Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 25. Tunangan.
Beberapa Hari kemudian...
Mona dan Nando sehabis pulang sekolah dikejutkan oleh kedua orang tua nya yang sedang canda gurau di dalam rumah.
Ini bukan yang pertama, tapi dari kemarin mereka selalu mendengar suara tertawa orang tua yang begitu sangat renyah masuk di lobang telinga.
"Bahas apa mereka A?" Mona sangat penasaran, karena obrolan mereka terdengar begitu samar.
Nando menggeleng "Tapi kok?"
"Tapi apa A?"
"Eh kalian sudah pulang" Pak Oki melambai tangan. "Kalian sini dulu, ada yang mau kita bahas"
Mona dan Nando pun masuk dan menghampiri orang tua yang sudah dalam keadaan duduk tenang di sofa ruang tamu.
"Ada apa ya ini?"
Bu Sisil merangkul pundak anak gadisnya, lalu menyuapi kue brownies yang sudah di tata rapih di atas meja.
"Makan dulu, biar rileks"
Sambil mengunyah, netra Mona terus menyorot ke arah orang tua yang ada di depan matanya. Perasaan nya mulai panik, ketegangan nya pun sudah ikut hadir.
Menoleh ke arah Nando "Si kunyuk malah ikut ketawa" begitu dalam hati Mona yang sedang berkacak pinggang.
Tidak tau kalau kondisi Mona yang sekarang lagi merasa kurang enak.
Seolah Aldi sudah paham dan mengikuti alur dari orang tuanya.
"Maaf Mon kalau ganggu waktu nya sebentar, jadi kedatangan kita kesini itu hanya untuk menjodohkan Mona dengan anak om" Begitu sangat licin ucapan dari Pak Oki yang keluar dari bibir nya.
"Iya maaf ya Mon, jauh-jauh hari ini sudah di obrolkan sama orang tua kamu, dan mereka sudah setuju untuk menikahi anak tante dengan kamu Mona" Timpal Bu Erni.
Mona membuka rahang terkejut "HAH"
Otak nya masih berusaha mencerna omongan dari Bu Erni
"Tante, aku-aku masih sekolah, kenapa di jodohkan?"
"Mamah yang mau, kalau gak nurut kamu akan dosa besar" Timpal Bu Sisil mengancam.
Mona menghela nafas, dia pun tak mau berkomentar lagi, selain tersenyum dan menerima keadaan yang sekarang.
"Gimana keputusan kamu Mon?" Pak Oki memberi pertanyaan.
Mona menoleh, dengan satu tarikan nafas ia pun bilang "Oke saya mau di jodohkan dengan Nando" Lirikan tajam Mona mengarah ke arah Nando yang sudah membuka kotak cincin perhiasan yang sudah dia beli bersama ayah nya.
"Tapi ada syaratnya"
Pak Oki mengerut kening "Apa itu?"
"Hari pernikahan nanti, aku mau dilaksanakan di desa kaki gunung merapi tempat saya dilahirkan, Dan.... Aku mau Nando tidak membocorkan tentang rahasia pertunangan kita disekolah"
Mona memberi persyaratan karena Mona akhir-akhir ini merasa aneh dengan sikap Nurul yang berubah drastis, saat bertemu dengan Nando ia juga selalu menghindar.
"Oke, yang kita mau sebelum berangkat ke Belanda, kalian sudah menjadi suami istri, pernikahan kalian akan berlangsung tiga bulan ke depan, kita akan mengurus sepenuh nya dekorasi, resepsi dan dokumen pernikahan, kalian nanti kalau disuruh ini itu tinggal nurut aja" Kata Pak Oki.
Mona mengangguk "Oke"
Nando tanpa mengeluarkan suara dari bibir nya, ikut mengangguk memberi tanda setuju
"Kalau begitu semua sudah setuju, dan niat baik ini semoga lancar sampai hari H"
"Aminn" Serempak penghuni rumah berteriak dengan meriah.
Mona menopang dagu, dalam lamunan nya dia kempit antara senang dan sedih.
Senang nya karena sebentar lagi dia akan menjadi istri dari seseorang yang sudah dia puja-puja.
Sedihnya harus menerima takdir kalau niat orang tua datang ke Bandung hanya untuk acara pernikahan anaknya dengan salah satu Sabahat baiknya dari ibu kandung Mona.
Sesi acara dadakan itu telah memasuki saling tukar cincin di jari manis, sebelum akhirnya Mona dan Nando sudah resmi menyandang status bertunangan.