegelapan, mereka harus menarik lebih banyak aliansi dan melibatkan lebih banyak pihak yang peduli akan masa depan dunia ini.
Membentuk Aliansi Baru
Kael memimpin perjalanan mereka ke kota-kota yang lebih besar, mengunjungi kerajaan dan wilayah yang belum mereka jangkau. Mereka berbicara kepada para pemimpin dan memperingatkan mereka tentang ancaman yang sedang berkembang. Banyak dari mereka yang sudah mulai merasakan kehadiran kelompok Khalid, yang diam-diam menebarkan pengaruh mereka di antara orang-orang yang rentan terhadap janji kekuatan.
Salah satu tempat yang mereka tuju adalah kerajaan Astoria, yang dikenal sebagai pusat ilmu pengetahuan dan sihir. Raja Alistair, seorang penguasa bijaksana, telah lama menjadi sekutu mereka sejak perang melawan Morvath. Namun, meskipun hubungan mereka baik, Kael tahu bahwa mengajak Astoria untuk bergabung dalam aliansi ini tidaklah mudah.
“Mereka adalah penjaga ilmu, Kael. Mereka selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan,” kata Liora, sambil menatap istana besar yang berdiri kokoh di depan mereka. “Kita harus meyakinkan mereka bahwa ini bukan hanya tentang sihir, tetapi tentang keselamatan dunia.”
Raja Alistair menyambut mereka dengan keramahan, tetapi ada kekhawatiran yang jelas tergambar di wajahnya. “Kami tahu betul ancaman yang datang dari Khalid Dusk,” katanya dengan suara tenang. “Namun, meskipun kami ingin membantu, Astoria tidak dapat terlibat tanpa pertimbangan matang. Kami telah menjaga netralitas kami selama ini, dan kami tidak ingin terjebak dalam konflik yang tidak dapat kami kendalikan.”
Kael menjawab dengan tegas. “Khalid Dusk bukan hanya ancaman bagi satu wilayah, Raja Alistair. Dia adalah ancaman bagi seluruh dunia. Jika kita tidak bersatu sekarang, maka kita semua akan jatuh satu per satu. Kita telah melihatnya dengan Morvath, dan sekarang kita melihat bagaimana dia mencoba mengendalikan segala sesuatu.”
Akhirnya, setelah perdebatan panjang dan diskusi yang intens, Raja Alistair setuju untuk bergabung dengan aliansi mereka, dengan syarat bahwa Astoria akan menjaga kedamaian di wilayah mereka dan memastikan bahwa sihir digunakan hanya untuk tujuan yang benar. “Kami akan bergabung, Kael. Tetapi kami akan membantu dengan cara kami—dengan kebijaksanaan dan pengetahuan, bukan hanya kekuatan sihir.”
Dengan Astoria bergabung, Kael dan timnya merasa sedikit lebih kuat, tetapi mereka tahu bahwa pertempuran yang sebenarnya baru akan dimulai.
Khalid dan Rencana Kejamnya
Sementara itu, Khalid Dusk tidak diam. Kelompok Penjaga Kegelapan terus bergerak, semakin memperluas pengaruh mereka dengan cara yang lebih halus dan berbahaya. Mereka mulai menyusup ke dalam struktur politik kerajaan-kerajaan besar, memanipulasi pemimpin yang lemah dan mengubah aliansi yang telah terbentuk. Di balik layar, Khalid merancang langkah-langkah besar untuk merebut Batu Kehidupan yang selama ini dipertahankan oleh tim Kael.
Pada suatu malam, mereka mendapat kabar dari mata-mata mereka. Khalid telah mengirim pasukan kecil untuk menyusup ke dalam kastil Astoria dan mencuri artefak yang telah diselamatkan dari kehancuran kota penyihir itu—Batu Kehidupan. Batu tersebut, jika jatuh ke tangan yang salah, akan memberi Khalid kekuatan tak terbayangkan untuk memanipulasi seluruh dunia.
“Dia tidak akan berhenti sampai dia mendapatkannya,” kata Liora dengan suara tegas saat mereka mendiskusikan kabar itu. “Kita harus bertindak cepat.”
Finn mengangguk, menatap peta dunia yang tergelar di meja besar. “Kita harus menghentikan mereka sebelum mereka mendapatkan Batu Kehidupan. Jika itu terjadi, kita tidak tahu apa yang bisa terjadi.”
Eldrin, yang selama ini lebih diam, akhirnya berbicara. “Batu Kehidupan memiliki kekuatan besar, tetapi juga memiliki batasan. Jika digunakan dengan benar, kekuatannya bisa menghidupkan kembali seluruh dunia. Namun, jika jatuh ke tangan Khalid, dunia ini bisa dilanda bencana yang tak terbayangkan.”
Kael memandang mereka semua. “Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi. Kita harus bertindak cepat.”
Perjalanan ke Astoria
Tim Kael memulai perjalanan cepat menuju Astoria. Mereka tahu waktu mereka sangat terbatas. Setibanya di sana, mereka disambut oleh pasukan Astoria yang telah bersiap-siap menghadapinya. Raja Alistair segera memerintahkan perlawanan yang terorganisir dengan rapi, sementara Kael dan timnya menuju ke ruang bawah tanah kastil, tempat Batu Kehidupan disimpan.
Saat mereka sampai di ruang bawah tanah yang tersembunyi, mereka menemukan bahwa Khalid telah mendahului mereka. Batu Kehidupan telah hilang, dan di sana hanya ada jejak kekuatan gelap yang meninggalkan rasa ketegangan yang tak terelakkan.
"Dia sudah ada di sini," kata Kael dengan suara gemetar karena amarah. "Dia benar-benar berani."
Liora menatap Kael, matanya penuh tekad. “Kita tidak akan menyerah. Ini belum berakhir.”
Dengan Batu Kehidupan yang telah dicuri, Kael dan timnya tahu mereka harus mengejar Khalid dan mengalahkannya sekali dan untuk selamanya. Dunia mereka bergantung pada keberhasilan ini, dan mereka tidak akan berhenti sampai mereka menghentikan ancaman yang dibawa oleh Khalid Dusk.