Ibuku Seorang Dokter Ajaib

"Lalu apa yang akan kamu lakukan??" tanya Natasha

Reni kembali menggeleng sana dengan pertanyaan itu.

"Kamu akan menikah dengannya??" tanya Natasha

"Aku belum berpikir untuk menikah dengannya. Walaupun dia ayah Caca, tapi aku harus berpikir dua kali untuk menjadikannya suamiku. Aku ingin menikah dengan pria yang ku cintai dan juga mencintai ku," jawab Rini

"Ok, aku setuju dok," sahut Natasha

Sementara itu di tempat berbeda, Widya tampak mendatangi sebuah kantor pejabat tinggi.

Seperti biasa wanita itu tampak seperti seorang Ratu yang ingin dihormati dan diperlakukan istimewa.

Seorang wanita lantas mengantarnya ke ruangan Hasan Ishaaq, seorang pejabat tinggi pajak.

"Silakan nyonya tunggu dulu sebentar, karena pak Hasan sedang ada meeting," ucap seorang wanita muda

"Ok,"

Widya tak keberatan menunggu pria itu. Lagipula ia memang sudah terbiasa selama hampir 7 tahun melakukan ritual yang sama demi mendapatkan cuan dari ayah anaknya tersebut.

Setengah jam kemudian Hasan pun memasuki ruangan tunggu dan menghampirinya.

Pria itu langsung mencium tangannya dan dan duduk di hadapannya.

"Apa kabar Bu?" tanyanya

"Sangat baik, bagimana denganmu?" jawab Widya

"Aku juga baik ibu," jawab pria itu

"Ok, seperti biasa kedatangan ibu hari ini untuk meminta jatah bulanan Caca," ujar Widya

"Ibu, aku sudah bertemu dengan Rini dan melakukan tes DNA juga dengan Caca. Dia memang anak ku dan mungkin ibu tidak perlu datang lagi untuk meminta uang untuk keperluannya, karena aku akan mengambil hak asuhnya supaya aku juga bisa merawatnya. Aku yakin dia akan segera sembuh jika bersamaku," jawab Hasan

Widya begitu terkejut saat mengetahui Hasan sudah melakukan tes DNA. Tentu saja ia tidak mau jika pria itu mengetahui lebih awal perihal putrinya. Apalagi kalau sampai ia yang merawatnya, sudah tentu ia tak setuju karena Hasan akan berhenti memberinya uang.

"Kenapa kau tidak mau menikahi putriku?" tanya Widya.

Hasan tampak terdiam, "entahlah, aku juga tidak yakin dia akan mau menikah dengan ku," sahutnya

"Rasanya dia benar juga, mana mungkin Rini akan menikah dengannya,"

"Maaf ibu aku ada rapat dadakan, untuk uangnya seperti biasa aku akan mentransfernya ke rekening mu," ucap Hasan

"Ok," jawab Widya kemudian pamit pergi

Dalam perjalanan pulang ia terus berpikir bagaimana Hasan bisa tahu tentang Rini.

"Pasti ada yang memberitahunya, lalu siapa dia??" ucapnya

"Apa Ricky??"

"Jika benar dia yang sudah memberi tahunya lalu apa tujuannya?" ucap Widya penasaran

Ia pun menghubungi pria itu. Seperti yang ia khawatirkan ternyata benar, jika Ricky yang sudah diam-diam memberitahu Hasan tentang Rini.

"Apa maksud ku melakukan hal ini??" tanya Widya

"Tidak ada, aku hanya ia segera tahu kebenarannya. Tentu saja agar kau jug berhenti memerasnya," jawab Ricky

"Dasar kurang ajar, kau sudah berani mengusik ku, maka jangan salahkan aku jika akupun akan mengusik mu," sahut Widya

"Silakan saja, kau tidak akan pernah bisa mengusik ku,"

."Kau tahu kan hanya aku yang tahu jika putra kakakmu itu bukanlah anak kandungnya," ucap Widya

"Aku bisa saja memberitahunya, dan aku bisa merubah segalanya, termasuk rencana mu mendapatkan semua aset kakakmu dari bocah itu!" imbuhnya

"Jangan macam-macam Widya atau aku akan menghabisi mu!" ancam Ricky

"Lakukan saja bocah ingusan aku tidak takut," sahutnya

Rocky yang kesal kepadanya langsung mematikan ponselnya.

"Dasar lampir, jadi kau ingin balas dendam padaku, ayo kita lihat siapa yang akan memenangkan pertarungan ini!" ucap Ricky