Sosok mayat perempuan ditemukan di sebelah kandang kambing.
Saksi mata pertama yang melihatnya pergi menemui kepala desa untuk memberitahukannya.
Kepala desa melaporkan kejadian menghebohkan ini ke kantor polisi.
Serangkaian penyelidikan dilakukan oleh petugas untuk mengetahui identitas mayat perempuan dan siapa pelaku yang membunuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Identitas Korban
Rabu, 4 Agustus 2010 pukul 18:00
Di sebuah rumah kontrakan ki kota Tepati.
Seorang istri cemas menunggu kepulangan suaminya. Adzan magrib sudah selesai tapi sang suami belum juga sampai di rumah.
Sang suami yang hanya tamatan SMA bekerja di sebuah koperasi simpan pinjam. Ia bekerja sebagai teller lapangan yang pekerjaannya adalah menarik uang setoran kepada para nasabah dengan cara mendatangi mereka. Baik uang tabungan atau pun uang bayar angsuran.
Minggu-minggu ini sang istri memang melihat gelagat aneh suaminya. Laki-laki yang sudah dinikahinya selama sepuluh tahun itu tampak sering gelisah dan ketara tengah menyembunyikan masalah.
Sang istri sempat menanyakannya. Tapi sang suami selalu menghindar dan menutup-tutupi.
Bahkan sang istri sempat berpikir curiga jika lelakinya itu telah main gila. Tapi ketika ia memeriksa HP milik suaminya tidak ada tanda-tanda yang mengarah ke ranah perselingkuhan.
Sang istri yakin dengan firasatnya jika suaminya telah menyembunyikan sesuatu darinya.
“Ayah belum pulang bu?”, tanya sang anak.
Pertanyaan dari anak berusia 6 tahun satu-satunya buah hati dari pernikahan mereka sejauh ini.
Pertanyaan itu sering terlontar dari mulut si anak beberapa hari terakhir ini. Ayahnya sering pulang hingga larut malam.
Kamis, 5 Agustus 2010 pukul 10:00
“Assalamualaikum”,
“Selamat pagi”,
“Apa benar di sini kediaman bapak Saiful?”,
“Waalaikumussalam”,
“Selamat pagi pak”,
“Saiful siapa pak?”,
“Saiful Warmansyah”,
“Itu suami saya”,
“Sudah semalam suami saya tidak pulang”,
Pagi hari itu kamis tanggal 5 Agustus jam 10:00 pagi, rumah keluarga kecil itu kedatangan tamu asing. Sosok berpenampilan serba rapi.
Sang istri dengan tampilan yang masih lusuh karena tidak bisa tenang semalaman menemui orang asing yang bertandang ke rumahnya.
Orang asing itu menanyakan perihal suaminya.
Sang istri pun dengan jujur menjawab tidak tahu dimana suaminya berada karena belum pulang dari kemarin. Mengirim kabar via pesan pun juga tidak.
Sang istri yang beberapa kali menelponnya juga gagal karena nomor sang suami tiba-tiba tidak bisa dihubungi.
Rupanya orang asing itu tahu dimana suaminya berada.
“Dimana mas Saiful sekarang?”
“Dimana suami saya?”,
“Ibu bisa ikut saya sekarang”,
Orang asing itu mengajak sang istri untuk pergi menemui suaminya. Suaminya sekarang sedang berada di rumah sakit Tanah Tandus.
“Titip anak saya ya bu”,
Pesan sang istri kepada tetangganya. Si anak sekarang masih berada di sekolah.
*
Orang asing tersebut adalah dua petugas kepolisian yang sedang bertugas untuk mengabarkan kepada keluarga korban gantung diri begitu identitas ditemukan. Satu orang polisi dan satu orang polisi wanita.
Sang istri adalah keluarga dari korban gantung diri yaitu istri korban.
Identitas korban gantung diri di kios buah pasar Tepati. KTP ditemukan di dalam dompet yang terdapat di dalam tas selempang yang dipakai korban.
Selain dompet dan kartu identitas, ditemukan juga di dalam tas tersebut; HP dalam keadaan mati, 2 buah pulpen, stabilo hijau, buku catatan, slip setoran, surat wasiat, dan uang sejumlah 57.500 rupiah.
Nama : SAIFUL WARMANSYAH
Tempat/Tgl Lahir : TANAH TANDUS, 20 - 11 - 1980
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI Gol. Darah : O
Alamat : Tari-Tari RT05 RW02, Kelurahan Telapak Kerja, Kecamatan Tepati
Agama : ISLAM
Status Perkawinan : KAWIN
Pekerjaan : KARYAWAN
Kewarganegaraan : WNI
Berlaku : SELAMANYA
Surat wasiat yang ditulis oleh korban sebelum meninggal. Isi surat itu berbunyi sebagai berikut;
“Ini adalah jalan yang terbaik. Untuk anak ku Zidan Warmansyah. Ayah akan selalu menyayangimu. Maafkan ayah belum bisa membahagiakan Zidan dan memenuhi permintaan Zidan. Untuk istri ku Fatimah Lestari. Maafkan aku belum bisa membahagiakanmu seperti kata-kata manis janji-janjiku. Aku selalu mencitai dan menyayangimu. Dengan kepergiaanku kalian akan baik-baik saja. Aku mendoakan yang terbaik untuk mu dan Zidan. Selamat berpisah, aku mencintai kalian”,
“Saiful Warmansyah”,
“Rabu, 4 Agustus 2010”,