Membaca novel ini mampu meningkatkan imun, iman dan Imron? Waduh!
Menikah bukan tujuan hidup Allan Hadikusuma. Ia tampan, banyak uang dan digilai banyak wanita.
Hatinya telah tertutup untuk hal bodoh bernama cinta, hingga terjadi pertemuan antara dirinya dengan Giany. Seorang wanita muda korban kekerasan fisik dan psikis oleh suaminya sendiri.
Diam-diam Allan mulai tertarik kepada Giany, hingga timbul keinginan dalam hatinya untuk merebut Giany dari suaminya yang dinilai kejam.
Bagaimana perjuangan Allan dalam merebut istri orang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Babylicious Itu Siapanya Jellycious?
Allan gelagapan, meraih selembar tissue dan mengusap bibirnya, kemudian melirik sang ibu, Giany dan Bibi Misa bergantian.
"Maaf ..." ucapnya sambil tersenyum getir.
"Kamu belum jawab Allan. Siapa ini?" tanya nya agak menekan, sambil memperlihatkan layar ponsel yang tertera nama Babylicious.
“Anu, Bu!”
“Anu?” Bu Dini menatap penuh curiga. "Anu apa?"
“Itu, toko pudding. Jellycious namanya.”
“Jellycious itu apa lagi coba?”
“Nama tokonya, Bu,” jawab Allan dengan cepat.
Alis Bu Dini mengerut pertanda semakin bingung dengan ucapan putra semata wayangnya itu. “Lah, terus Babylicious itu apanya Jellycious?”
“Pemiliknya ....” Allan menjawab setengah frustrasi, sepertinya sudah tidak tahu harus menjawab apa.
“Haa?”
Wanita paruh baya itu menarik napas dalam. Ia baru saja menduga Allan ada affair dengan pemilik sebuah toko pudding. Lalu kalau begitu Giany mau dikemanakan? Begitu isi pikirannya.
“Lalu apa maksud kamu memberi nama di kontak kamu dengan Babylicious? Kamu ada hubungan apa dengan Babylicious ini? Jangan buat ibu curigation ya?”
Pake curigesyen segala … Ibu dikasih kode tidak mengerti-mengerti, masa aku harus mengaku di sini kalau Babylicious itu Giany. Eh tunggu! Kira-kira Giany akan cemburu tidak ya, kalau aku bilang Babylicious itu seseorang yang spesial. ucap Allan dalam batin.
“Ehm, Babylicious itu … Orang yang istimewa, Bu …” Setelah menjawab, Allan mencuri pandang pada Giany, tetapi wanita itu justru terlihat santai dan cenderung tidak peduli. Membuat Allan mendengus.
“Orang istimewa? Seistimewa apa?”
“Calon ibunya Maysha,” jawab Allan dengan santai, yang membuat Bu Dini mendelik. Baginya tidak ada wanita yang lebih layak untuk dijadikan menantu dan ibu bagi Maysha selain Giany. Pun dengan Bibi Misa yang tiba-tiba seperti tersedak udara mendengar penuturan Allan.
“Calon ibunya Maysha?” sentak Bu Dini dengan nada kesal. “Allan, ibu tidak mau tahu ya, kamu jangan berhubungan dengan sembarang orang. Belum tentu kan, si Babylicious ini bisa meluluhkan Maysha. Lagi pula sejak kapan kamu tertarik dengan wanita di luar sana?”
“Kan Ibu yang sering meminta aku menikah lagi.”
Lagi, Allan melirik Giany dengan sejuta harapan akan melihat api kecemburuan di sana, tetapi yang ia dapati hanyalah wajah datar tanpa ekspresi. Seolah tidak ada kepedulian terhadap siapapun yang sedang dekat dengan Allan.
“Tapi bukan dengan orang sembarangan yang belum tentu bisa meluluhkan Maysha.”
“Memang siapa yang bisa meluluhkan Maysha, Bu?” tanya Allan.
Bu Dini terdiam seketika, membuat keheningan tercipta selama beberapa detik. Ingin menjawab, namun ragu. Hanya sorot matanya yang terarah kepada Giany.
“Ka-kak …” Tiba-tiba sebuah jawaban polos terucap begitu saja dari bibir Maysha, yang akhirnya membuat Giany menunduk malu dengan wajah merona merah.
Bagus Maysha, pepet terus! Batin Allan.
"Maysha habiskan susunya ya, Sayang ..." Ingin mengurai rasa malu, Giany mengalihkan perhatian kepada Maysha.
“Allan, apa kamu sering ketemu dengan Babylicious ini?” Bu Dini terus mencecar Allan dengan pertanyaan-pertanyaan menuntut.
“Iya, Bu. Setiap hari.”
Bu Dini pun kembali menarik napas. Sepertinya ia sudah tidak tahan mendengar jawaban Allan. Rupanya sudah sedekat itu hubungannya dengan seorang wanita yang ia sebut Babylicious. Lalu untuk apa mati-matian mempertahankan Giany? Bu Dini hanya dapat berdecak.
“Kalau begitu ibu mau telepon si Babylicious ini! Ibu mau tahu seperti apa dia!” ucapnya membuat sepasang netra Allan membeliak. Terlebih, saat menyadari sang ibu hendak menekan simbol hijau di ponsel milik Allan.
“Ja-jangan, Bu!”
🌻🌻🌻🌻🌻
Nah lho.... 🤭