NovelToon NovelToon
Mr. Adam & Mrs. Ana

Mr. Adam & Mrs. Ana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Playboy / Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: omen_getih72

Anastasia, seorang gadis cantik namun bernasib malang.
Dia di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kini hidup sebatang kara.
Tapi, hal itu sama sekali tak melunturkan semangat hidup Anastasia.
Dia tetap tumbuh jadi gadis yang cerdas dan berpendidikan tinggi.
Hingga pada suatu hari, kehidupan Anastasia seketika berubah drastis saat ia harus terjebak dengan seorang pemuda tampan, kaya raya, namun berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Adam langsung menuju dermaga tempat biasa mereka mengekspor barang-barang.

Adam memiliki bisnis gelap dan ada juga yang bersih.

Hanya di kalangan pasar gelap yang tahu siapa Adam sebenarnya, tapi kebanyakan orang mengenalnya sebagai seorang pengusaha sukses.

Sampai di dermaga, sudah ada Elliot dan Leon orang kepercayaan Adam.

"Bagaimana, sudah siap semuanya?" Adam langsung mengecek tablet yang Elliot berikan.

"Semua sudah siap, mereka sudah mengawasi tempat yang akan kita kirimi barang, mereka tidak mencurigakan, mereka membeli dalam jumlah banyak karena untuk di jual lagi." Jelas Elliot.

Hari ini mereka mengirim banyak barang haram ke luar negeri.

"Baiklah, jalan kan semua seperti biasa, kalau ada yang menghalangi langsung habisi!"

Adam terkenal sangat kejam, siapapun yang berani mengusiknya akan langsung di habisi, dia tidak pernah pandang bulu saat membunuh seseorang.

Setengah jam mereka berada di dermaga tersebut, akhirnya barang sudah di kirim, dan Adam masih sibuk dengan tabletnya.

"Bagaimana dengan para gangster yang kemarin menculik Ana?" Tanya Adam.

Elliot yang mendengar itu langsung menoleh,

"Maksud kamu, gangster yang kemarin mereka bawa ke markas, adalah gangster yang sudah menculik Ana?" Tanya Elliot.

"Ya!" Jawab Adam singkat.

"Pantas saja malam itu dia tidak bekerja. Kenapa aku jadi bodoh? Seharusnya orang yang waktu itu menemukan Ana memberi tahuku lebih dulu. Sekarang sudah terlambat Adam tidak akan pernah melepaskan Ana." batin Elliot.

"Mereka sudah berada di markas." Elliot baru menjawab pertanyaan Adam setelah berpikir beberapa detik.

"Jangan biarkan mereka mati sebelum aku datang." Adam menutup tabletnya.

"Apa jadwalku besok?"

"Besok kita akan menghadiri kampus mentari tempat yang biasa kamu kunjungi. Kalau kamu tidak ingin pergi aku akan ..."

"Aku akan ke sana, kamu urus kantor pusat, dan kamu Leon, ke kantor cabang, dua hari lagi kita akan adakan meeting di kantor cabang." Adam berdiri dari duduknya lalu dia menuju mobilnya.

Tujuannya saat ini adalah mansion, tempat ternyamannya saat ini.

Elliot langsung ke markas menemui Rendi ketua gangster yang sudah mencoba melecehkan Ana.

Sampai di sana para pengawal membuka gerbang, Elliot langsung menuju ruang bawah tanah.

Bugh bugh bugh ...

Tanpa ba-bi-bu Elliot langsung menghajar Rendi, dia sangat kesal setelah mengetahui kalau wanita yang dia sukai hampir di lecehkan.

"Kurang ajar, bangun kau bajingan!" Elliot menghajar Rendi tanpa ampun.

"Lepaskan aku, kita akan bertarung secara jantan, jangan jadi pengecut yang hanya bisa menghajar orang saat tangan mereka di ikat!" Teriak Rendi.

Elliot langsung ingin melepaskan ikatan yang ada di tangan dan kaki Rendi, tapi anak buah Adam langsung mengentikan Elliot.

"Dia hanya ingin memancing emosi Tuan, jangan dengarkan dia." Pengawal Adam langsung menghentikan Elliot.

Setelah menghajar mereka semua Elliot meninggalkan markas, Bagaimana pun juga dia tidak boleh menghabisi mereka, karena jika Adam tahu dia menghajar mereka karena Ana bisa gawat.

***

Di mansion Adam, seorang wanita cantik sedang duduk di halaman belakang.

Dia sedang menikmati sejuknya malam, memandang bintang-bintang yang ada di langit malam.

"Aku merindukanmu Ayah, seandainya Ayah masih ada, pasti sangat membuatku bahagia, aku tidak memiliki siapapun di sini Ayah. Aku kesepian, aku sendiran disini, terkadang aku ingin pergi ikut denganmu." Tangis Ana pecah, dia sangat merindukan sosok seorang Ayah.

Adam yang ada di belakang Ana ikut merasakan apa yang Ana rasakan.

Dia duduk di samping Ana, tangannya langsung membawa tubuh Ana yang sedang menangis ke dalam pelukannya.

"Jangan pernah sekali pun kamu berkata seperti itu. Aku ada di sampingmu, kamu tidak sendirian di sini. Aku akan selalu bersamamu." Adam memeluk Ana dengan sangat erat.

Ana yang mendapat pelukan secara tiba-tiba merasa terkejut, dia tidak menyangka kalau Adam akan mendengar semua keluh kesahnya.

"Kapan Kakak pulang?"

"Jangan panggil aku Kakak, aku akan menjadi Suamimu bukan Kakakmu!"

Ana hanya terkekeh saat mendengar jawaban Adam.

"Sudah larut, ayo kita ke kamar." Ajak Adam.

"Aku masih mau di sini!"

Ana masih ingin berada di dalam pelukan Adam.

Hampir setengah jam mereka mengobrol sampai akhirnya Ana ketiduran dalam pelukan Adam.

Adam yang melihat Ana sudah terlelap langsung mengendong tubuh Ana menuju ke kamar Adam yang berada di lantai tiga, baru kali ini ada seseorang yang masuk ke dalam kamar tersebut selain Bi Yanti.

Adam merebahkan tubuh Ana dengan hati-hati di atas ranjang mewah miliknya.

"Mulai sekarang kamu akan tidur disini." Gumam Adam, dia mengecup bibir Ana dengan durasi yang cukup lama.

Setelah itu langsung dia menuju kamar mandi.

Sedangkan di bawah, seseorang sangat marah saat melihat adegan di depan matanya tadi.

"Bagaimana caranya membuat Adam membenci wanita itu?" pikir Bella.

"Aku akan membuat dia di tendang dari rumah ini."

Bella memikirkan rencana apa yang akan dia lakukan agar Adam membenci Ana, sedetik kemudian dia menemukan sebuah ide yang bagus.

Bella tersenyum lalu melangkahkan kakinya ke belakang dengan wajah sumringah.

***

Pagi pukul 6 Ana terbangun, dia menoleh ke arah samping dan melihat Adam yang masih terlelap. Sekarang dia sudah terbiasa dengan kehadiran Adam di sampingnya.

Ana segera bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi, dan dia seketika merasa asing saat melihat ke sekeliling.

"Aku dimana ini?" Ana mengingat saat tadi malam berada di taman dan membuat wajahnya seketika memerah.

"Apa ini kamar Adam?" dia melirik ke arah ranjang, dimana Adam masih terlelap.

Ana bergegas membuka pintu kamar dan langsung menuju ke lantai dua. Setelah masuk ke kamarnya dia langsung menuju kamar mandi.

Namun saat ia selesai mandi dan menuju ke lemarinya, alangkah terkejutnya Ana saat melihat semua baju yang ada di sana sudah kosong.

"Kemana semua pakaianku?" Ana merasa bingung karena dia tidak menemukan satupun pakaian pun disana.

Ceklekkk!!

Pintu kamar terbuka, Adam masuk ke dalam membawa pakaian untuk Ana, satu set dalaman beserta tas dan sepatu.

Adam seperti seorang Ayah yang sedang mengurus putrinya.

"Kenapa pakaianku ada sama Kak Steve?" Tanya Ana bingung, dia tidak menyadari kalau saat ini dia masih mengunakan handuk.

"Apa kamu mau menggodaku pagi-pagi begini?" Adam melihat ke arah Ana dengan tatapan sayu, dan saat itu juga sinyal bahaya langsung berdiri.

Ana yang baru menyadari itu langsung mengambil pakaian yang ada di tangan Adam, dan langsung berlari ke kamar mandi.

"Dasar bocil, aku terpaksa harus menidurkan juniorku sendiri." Adam mengelus juniornya, dia keluar dari kamar Ana dan langsung menuju kamarnya untuk menidurkan juniornya.

Ana sudah selesai berpakaian, hari ini akan ada acara di kampusnya dan mereka akan tampil secantik mungkin.

Hari ini Ana menggunakan dress berwarna putih tulang tanpa lengan, dia juga mengunakan heels yang kemarin dia beli dengan tas importnya.

Ana membuka pintu kamarnya dan langsung terkejut saat melihat Adam sudah berdiri di hadapannya dengan wajah yang tampan. Seperti biasa dia menggunakan baju formalnya.

Ana seketika menunduk, dia merasa sangat malu saat Adam memandangnya tanpa berkedip.

Ana dan Adam langsung turun menuju meja makan.

Disana semua hidangan sudah tersedia, Ana langsung duduk di tempat biasanya, mereka menikmati sarapan sambil sama-sama terdiam.

"Hari ini kamu sangat cantik." Puji Adam.

Ana yang mendengarnya langsung merona, dia merasa sangat malu menatap Adam.

"Ayo kita pergi!" Adam menggenggam erat tangan Ana.

Mereka langsung menuju kampus Mentari, dalam perjalanan Ana masih tidak bersuara, begitupun dengan Adam, mereka diam dengan pikirannya masing-masing.

"Hari ini kami ada acara, bisa tidak Kak Steve menurunkan aku di depan gerbang saja?" Ana menoleh ke arah Adam.

Adam tidak menjawab, dia langsung melajukan mobilnya ke dalam gerbang.

"Sia-sia aku bicara." batin Ana

Setiap hari mereka menjadi pusat perhatian karena Adam selalu mengantar Ana dengan mobil yang berbeda. Semua yang ada di sana langsung berbisik-bisik

'Beruntung banget si Ana bisa dianterin sama Om-om yang berbeda setiap hari.'

'Beruntung apanya, jadi pelacur kok bangga.'

'Aku justru merasa kasihan sama orang tuanya'

Ana tidak mempedulikan semua bisik-bisik itu, dia turun dari mobil dan langsung menuju ke dalam.

"Aku masuk dulu Kak, hati-hati di jalan."

Adam hanya mengangguk dan tersenyum begitu lembut ke arah Ana.

Ana ikut tersenyum melihat Adam, dia langsung menuju ke dalam tempat dimana di adakan seminar.

************

************

1
♥Kat-Kit♥
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
Mamimi Samejima
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Jihan Hwang
hai thor aku mampir..mampir juga dikaryaku ya jika berkenan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!