NovelToon NovelToon
Reina: Become Trouble Maker

Reina: Become Trouble Maker

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Pembaca Pikiran
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Setelah dituduh sebagai pemuja iblis, Carvina tewas dengan penuh dendam dan jiwanya terjebak di dunia iblis selama ratusan tahun. Setelah sekian lama, dia akhirnya terlahir kembali di dunia yang berbeda dengan dunia sebelumnya.

Dia merasuki tubuh seorang anak kecil yang ditindas keluarganya, namun berkat kemampuan barunya, dia bertemu dengan paman pemilik tubuh barunya dan mengangkatnya menjadi anak.
Mereka meninggalkan kota, memulai kehidupan baru yang penuh kekacauan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Reina terbangun saat langit di ufuk timur mulai terang. Gadis kecil itu meregangkan tubuhnya sebentar dan menguap lebar. Matanya mengamati sekitar yang masih gelap dan dipenuhi pepohonan.

Reina beranjak dari sana, memutuskan untuk menjelajahi hutan sebelum pria itu terbangun. Dia mengambil pisau lipat dan kantong plastik, lalu mulai mencari tumbuhan obat yang mungkin dibutuhkan.

"Wah, di sini banyak tumbuhan obat. Bahkan di duniaku dulu, mereka sangat sulit ditemukan." Gumam Reina sambil memetik beberapa tanaman yang memang diperlukan. Dia juga memetik beberapa buah-buahan yang ada di sana untuk mengganjal perutnya.

Langit mulai terang, dan sebentar lagi matahari akan muncul. Reina segera kembali ke tempatnya bermalam sebelum Chakra terbangun dan mengomelinya. Atau sebelum Joshua berteriak heboh saat tidak menemukan dirinya.

Saking sibuk dengan pikirannya, tanpa sadar Reina akhirnya tiba di tempat bermalam tepat pada saat Joshua datang dari kejauhan dengan handuk melingkar di lehernya. Pria itu berjalan sambil bermain ponsel dan tak menyadari kedatangan Reina. Segera, gadis kecil itu meletakkan kantong plastik dan memilih duduk di sebelah Chakra.

‘Drap’ ‘Drap’ ‘Drap’

"Chakra! Lina telah meninggal!" Seru Joshua heboh, membuat Chakra menggeliat malas.

"Dia meninggal dalam keadaan hangus dengan tubuh penuh luka!" Joshua melanjutkan dengan nada panik.

Chakra membuka matanya dan langsung duduk begitu saja, menatap Joshua dengan tatapan menuntut. Joshua menyodorkan ponselnya, dan Chakra langsung menerimanya.

Setelah membaca berita itu, Chakra menatap Reina yang kini sibuk meminum susu kotak dengan tatapan polosnya. Joshua, yang tampak bingung, ikut menatap Reina yang kini menatap mereka sambil mengedipkan matanya lucu.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu? Apakah aku semenggemaskan itu?" Tanya Reina sambil berpose imut, yang justru membuat kedua pria yang ada di sana menahan gemas.

Keduanya melihat gadis kecil itu seperti anak kucing yang lucu. Tetapi Chakra teringat dengan boneka santet yang terbakar semalam. Apakah itu ulah Reina?

Lalu Chakra menscroll layar ponsel milik Joshua. Matanya membeku saat melihat sebuah foto yang menampilkan kondisi mobil yang hangus terbakar, beserta tiga orang yang hangus terpanggang di dalamnya.

"Kau kenapa?" Tanya Joshua saat melihat ekspresi Chakra yang tampak kosong. Pria itu mengintip layar ponsel dan seketika dirinya merasa lemas.

"Apa kita benar-benar telah tewas?" Tanya Chakra dengan suara pelan.

"Apa kalian berpikir seperti itu?" Tanya Reina sambil tersenyum smirk. Joshua dan Chakra menatap Reina dengan tatapan sulit.

"Mungkin ada yang membantu kita dengan membuat tubuh palsu. Jika kalian mati, mana mungkin merasakan lapar dan sakit, bukan?" Reina berkata dengan tenang, seperti mengutarakan fakta.

Perkataan Reina ada benarnya juga. Tapi kenapa anak sekecil itu bisa berpikir realistis dengan tenang?

Reina, yang bisa mendengar suara berisik di kepala kedua pria itu, memutuskan untuk bersikap normal seperti anak kecil. "Paman, sampai kapan kita berada di sini?" tanyanya, suaranya ceria namun dengan nada penasaran.

Chakra menatap Reina yang entah mengapa terlihat seperti anak kucing yang mengeong di depannya. Reina yang mendengar isi pikiran pria yang berstatus paman pemilik tubuh ini hanya bisa merengut sebal.

"Ah, dia benar. Sebaiknya kita bergegas pergi dari sini. Berjaga-jaga jika keberadaan kita ketahuan," usul Joshua dengan nada serius.

Reina hanya mengangguk pelan, meskipun pikirannya tetap sibuk dengan pertanyaan tentang keadaan mereka. Mereka mungkin memang dalam bahaya, tetapi gadis kecil itu merasa ada sesuatu yang lebih besar yang mengintai mereka.

Dua pria tengah berjalan di hutan sambil menggendong ransel. Seorang di antaranya tengah menggendong seorang gadis kecil yang merengut sebal.

"Ada apa dengan ekspresimu itu, Kitty?" tanya Joshua dengan nada usil.

"Aku ingin berjalan. Bisakah kau menurunkanku?" pinta Reina untuk kesekian kalinya. Dan gadis kecil itu sudah menebak jawabannya.

"Tidak. Kakimu pendek. Kau bisa tertinggal jauh jika kau berjalan," jawab Chakra dengan tenang, meskipun ia tahu Reina sedikit kesal.

Joshua mendengus. "Kalian sudah melakukan sesi tanya jawab untuk hal yang sama sebanyak tiga puluh kali setiap lima menit," gerutunya.

"Ah, kau bosan di gendong terus, ya?" Joshua mengejek sambil tersenyum lebar.

Reina menampilkan wajah memelas yang terlihat semenyedihkan mungkin. "Aku bosan, Om."

Joshua terkekeh, "Yang dikatakan pamanmu itu benar, Reina. Kau masih terlalu kecil."

"Aku saja pernah tersesat di dalam hutan dan bertarung dengan seekor monster saat berusia tujuh tahun. Bahkan pernah melawan seekor Vyren dan memakan dagingnya," gerutu Reina pelan yang terdengar jelas oleh Chakra.

"Setelah ini, kau boleh berjalan, Kitty," kata Chakra sambil melirik Reina dengan sedikit senyum.

Reina memutar matanya dengan bosan. Gadis kecil itu memilih mengedarkan pandangannya ke segala arah dan tak sengaja melihat serumpun tanaman obat.

"Paman, bisa kesana sebentar?" rengek Reina sambil menunjuk ke arah yang diinginkannya.

Chakra menghentikan langkahnya dan melihat ke arah yang ditunjuk oleh keponakannya itu. "Untuk apa?" tanya Chakra, namun tetap menuruti keinginan Reina.

Joshua mengekor di belakang mereka dan dahinya mengernyit saat melihat rumpunan tanaman obat itu. "Bukankah ini hanya rumput?" Dia mendekati rumpunan itu dan memetik sehelai daun, lalu mengamatinya sebentar.

"Tapi menurutku itu adalah tanaman obat," jawab Reina dengan percaya diri.

Di beberapa kehidupan sebelumnya, Reina pernah terlahir sebagai seorang alkemis maupun dokter yang meramu obat dan racun, jadi gadis kecil itu mengetahui dedaunan obat-obatan maupun racun.

"Ya, kau benar. Ini adalah tanaman obat yang mahal. Pengobatan tradisional saat ini sangat sedikit, mengingat bahan-bahannya sangat susah ditemukan," ujar Chakra dengan rasa kagum.

"Kenapa kita tidak menggunakan ekstraksi tanaman obat dan tanaman herbal untuk membuat obat, Om? Bukankah itu lebih aman dan efisien? Om tinggal menggabungkan pengobatan modern dengan pengobatan tradisional." Reina mencetuskan ide yang membuat Joshua tersentak dengan pemikiran gadis kecil itu.

Obat-obatan dan kosmetik dengan bahan dari tumbuhan. Kenapa tidak terpikirkan dulu sebelumnya? Gadis kecil di depannya benar-benar jenius.

Reina mendengar isi pikiran Joshua dan tersenyum tipis.

"Darimana kau mendapatkan pemikiran seperti ini, Reina? Kau tampak seperti orang tua yang berkecimpung dalam berbagai dunia," tanya Chakra penasaran dengan nada menggoda.

"Karena aku pernah hidup sebagai dokter dan alkimia," pikir Reina dalam hati. Namun, gadis kecil itu tidak ingin mengatakannya, takut dirinya akan diinterogasi oleh Chakra sampai ketiduran.

"Bukankah pengobatan tradisional sangat berkurang? Coba Paman pikirkan bagaimana jika pengobatan tradisional dan modern digabungkan," ujar Reina dengan serius.

"Itu ide yang luar biasa!" Joshua berdiri sambil menatap Reina dengan mata berbinar. "Darimana kau mengetahui hal seperti ini?"

"Aku pernah membaca buku-buku tentang obat-obatan sebelumnya, Om. Paman pernah mengajakku pergi ke perpustakaan kota untuk membaca."

Selama dua bulan terdampar di dunia ini, Chakra telah mengajari Reina membaca, menulis, dan berhitung. Bahkan, dia membelikan beberapa buku cerita dan buku pelajaran, mengingat pendaftaran sekolah sudah tutup.

Dan beberapa waktu lalu, Chakra pernah mengajak Reina pergi ke perpustakaan kota untuk membaca buku selama setengah hari penuh.

Chakra hanya bisa mengacak kepala Reina dengan bangga.

."Kita sudah berada di hutan wilayah kota G. Sebentar lagi kita memasuki wilayah Grahace." Lapor Joshua pada Chakra sambil menunjukkan layar smartphone miliknya.

"Kota G, ya." Gumam Chakra menerawang. Lalu pria itu tersenyum sinis, "Sebaiknya kita ganti identitas. Wajah dan nama kita sudah tersebar luas."

"Aku setuju. Tidak mungkin kita menggunakan identitas lama, mengingat orang-orang keparat itu menginginkan kematian kita." Joshua berkata dengan dingin.

Chakra menatap Reina yang asik dengan cemilannya, "Nak, mulai sekarang aku dan dia," Chakra menunjuk ke arah Joshua yang ikut menatapnya dengan ceria, "... Yang akan merawatmu. Kau bisa memanggilku ayah."

Reina terdiam dan menatap mereka dengan serius. Reina teringat dengan masa lalunya.

Di beberapa kehidupan sebelumnya, dia pernah memiliki seorang pria yang pantas dipanggil ayah. Meski dia harus merasakan kasih sayangnya sebentar, mengingat ayahnya merupakan seorang prajurit yang kadang pulang dengan keadaan tak bernyawa atau meninggal karena sakit. Dan di beberapa kehidupan sebagai bangsawan, Reina jarang merasakan kasih sayang seorang ayah. Selain sibuk dengan tugasnya sebagai pemimpin wilayah maupun melatih pasukan serta perang, kadang mereka mengabaikannya karena dianggap tidak berguna.

"Baik, Ayah," jawab Reina akhirnya.

'Degh'

Chakra menatap Reina terharu, 'Beginikah rasanya dipanggil ayah?'

Reina tersenyum saat mendengar pikiran Chakra, sementara Joshua menatap sahabatnya dengan tak percaya, 'Aku tak menyangka dengan panggilan itu, Chakra bisa mengeluarkan ekspresi lain. Hihihi... Lucu juga...'

"Lalu, bagaimana dengan nama kita?" Tanya Joshua merusak momen bahagia milik Chakra.

"Galaxy Leonard, itu namaku. Dan kau..." Chakra menatap Reina yang kini menatapnya dengan penasaran, "Reina Leonora."

Reina tersenyum. Hatinya merasa bahagia dan semakin ringan. Apakah ini sisa jiwa pemilik tubuh sebelumnya?

"Terimakasih, Ayah." Reina tersenyum tulus.

"Kalau begitu, aku juga mengganti namaku." Joshua tampak berpikir sebentar, "Alandro Mahardika, bagaimana?"

Chakra yang kini bernama Galaxy menganggukkan kepalanya. Dan Joshua tersenyum puas.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!