Kata orang pernikahan adalah salah satu hal yang paling membahagiakan. Tapi ternyata mereka salah. Menikah dengannya dan hidup bersama dengannya adalah awal dari sumber sakit yang kurasakan. Awal dari luka yang tak pernah sembuh dan sakit yang selalu tak berujung. Bahagia? Apa itu? Rasanya itu seperti mimpi disiang bolong. Jika itu mimpi, maka mimpi itu ketinggian. Tapi.. Bolehkan aku menggapai mimpi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pink berry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mirip
Di sebuah cafe kecil di pusat kota, duduk seorang wanita yang dengan anggunnya menatap kedua anak kembar nya yang sedang bermain. Mata nya tak berhenti memperhatikan apa saja yang dilakukan oleh kedua anak nya.
Dia Alreisha. Istri dari Qian Kun. Yang memiliki wajah yang begitu cantik dan senyum teduh yang begitu hangat. Tatapan nya begitu lembut, benar-benar memancarkan aura kelembutan. Wajah cantik nya yang hanya terpoles make up tipis, menambah kesan kecantikan alami yang terpancar dari wajah nya.
Tatapan matanya begitu teduh, memancarkan kasih sayang terhadap kedua anaknya yang sedang sibuk sendiri. Sesekali ia tersenyum menatap tingkah anaknya.
Ah, mereka begitu manis pikirnya. Si kembar Leon dan Atlas begitu mirip dengan ayah mereka. Sangat mirip malahan. Anak-anak ini begitu kasihan, di bandingkan dengan Senja putri nya, si kembar lebih parah lagi menerima penolakan yang mereka dapatkan.
Puncaknya adalah beberapa tahun yang lalu, ketika Alreisha dan Qian Kun memutuskan untuk merawat si kembar dan menjauhkannya dari keluarga besar. Si kembar yang dari awal sudah mendapatkan penolakan keras dari sang ibu.
Sang kakak menolak untuk merawat buah hati nya. Dikarenakan wajah anak-anak nya begitu mirip dengan sang suami. Ya kakak nya Alreisha, kembaran nya Reina. Bahkan sampai sekarang pun, sang kakak masih enggan untuk melihat putra-putranya.
Anak-anak ini, dari mereka lahir memang mendapatkan kasih sayang dari kedua kakek dan neneknya, orang tua Alreisha. Kasih sayang mereka begitu luar biasa malah. Berbeda dengan yang Senja dapatkan.
Bahkan sampai sekarang pun, perlakuan itu masih begitu terasa. Mungkin yang membedakan nya Senja anak yang lahir di luar nikah, dan si kembar lahir dalam keadaan orang tua nya yang masih terikat pernikahan.
Jelas itu menjadi patokan bagi kedua orang tua nya. Setiap pertemuan keluarga atau pun kolega, yang selalu di perkenalkan ke publik adalah si kembar. Cucu emas dan kebanggaan mereka.
Alasan nya cukup klasik menurut Alreisha, si kembar anak laki-laki. Penerus nama keluarga. Anak pertama yang lahir haruslah laki-laki. Jujur mendengar nya membuat hati Alreisha sakit.
Secara tidak langsung kedua orang tua nya menolak mentah-mentah kehadiran sang cucu. Meski restu sudah di dapat, tapi sikap dan perlakuan mereka berbeda. Setiap datang berkunjung ke rumah yang di ajak bicara hanya si kembar.
Alreisha dan suaminya Qian Kun tidak pernah di ajak bicara. Mereka hanya orang asing di keluarga mereka sendiri. Jangan tanya bagaimana perlakuan mereka terhadap Senja, sama sekali tidak dianggap.
Bagi mereka Senja adalah angin lalu yang tidak begitu penting kehadiran nya. Putri nya bahkan sampai sekarang masih menerima penolakan. Itu kenapa ketika si kembar mengajak Alreisha pergi keluar, Senja lebih memilih menghabiskan waktunya bersama dengan sang ayah.
Berada di kantor ayah nya lebih baik dari pada harus bersama si kembar. Senja tidak ingin selalu dibandingkan. Membayangkan bagaimana kerasnya penolakan yang di dapat sang anak, hati orang tua mana yang tidak sakit.
Bahkan setelah kebesaran hati mereka ingin merawat si kembar layaknya anak sendiri pun, masih tidak terlihat dan tidak ada artinya bagi semua orang. Masih teringat jelas di kepala wanita itu bagaimana kata-kata kasar yang terlontar untuk mereka.
Seorang pendosa seperti kalian ingin merawat anak orang lain? Kalian ingin membesarkan kedua anak ini seperti apa? Seperti kalian? Buang jauh-jauh pikiran kalian itu!
Alreisha tersenyum getir, bahkan sampai sekarang pun kedua orang tua nya masih menganggap dirinya sebagai anak yang telah mencoreng nama baik keluarga.
Restu memang telah diberi. Tapi penerimaan maaf yang diucap hanya formalitas biasa. Mereka hanya tidak ingin masalah ini terlalu berlarut-larut.
Ternyata tua muda nya seseorang tidak menjadi patokan mereka bisa bersikap dewasa. Itu yang dialami Alreisha dan suaminya sekarang.
Untung nya pria itu tipikal suami yang cuek dan bodo amatan dengan semua nya. Jadi tidak terlalu memikirkan apa yang dikatakan oleh orang lain terhadap nya.
Asal istri dan anak-anaknya jangan disentuh atau pun disakiti berarti semua nya aman. Jika sampai terdengar ataupun ia melihat secara langsung, ia tidak akan segan-segan membalas semuanya tanpa ampun.
Pria itu bahkan tidak peduli dengan kata keluarga. Contoh nya saja kekasih Reina dulu, pria itu dengan sengaja mengatakan jika Senja adalah anak h*ram dan aib untuk semua keluarga Aruna.
Mendengar pernyataan kekasih Reina yang begitu angkuh, Qian Kun tanpa banyak bicara langsung memotong lidah pria tersebut agar tidak bisa bicara lagi.
Pria itu sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata dalam mulut nya. Tapi dari tatapan nya sudah jelas terlihat bahwa ia sangat marah. Qian Kun tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu keluarga kecil nya.
"Alreisha." Mendengar nama nya di sebut, wanita itu tersentak kaget. Panggilan dari seseorang barusan membuyarkan lamunan nya. Ia menolehkan kepalanya ke sumber suara.
Seorang pria dengan wajah tidak asing sedang berdiri di hadapan nya. Pria itu tengah tersenyum hangat kepadanya. Alreisha yang melihat nya hanya diam tak berekspresi.
Pria ini, Alreisha mengenalnya. Sangat. Dia adalah-
"Benar, Alreisha?" Tanya pria itu sekali lagi mengulang kembali panggilan nya. Ia tersenyum tipis melihat wajah bingung Alreisha. Benar-benar sangat mirip pikirnya.
"Maaf?" Hanya kata itu yang terucap dari mulut Alreisha. Lidah nya terasa kaku sekarang. Ia bingung, pria ini kenapa bisa ada disini? Seoul cukup jauh bukan?
"Alreisha istri nya Qian Kun, benar?" Ucapnya sambil tersenyum. Pria ini sangat lah sabar pikir nya. Masih menanyakan pertanyaan yang sama.
"Kun Ge? Kamu kenal suami saya?" Mendengar kata suami, wajah Orion datar seketika, hanya sebentar lalu kembali seperti semula.
"Lumayan, kita rekan bisnis sekarang" jawab Orion tanpa memudarkan senyum nya. Melihat nya Alreisha juga ikut tersenyum.
"Silahkan duduk, Oppa" ucap Alreisha mempersilahkan pria yang berdiri di hadapannya.
"Orion." Kata Orion singkat.
"Orion?" ulang Alreisha memastikan. Wajah nya cukup bingung sekarang. Apa maksud pria di hadapannya ini.
"Nama saya Orion. Orion Ivander Damian. Kamu bisa panggil saya dengan Orion" jelas Orion sambil duduk di hadapan Alreisha.
"Ne? Ah, iya. Orion Oppa" ucap Alreisha cukup gagap. Cukup bingung dengan Orion. Orion yang melihat nya menahan tawanya. Kenapa wanita di hadapan nya begitu lucu? Menggemaskan.
"Kamu sendirian?" menatap Alreisha. Alreisha yang ditanya hanya menggeleng. "Sama anak, Oppa".
"Anak?" ucap Orion cukup terkejut. Anaknya. Apa kabar sekarang? Pria itu mengepalkan kedua tangannya di bawah meja.
"Bunda.." panggil seorang anak kecil memeluk tubuh Alreisha. Wanita yang dipanggil bunda tersenyum begitu cantik. Senyuman itu begitu lembut dan terasa hangat.