AREA DEWASA+
"Sudah ku bilang, kalau memang jodoh ku pasti tidak akan kemana!" ucap Marvel sambil memandang wanita yang selama ini menghilang entah kemana.
Sejak sekolah menengah atas, Kiran tidak pernah menduga jika ia akan di sukai oleh seorang pria yang terpaut usia dua belas tahun darinya.
Kiran sangat risih, gadis ini tidak suka dengan tatapan Marvel yang suka melihat dirinya dengan penuh nafsu.
Marvel, seorang pria tampan yang harus rela pernikahannya kandas di saat usia pernikahannya baru berjalan satu hari. Bukan tanpa alasan, semua itu di karenakan mantan istri Marvel tiba-tiba menggugat cerai dan lebih memilih pergi bersama laki-laki lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Huft.....
Fani mendelik tidak suka pada Gama, wanita ini mau tidak mau memberitahu Gama tempat di mana Kiran bekerja sekarang. Bukannya apa-apa, sejak pagi hingga sore Gama terus berada di toko kue miliknya.
"Terimakasih mbak," ucap Gama yang lega setelah mengetahui di mana Kiran bekerja sekarang.
"Kau ini, bisa-bisanya tidak percaya sama Kiran. Heran deh, di mana pemikiran mu itu?"
Fani terlihat kesal.
"Bukan gak percaya mbak, hanya saja saat itu aku syok saat melihat Kiran ada di tempat seperti itu."
"Gak percaya bagaimana?" Fani mengerutkan kedua alisnya kesal, "dengan kau memutuskan hubungan dengannya, kau pikir akan mudah untuk kembali seperti semula?"
Gama terdiam, entah kenapa tiba-tiba saja kepercayaan dirinya hilang.
"Aku tahu kau teman yang baik untuk Kiran. Tapi, kau sudah membuat dia kecewa sangat dalam. Hanya Marvel yang percaya pada Kiran, bahkan hanya dia yang rela mencaritahu tentang kebenarannya."
Gama hanya bisa tersenyum tipis, semua yang di katakan Fani sangat benar. Gama kemudian pergi begitu saja, ia tidak langsung pergi ke kantor Marvel melainkan pulang karena ia tahu jika jam segini kantor sudah tutup.
Malam yang sangat membahagiakan untuk Marvel. Untuk pertama kalinya Kiran mau di ajak pergi makan malam. Tidak, bukan hanya Marvel, ada Dona yang ikut mengambil peran. Tanpa Dona, sudah pasti Kiran tidak mau.
"Uh, tante sangat senang bisa bertemu kamu lagi. Marvel benar, kamu memang jodoh anak tante," ucap Dona yang sesekali mencolek pipi Kiran.
Kiran tersenyum sedikit merasa tidak nyaman pada sikap Dona dan tatapan Marvel.
"Terimakasih sudah mengajak Kiran makan malam tante. Makanannya sangat enak!" ucap Kiran yang bingung ingin berkata apa.
"Ah, ini hal biasa. Em,...tante harus pergi sekarang, gak apa-apakan kamu pulang sama Marvel?"
"Tante mau kemana?" tanya Kiran mendadak kaget.
"Tante lupa kalau malam ini ada acara. Ya udah, tante pergi dulu. Marvel,...jaga Kiran...!"
Dona kemudian pergi, bukan pergi untuk menghadiri acara temannya melainkan pulang ke rumah karena ia sendiri ingin memberikan kesempatan pada Marvel dan Kiran untuk berduaan.
"Om, udah bayarkan?" tanya Kiran membuat Marvel heran.
"Kenapa memangnya?" Marvel bertanya balik.
"Aku agak gimana gitu kalau berada di tempat ini. Lebih baik pergi ke tempat yang lain aja!"
"Tempat seperti apa yang kau maksud?" tanya Marvel semakin bingung.
Kiran menarik tangan Marvel, mengajak pria ini pergi ke tempat yang sangat membuat Marvel terkejut. Taman kota, tempat di mana ramai orang.
"Kau suka tempat seperti ini?" tanya Marvel.
"Kaum receh seperti aku ini biasanya ya kalau cuci mata di tempat seperti ini. Selain ramai, yang jualan jajan juga murah meriah."
"Oh, begitu...!"
"Kenapa, apa om gak suka pergi ke tempat seperti ini?" tanya Kiran merasa tidak enak hati.
"Asal kau bahagia, mas sih ngikut aja!" sahut Marvel.
"Mas sowek...!" seru Kiran.
Benar-benar menyenangkan, Marvel hanya mengekor di belakang Kiran. Gadis ini tidak ada kenyangnya, Kiran terus membeli makanan yang terlihat enak di matanya.
Pukul sepuluh malam Marvel mengantar Kiran pulang. Meskipun mereka tidak pergi ke tempat romantis, tapi setidaknya Marvel ada harapan jika Kiran bisa di ajak pergi.
Malam telah berganti pagi, dengan semangat yang berapi-api, Kiran berangkat kerja. Wajah cerianya mendadak lenyap saat Gama tiba-tiba menarik tangannya.
"Kiran,....!" panggil Gama.
Wajah Kiran seketika masam.
"Ada apa?" tanya Kiran singkat.
"Ayah mu mencari mu kemana-mana. Kau di suruh pulang sekarang!" ujar Gama memberitahu.
"Jika kedatangan mu hanya untuk mengatakan hal tidak berguna, maka pergilah. Aku ingin bekerja!" sahut Kiran dengan tegasnya.
"Kau ini kenapa sih?" tanya Gama heran, "kenapa sikap mu tiba-tiba berubah?"
"Kau yang kenapa?" Kiran bertanya balik, "kau sangat menyebalkan. Bukankah kita sudah putus hubungan pertemanan, lalu kenapa sekarang kau sangat sibuk mengatur ku?"
"Aku minta maaf, anggap saja ucapan ku malam itu hanya bercanda," ucap Gama dengan entengnya. Tentu saja hal tersebut membuat Kiran tertawa.
"Bercanda....?" Kiran mengulangi perkataan Gama, "wah, enak sekali kau mengatakannya. Kau satu paket dengan ayah ku, sama sekali tidak mau mendengarkan penjelasan ku bahkan mendengarkan ku. Gama, katakan pada ayah ku, aku sudah bukan anaknya lagi. Dia sendiri tidak mau mengakui ku sebagai anak dan kau sudah memutuskan hubungan pertemanan dengan ku. Jadi, di sini sudah sangat jelas jika antara aku dan Hasanudin dan kau sudah tidak memiliki hubungan apa pun!" tegas Kiran kemudian gadis ini langsung masuk ke dalam kantor.
Gama berusaha mengejar Kiran, tapi langkahnya terhenti saat ia hampir saja tertabrak mobil Marvel.
"Kau, mau apa kau di kantor ku?" tanya Marvel tidak suka.
"Om, kebetulan kita bertemu. Aku mau minta tolong," ujar Gama.
"Minta tolong apa?" tanya Marvel mulai curiga pada Gama.
"Tentang Kiran, ku mohon bujuk dia agar bisa memaafkan ku. Bujuk Kiran agar dia mau pulang ke rumahnya."
Marvel tertawa saat mendengar permintaan Gama.
"Kalian lucu, kalian sendiri yang sudah mengusir Kiran. Tidak percaya padanya bahkan tega memutuskan hubungan dengannya. Lalu, kenapa sekarang kalian sibuk mengurus Kiran?"
Huft,....
Gama membuang nafas kasar.
"Baik buruknya om Hasan tetap ayah kandung Kiran. Seharusnya Kiran bisa memaafkan ayahnya."
"Setelah semua yang di lakukan ayahnya?" Tanya Marvel, "bukankah kau temannya sejak kecil? tapi kenapa kau ini sangat bodoh dalam berpikir?"
Gama terdiam sejenak, ia hanya ingin Kiran kembali bersamanya seperti dulu.
"Ku mohon om, bantu aku agar Kiran mau memaafkan ku." Gama memohon.
"Itu urusan kalian, jika Kiran tidak mau berteman dengan mu lagi, jangan salahkan dia. Salahkan pada diri kalian yang sudah tidak mau percaya padanya!"
Marvel tidak peduli, pria ini kembali masuk kedalam mobil kemudian pergi.
Gama memejamkan mata sejenak, sejahat ini kah Kiran yang tak mau memaafkan dirinya. Apakah Kiran lupa jika Gama lah yang dulu selalu membantu dan selalu ada untuknya.
"Kiran,....!" Marvel memanggil Kiran yang sedang mengepel lantai.
"Jika ingin membahas tentang Gama, sebaiknya om pergi aja. Aku sedang tidak berselera!" ucap Kiran yang sudah tahu maksud Marvel.
"Ya gak gitu juga maksudnya. Mas hanya ingin tahu apa kamu baik-baik aja?"
"Aku sehat, ya udah sana kerja. Aku malu di lihat sama karyawan lainnya!"
"Nanti makan siang sama mas ya?"
"Om,...!" Kiran menarik nafas panjang.
"Sama calon suami sendiri panggilnya am om am om. Romantis dikit bisa gak sih?"
"Om, mau lihat sapu ember melayang gak?"
"Kalau ember melayang mas gak mau, kalau hati melayang mas mau nih!"
Bukannya pergi, Marvel semakin menggoda Kiran. Untung saja ini wilayah kekuasaan Marvel, jika tidak sudah pasti Kiran akan menghajar Marvel.
hhhh ayah macam apa itu, kok lah sama kyk ayah q..
😓
gitu lihat sinopsis nya sama kyk aq sama suami yg jarak umur 12th..
langsung penasaran sama ceritanya 🤭..
tp bagus juga loh, unik malah orang bisa jd hafal..