Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terobsesi Padanya Lagi
“Apa begitu cara kamu berterima kasih, Zara? Aku menyelamatkanmu dengan mengorbankan hidupku, tapi kamu tidak mengatakan apa-apa malah menghilang dan menikah dengan lelaki lain,” ujar Kenan.
‘Berterimakasih untuk apa? Apa yang dia maksud saat dia merusak kehormatanku? Dasar pria aneh, kamu bagian dari mereka kenapa aku harus berterimakasih pada pria jahat seperti kamu’ Zara membatin.
“Aku tidak mengerti apa yang kamu maksud.” Zara ingin berdiri,
Saat sedang bicara dengan Kenan ponsel milik Zara berdering, sebuah panggilan masuk dari putranya. .
“Mami! Kapan pulang ke rumah Nenek?”
“Sayang, Mami nanti akan pulang, tunggu ya.” Zara mematikan panggilan telepon dan ia kembali duduk, jantung dalam dada seakan ingin melompat dari cangkangnya.
“Berapa usianya?”
“Iya?”
“Anakmu, berapa usianya?”
“Dua tahun.”
“Laki-laki atau perempuan?”
“Laki-laki.”
Kenan menatap wajah Zara dengan dalam, ada banyak hal yang ingin ia katakan pada Zara tentang semua yang terjadi. Kenan akhirnya tau kejadian di masa lalu, ternyata Zara tidak salah. Maya dan Dikto sudah mengakui semuanya, orang yang memaksa Zara melakukan hal bodoh saat itu. Kenan sadar telah melakukan kesalahan besar yang menyebabkan Zara mengalami hari buruk dalam hidupnya saat mereka sekolah dulu..
“Aku akan pulang.” Zara ingin berdiri, tapi Kenan menahan pundaknya dengan kedua tangannya.
“Duduklah sebentar lagi, aku ingin memberi tawaran yang menarik denganmu.”
“Katakan saja apa?”
“Tidurlah denganku dan aku akan memberikan gedung itu padamu.”
Pak!
Dengan cepat tangan Zara menampar lelaki yang sudah menjadi bos besar tersebut. Ia hanya tersenyum kecil saat Zara memberinya hadiah tamparan.
“Aku bukan wanita murahan seperti yang kamu pikirkan. Aku sudah menikah dan punya anak.”
“Kamu akan datang padaku Zara,” ucap pria itu dengan santai.
“Aku tidak akan melakukannya dan tidak ada alasanku datang padamu. Kamu memang brengsek sama seperti dulu.” Zara ingin berdiri tapi Kenan menahan tubuhnya kembali.
“Aku selalu mendapatkan apa yang aku mau, kejadian tiga tahun yang lalu aku mendambakan tubuhmu.” Zara terlihat sangat marah, ia mengepal tangannya dengan kuat. “Apa kamu ingin melarikan diri dan menghilang lagi Zara? Kamu takut padaku?” Pria tampan itu seakan-akan menertawakannya. Zara hanya bisa mengepal jemari nya dengan kuat.
“Aku tidak pernah takut padamu lepas aku ingin pergi.”
“Tiga tahun yang lalu aku sudah katakan padamu, kalau tubuh ini hanya milikku.” Kenan dengan lancang menyentuh pipi Zara dengan punggung tangannya.
Dengan wajah geram Zara menepis tangan Kenan. “Tubuhku milik suamiku bukan milikmu.”
“Kamu akan datang padaku, kamu akan meminta bantuan dariku Zara. Datanglah aku akan menunggumu.”
Zara berdiri dengan wajah marah, ia meninggalkan Villa Kenan, sebelum ia pergi Zara menatap dengan sinis bagunan mewah tersebut.
“Aku tidak akan datang padamu, dasar pria sombong,” ujar Zara kesal.
Lelaki yang dipanggil Kenan itu tersenyum miring melihat layar monitor di depannya, “apa yang aku inginkan akan jadi milikku, Zara. Tiga tahun lalu kamu bisa lolos dariku tetapi tidak untuk kali ini.”
**
Zara baru saja tiba di rumahnya, apa yang dialami hari ini cukup mengurus hampir separuh energi dari tubuhnya, ia merasakan tubuhnya lemah tak berdaya. Kehilangan tempat, lalu bertemu dengan Kay membuatnya hampir gila.
“Apa kamu baik-baik saja, Sayang?” Sean meneliti wajah sang istri.
Zara, menegakkan tubuhnya lalu menatap Sean dengan intens, “Sayang, bagaimana kalau kita kembali ke Jerman.”
“Apa.” Pria itu kaget. “Apa terjadi sesuatu?”
“Kita baru beberapa bulan di sini dan kamu juga baru membuka sebuah klinik besar. Apa terjadi sesuatu?” tanya Sean lagi.
“Gedung Klinik Ku akan dibangun sebuah hotel dan aku diusir dari sana.” Zara terpaksa mengarang cerita dramatis agar sang suami tersentuh lalu setuju untuk kembali ke Jerman.
“Kita bisa menuntut pemilik gedung itu Sayang, kamu tidak boleh lemah.” Sean malah mendukungnya untuk melaporkan Kenan ke polisi.
‘Aku tidak ingin berurusan dengan lelaki sombong itu, dari dulu sampai sekarang aku lebih memilih menghilang dari pada berhadapan dengannya’ Zara berucap dalam hati.
“Zara, apa ada masalah?”
Wanita cantik itu terlihat sangat depresi untuk menghilangkan rasa stres ia mengajak sang suami untuk mandi berdua, dengan rajin melakukan aktivitas ranjang dengan pasangan dipercaya mengurangi stress.
“Jangan sakit Sayang, aku dan Elvan sangat membutuhkanmu,” ucap Sean memeluk tubuh istrinya.
“Aku akan kuat demi kalian berdua,” balas Zara memeluk kepala Sean membawa pria itu ke dalam lautan kehangatan. Usai bercinta dengan sang suami, sebuah telepon masuk .
Zara buru-buru mengangkat.
“Bang Leo ada apa?”
“Zara, Apa abang mengganggu?” suara lirih saudaranya membuat Zara menegang.
“Tidak Bang, ada apa?”
“Zara Abang dalam masalah besar, aku tertipu investasi bodong dan kehilangan uang sampai puluhan miliar. Sekarang aku ditahan sama mereka, kalau malam ini aku tidak bisa mengembalikan uang mereka aku akan dilenyapkan, jika malam ini aku tiada tolong katakan pada Bunda aku baik-baik saja.”
“Kenapa bisa? Siapa yang melakukannya?”
“Mereka menjebakku Zara.”
Ancaman yang tadi dilakukan Kenan melintas di benak Zara, “mereka siapa?”
“Aku tidak punya banyak waktu, Zara.” Leo menjelaskan dengan singkat bagaimana dirinya terlibat dalam investasi bodong dan menyebabkan dirinya harus berurusan dengan para mafia pinjam uang.
Setelah menjelaskan keadaannya sambungan telepon putus. Zara merasa tubuhnya panas dingin membayangkan Abang kesayangannya di siksa para pereman.
Melihat tubuh Zara gemetar Sean menenangkan,”tarik napas dulu, tenangkan diri.”
“Bang Leo di tangkap para penjahat,” ujar Zara , kalimat itu berhasil lolos dari balik keunikannya.
Sean menatap wajah istrinya dengan serius, “Apa itu tentang kasus yang ditangani di Singapura?”
“Iya, apa kamu juga mengetahuinya?” Bola mata Zara membesar menatap sang suami.
“Iya, aku dan Bang Leo sedang ada bisnis investasi.”
Sean menjelaskan kalau ia dan Leo diajak kliennya untuk melakukan kerja sama bisnis. Tapi Sean tidak tahu semua itu jebakan. Mendengar Leo disekap para penjahat Zara menangis ketakutan. Zara dan dua saudaranya sangat dekat, jika salah satu mendapat masalah maka saudara yang lain akan ikut merasakannya . Orang tuanya mendidik mereka untuk saling membantu. Mendapatkan uang Puluhan milyar satu malam hal yang mustahil baginya, ia dan suaminya punya uang simpanan tetapi tidak akan sampai sebanyak yang diminta Leo. Karena mereka berdua baru pindah ke Bali dan memulai bisnis di sana.
“Sayang bagaimana aku mendapatkanmu,” ujar Zara menatap Sean.
“Tenanglah, jangan sampai Bunda tau, nanti dia sakit,” ujar Sean mengingatkan.
“Apa yang harus kita lakukan?” Zara memegang kepalanya, waktu yang diberikan sangat mendesak.
Sean tidak ingin istrinya sedih, ia berinisiatif untuk meminjam pada rekannya, “tunggu di sini, aku akan mencoba meminjam sama teman, rumahnya tidak jauh dari sini, aku akan pulang sebelum makan malam,” ujar Sean, ia mengeluarkan mobil dari grasi lalu pergi.
Zara duduk menunggu di rumah. "Apa ini perbuatan Kenan? Apa dia serius dengan kata-katanya tadi? Bagaimana kalau dia yang melakukannya?" Zara merasa tubuhnya menggigil memikirkan ancaman Kenan padanya
Bersambung