Seorang wanita muda, Luna, menikah kontrak dengan teman masa kecilnya, Kaid, untuk memenuhi permintaan orang tua. Namun, pernikahan kontrak itu berubah menjadi cinta sejati ketika Kaid mulai menunjukkan perasaan yang tidak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak Masa Lalu yang Kian Mengusik
Malam itu, setelah percakapan intens dengan Kaid, Luna berusaha tidur, tapi pikirannya terus-menerus terganggu oleh gambar Karina dan amplop itu. Dia ingin mempercayai suaminya, tetapi rasa sakit akibat kebohongan kecil yang dilakukan Kaid masih terasa tajam.
Keesokan harinya, Luna memutuskan untuk fokus pada pekerjaannya. Di layar laptopnya, desain sebuah logo mulai terbentuk. Namun, setiap kali ia mencoba berkonsentrasi, pesan misterius yang ia terima beberapa waktu lalu kembali menghantui pikirannya.
“Apa yang Kaid sembunyikan darimu belum semuanya terungkap.”
“Cukup, Luna,” bisiknya pada diri sendiri. “Kamu harus menyelesaikan pekerjaan ini dulu.”
Namun, usaha itu sia-sia. Akhirnya, ia menyerah dan menutup laptopnya. Hatinya mengatakan bahwa ia harus menggali lebih dalam.
Hari itu, Luna mengunjungi Ria lagi. Sahabatnya itu masih duduk di belakang mejanya yang penuh dokumen.
“Ria, aku butuh bantuan lagi,” kata Luna langsung, tanpa basa-basi.
Ria menatapnya dengan alis terangkat. “Luna, kamu yakin ini perlu? Kamu sudah mendapatkan jawaban dari Kaid.”
Luna menggigit bibirnya. “Aku ingin percaya padanya, Ria. Tapi firasatku mengatakan ada lebih banyak hal yang dia sembunyikan.”
Ria terdiam sejenak sebelum mengangguk. “Baiklah. Aku akan mencoba menyelidiki lebih jauh tentang Karina dan malam itu. Tapi, Luna, kamu harus siap menerima apa pun hasilnya.”
Luna mengangguk, meskipun hatinya terasa berat. “Aku sudah siap, Ria.”
Selama beberapa hari berikutnya, Luna berusaha bersikap normal di depan Kaid. Suaminya tampak lebih perhatian dari biasanya, selalu memastikan bahwa Luna merasa nyaman.
“Kamu baik-baik saja?” tanya Kaid suatu malam ketika mereka sedang makan malam bersama.
Luna tersenyum tipis. “Aku baik-baik saja.”
Namun, di dalam hatinya, ia tahu bahwa dirinya sedang menyembunyikan kebenaran. Ia menunggu kabar dari Ria, yang bekerja di balik layar untuk menemukan apa yang mungkin masih disembunyikan Kaid.
Beberapa hari kemudian, Ria akhirnya menghubungi Luna. Mereka bertemu di sebuah kafe kecil yang biasa mereka kunjungi.
“Aku menemukan sesuatu,” kata Ria langsung, menyerahkan beberapa dokumen kepada Luna.
Luna membaca dokumen-dokumen itu dengan hati-hati. Matahari sore yang menyinari kafe terasa seperti lampu sorot yang mempertegas setiap kata di atas kertas itu.
“Karina memiliki sejumlah hutang besar,” kata Ria. “Dan tampaknya, malam itu, Kaid tidak hanya memberikan uang padanya. Dia juga menandatangani perjanjian untuk membantu Karina melunasi hutang tersebut.”
Luna terkejut. “Apa? Kenapa Kaid tidak memberitahuku tentang ini?”
Ria menggeleng pelan. “Mungkin dia berpikir itu tidak penting, atau mungkin dia tidak ingin kamu khawatir.”
Namun, bagi Luna, ini lebih dari sekadar bantuan keuangan. Jika Kaid benar-benar menyembunyikan sesuatu sebesar ini darinya, bagaimana ia bisa mempercayai bahwa tidak ada hal lain yang masih disembunyikan?
Malam itu, Luna menunggu Kaid pulang dengan hati yang berat. Ketika Kaid akhirnya tiba, ia langsung tahu bahwa sesuatu sedang mengganggu istrinya.
“Kaid,” kata Luna dengan nada serius.
Kaid menatapnya dengan alis berkerut. “Ada apa, Luna?”
Luna meletakkan dokumen-dokumen yang diberikan Ria di atas meja. “Kenapa kamu tidak pernah memberitahuku tentang perjanjian ini?”
Kaid tampak terkejut melihat dokumen-dokumen itu. Ia menghela napas panjang sebelum duduk di sofa.
“Luna, aku bisa jelaskan.”
“Lalu jelaskan,” desak Luna.
Kaid menatapnya dengan tatapan penuh penyesalan. “Aku hanya ingin membantu Karina keluar dari masalahnya. Dia sangat terdesak, dan aku tahu bahwa aku memiliki kemampuan untuk membantunya. Tapi aku takut jika aku memberitahumu, kamu akan salah paham atau merasa tidak nyaman.”
Luna menatap Kaid, matanya mulai berkaca-kaca. “Tapi, Kaid, ini bukan tentang Karina. Ini tentang kejujuran kita. Aku ingin kita saling terbuka, apa pun itu. Karena kalau tidak, bagaimana aku bisa percaya padamu?”
Kaid terdiam, menyadari kesalahannya.
“Aku minta maaf, Luna,” kata Kaid akhirnya. “Aku seharusnya memberitahumu sejak awal. Aku tidak ingin kamu merasa aku menyembunyikan apa pun darimu.”
Luna menghela napas panjang. “Kaid, aku mencintaimu. Tapi hubungan kita tidak akan bertahan tanpa kejujuran. Aku ingin kamu mulai berbagi semuanya denganku, tanpa kecuali.”
Kaid mengangguk. “Aku janji, Luna. Tidak ada lagi rahasia di antara kita.”
Meskipun Kaid berjanji, Luna tahu bahwa memperbaiki kepercayaan tidak semudah itu. Perjalanan mereka masih panjang, dan ia harus memutuskan apakah ia bisa sepenuhnya memaafkan dan melanjutkan hidup mereka bersama.
Namun, di dalam hatinya, Luna merasa satu hal pasti, ia tidak akan berhenti berjuang untuk hubungan mereka.