menceritakan tentang seorang gadis yang berpindah ke dunia asing yaitu dunia kultivasi.
seperti apa kelanjutannya silahkan di baca
maaf sebelumnya banyak typo berterbangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Setelah menyelesaikan hukuman,yara merasakan bahwa hampir seluruh Energinya terkuras,bahkan untuk mengangkat kepalanya pun terasa sangat sulit.
"Astaga Tulang tua itu sungguh tidak memberiku ruang Kali ini.. Ck, padahal yang di ledakan hanya Pil tingkat 4, Benar-Benar berlebihan sekali!!" Gumam sang yara, yang masih tidak tau betapa berharganya pil tingkat 4 yang di katakan nya Hanya itu..
Bagai mana tidak, di istana kecilnya Di Dunia kecil bertumpuk banyak sekali pil tingkat 4 sampai tingkat 10. bahkan, Pil yang di katakan Dunia adalah pil Langkah dan telah punah pun berjejer rapi di rak di Dunia kecilnya. Setelah menyusun kembali suasana hati yang hancur itu, yara berjalan memasuki Ruangan Sang Tuan.
Tok,tok,tok..
Mengetuk pintu dan berkata, "tuan aku sudah selesai membersihkan Kebun Herbal mu. jadi, bolehkah aku kembali ke Asramaku saat ini?!"
Ucap Yara hati-hati.
"Em, pergi lah. ingat karna kamu sudah kembali ke Akademi maka, besok pagi mulailah Belajar di kelas Petarung dan kembalilah 3 hari kemudian. kita akan Mempelajari Array, kebetulan aku ingin melihat sejauh mana pemahaman mu tentang Array." Setelahnya, Sang Tuan Berbalik lalu melanjutkan pekerjaan Tanpa memperdulikan Murit Nakal nya itu.
Sementara Sang Yara, Hanya bisa membuang Nafas Kasar. Bagai mana tidak, memiliki Tuan Yang Aneh juga adalah berkah Tersendiri untuknya. Sebab, metode belajar yang tuanya berikan terlihat Asal-asalan. Namun, kenyataanya Setiap Metodenya akan sangat mudah untuk di pahami. Membungkuk kan Tubuhnya, memberi hormat perpisahan lalu berjalan kembali dan tujuan nya adalah Kantin. Dalam perjalanan ke Kantin cacing di perutnya, tak henti-hentinya meronta minta di beri makan..Mengelus perut ratanya, dan bergumam. "Astaga, Aku akan mati kekeringan karna cacing di perutku meminta untuk di beri makan. jika aku masih terlambat lagi, aku yakin seluruh isi perutku akan di makan habis oleh mereka!!"
Tidak memperhatikan sekitarnya, tanpa sadar dia menabrak sesuatu di tengah jalan yang membuat nya semakin emosi dan ingin menendang benda tersebut.
"Kuda loncat !! Benda macam apa yang tidak tau tempat hanya menghalangi jalan ku!??!
Ucapnya mengumpat, lalu Melihat kembali
Tepat di depan nya. terdapat sosok tinggi, tegap. mengenakan jubah hitam memiliki kulit putih, lihat matanya yang seperti mata elang. bola mata berwarna Emas, hidung mancung, bibir tipis jangan lewatkan seringai Iblisnya. tubuh tinggi dan tegap, dada bidang, dan memiliki Aura seorang pemimpin.
"Sungguh sangat Tampan dan gagah!!"
Pikir sang Yara.
"Em...?" Pria itu Mengangkat Alisnya. seakan berkata, "Apakah aku perduli?!"
Itu terlihat menantang, ingin meminta pemukulan gratis.
Melihat itu, sang yara tertegun sesaat dan hendak mengangkat kakinya ingin menendang sosok Tampan paripurna di hadapannya ini, yang memiliki tingkat ke sombongan di bawah angka 8.
membuat Sang yara melupakan kecintaanya Akan pria tampan, yang Tergantikan dengan emosi yang berlimpa..Mengapa tidak, pada saat bertabrakan wajah kecil Sang Yara menabrak Dada bidang Sosok tersebut. yang mengakibatkan Hidung mancung dan indahnya terasa seperti ingin patah,
Lihat saja matanya yang sudah memerah dan berair. dengan ujung hidung memerah seperti, telah di remas -remas. Dengan bibir komat-kamit, dia seperti anak kucing kecil yang telah di rebut makanan nya..
Yara mencoba menendang sosok tersebut. namun, sebelum kakinya mencapai target. sudah terlebih dulu di tangkap oleh, tangan kekar dan ramping itu, Melihat itu, matanya berkedip-kedip seakan berkata.
''oh, lihat. bukan hanya wajah, bahkan jarinya pun terlihat sempurna. rasanya, ingin dia menggapainya dan memainkan kemudian mengigit nya!!" Menggeleng-gelengkan kepalanya agar pikiran kotornya terhempas. dia kembali kepada kenyataan, dimana. kaki kanannya yang saat ini sedang di pegang dan detik berikutnya, pria itu menarik kaki sang yara. sehingga, membuat tubuhnya condong ke depan pria itu. kemudian, dia merasakan rasa hangat di samping telinganya. saat ketika pria itu mendekat dan membisikan sesuatu di telinganya, ''kucing kecil, beginikah sifatmu pada saat bertemu orang baru Benar-benar tidak Ramah." Sebelum menjauhkan wajahnya di samping Sang Yara. tidak lupa dia meniup cuping telinga sang Yara, dan itu berhasil membuat si empunya telinga bergindik ngeri.
"Ka..ka..kamu, kamu, pria cabul !! kamu..kamu tidak bisakah kamu melihat apa yang kamu perbuat saat ini sangat melanggar kesopanan. apa lagi, kami sama-sama pria sejati. Perbuatanmu menjatuhkan harga diriku sebagai pria sempurna di mata para gadis!!" Sang Yara memarahi sambil terbata dan menunjuk ke arah pria aneh dan cabul di depan nya ini.. Dalam benaknya. "sial aku benar-benar mengabaikan waktu keberuntunganku, saat turun dari kediaman sang Tuan. Yang berakhir, bertemu dengan pria cabul dan tak tahu malu ini!!"
Mencoba menarik kakinya yang masih di genggaman pria cabul itu. namun, sayang itu tidak membuahkan hasil. sebab, semakin dia mencoba menariknya semakin kuat dan semakin dia di tarik mendekat ke arah pria cabul di depannya.
"Lepaskan, kamu pria cabul.!!!"
Dengan posisi tangan yang mencoba membuka paksa tangan pria itu, Ini benar-benar membuat emosinya semakin tersulut Namun, seberapapun dia berusaha untuk melepaskan itu masih tidak membuahkan hasil apapun.
Sementra di pihak pria yang di sebut cabul,
Dia hanya menatap dengan seringai tipis di bibirnya..Melihat ke arah sosok kecil yang di sebut kucing kecil, mengamatinya dengan seksama. Wajah mungil, mata bulat berair dengan bola mata berwarna biru langit. alis dan bulu mata tertata rapi dan lentik, sudut mata tajam. turun ke bawah hidung tinggi dengan belahan tepat di bawah hidung, pipi bulat merona. bibir tipis bagian atas dan bagian bawah sedikit berisi dengan warna merah berminyak, berbentuk hati. melihat itu, jangkung pria cabul tersebut naik dan turun, "penampilan itu sempurna!!" pikirnya.
di tambah Dagunya yang sedikit lancip, memiliki belahan sungguh dia ingin memegang nya di telapak tanganya dan merasakan kelembutannya itu.
Dia masih mengabaikan tindakan kucing kecil tersebut dan masih terus menikmati setiap ekspresi nya. wajah marahnya, bibir manyun nya dan cara dia memberontak. jika ini bukan di Akademi Bintang Biru, dia benar-benar akan membawanya ke pelukannya agar kucing kecil ini berhenti memberontak.
Hanya saja, mengingat lokasi dan lagi, mereka di mata orang lain adalah 2 orang pria yang sedang bercengkrama!
Posisi mereka memang sangat Ambigu. Walaupun, dia tidak memperdulikannya mengapa? Yea, itu di sebab kan karena, tingkat kultivasinya di atas batas dunia bawah. sehingga, dia bisa melihat dengan jelas bahwa yang di depanya saat ini adalah 'Gadis Cantik dan Nakal'. Itulah sebabnya, dia memanggilnya kucing kecil. melihat lagi dan lagi, dia benar -benar ingin membawa kucing kecil ini pergi dan menghilang. Asyik dengan lamunan nya, dia tersentak dengan sigap melepaskan cengkeramannya di kaki sang kucing kecilnya.
Emmmm, kucing kecilnya. melihat sampai saat ini, dia mencapnya sebagai miliknya sejak saat ini dan selamanya.
Kembali ke Sang Yara, yang sudah menarik kembali serangannya. Betul skali, karena merasa pria cabul di depannya tidak ingin membiarkan pergi. dia, menyerang menggunakan elemen api ke arah dada sang pria cabul di depan nya itu. Setelah mendapatkan kembali kebebasan, dia berkata dengan penuh amara..
"Lihat saja di masa depan, dia akan memukul dan menendang wajah pria cabul itu dan mengikatnya bersama Xiao'tu."
Dia benar-benar melupakan rasa laparnya. dan berlalu pergi dengan secepat kilat, kembali ke Asrama dan berharap untuk tidak bertemu dengan pria cabul itu di masa depan.
Masi ingat xiao tu? Penjaga di kebun tuan Yara, yang suka kentu itu loh.
Hehehehhe ..