Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Di Buat Kecewa
Sepuluh menit kemudian,suara panggilan dari seorang perawat menyelamatkan Mala dari keadaan yang mengenaskan.semua orang terlihat menatap aneh kepada diri nya.masih muda tapi sudah hamil tanpa di dampingi suami lagi.
" Nyonya Kemala Agnesia Darwis." di belakang nama Mala sudah tersemat nama keluarga Darwis.orang- orang yang awal nya memandang remeh kepada nya lalu berubah menjadi sok kenal dengan Mala.
Mala sendiri cuek melangkah masuk ke ruang pemeriksaan.menyandang kembali tas yang berisi ponsel dan dompet ke bahu nya.ini yang kedua kali nya bagi Mala melakukan pemeriksaan kandungan.walaupun demikian tetap saja membuat nya cemas.seharus nya ada Bunda Endah yang menemani nya di sini.nasi sudah menjadi bubur.kalau harus menjemput bunda nya lagi pasti membutuhkan waktu yang lama dan nanti dia harus kembali mengantri di depan ruangan pemeriksaan.Mala berusaha menoleh ke belakang.mencari sosok yang mungkin tidak ingat jika telah membiarkan dia di sini sendirian.
" Cari apa sih Kamu ini Mala...Dia sedang sibuk dengan cinta pertama nya.Kamu pasti bisa mengurus hidup mu dan anak mu tanpa harus melibatkan dia." gumam nya menyeka ujung mata yang sedikit basah.
Mala terbawa perasaan,tak ada tempat untuk menceritakan perasaan nya ini.Mala masuk kedalam ruangan langsung di sambut oleh seorang dokter wanita yang seumuran dengan mertua nya.
" Selamat sore Nyonya Kemala, silahkan duduk." sapa dokter itu ramah.
Mala berasa sangat tua dengan panggilan itu, dokter ini begitu profesional sekali.Mala yakin dokter ini sudah tahu tentang nya tetapi tetap saja memanggil Mala dengan kata Nyonya.
" Sore juga Dok."balas Mala tersenyum manis.
Usai berbasa-basi singkat, Dokter mulai memeriksa buku pink yang di bawa oleh Mala.
" Ini pertemuan pertama kita ya Nyonya, tetapi sebelum nya Nyonya sudah pernah melakukan pemeriksaan di rumah sakit yang berbeda ya?" tanya Dokter menatap Mala dengan pandangan yang tidak terbaca.
" Iya Dok." balas Mala singkat.
" Nyonya hanya datang sendirian ke sini? Kenapa tidak di temani suami atau keluarga?"pertanyaan ini kembali mengingat kan Mala atas sikap Davin tadi.walaupun dokter itu bertanya dengan wajah santai nya tetapi sangat menyentil batin Mala.ada awan hitam yang menyelimuti mata nya sekarang,Mala ingin menangis ,namun sekuat tenaga di tahan karena merasa malu kepada dokter dan juga perawat yang ada di dalam ruangan ini.
" Suami Saya mendadak ada pekerjaan Dok." jawab Mala berusaha tenang walaupun nada nya suaranya bergetar.
" Oh begitu, tidak masalah karena tidak harus selalu di temani oleh suami." sahut dokter sangat perhatian dan berusaha mencairkan suasana.
Mala mengangguk pelan,di usia yang masih muda tetapi Mala sudah di paksa dewasa sebelum waktunya.di luar sana teman-teman Mala sedang menikmati masa-masa terindah dalam hidup mereka.namun tidak bagi Mala yang terpenjara oleh ikatan pernikahan.
Pemeriksaan pun di mulai,Mala berusaha fokus dengan apa yang di katakan oleh Dokter.Mala sudah berbaring di atas tempat tidur dengan perut yang di olesi gel.
" Sekarang waktunya kita melihat kondisi janin nya."kata dokter penuh semangat.
Dokter mulai menggerakkan sebuah alat di atas perut Mala.seketika layar hitam tadi di isi oleh pemandangan yang tidak di mengerti Mala.wanita muda ini kembali menangis haru.dia tak menyangka bisa hamil di usia yang masih belasan tahun.
" Usia nya sudah tujuh Minggu ya.semua nya bagus tanpa ada masalah sedikit pun."
" Jaga kesehatan Nyonya dengan baik, walaupun masih muda tetapi saya yakin nyonya bisa melewati masa kehamilan ini dengan lancar.janin nyonya sehat sama seperti Mama nya.jangan lupa vitamin sama obat mual nya di minum ya." ucap Dokter mengingat kan Mala.
" Iya Dok, terimakasih banyak." balas Mala dengan wajah bahagia nya.
Mendengar anak nya tumbuh dengan baik saja sudah begitu luar biasa bagi Mala, ternyata rasa mual dan muntah yang selalu menyerang nya tidak berpengaruh terhadap calon anak nya.bola mata indah nya masih menatap lekat layar monitor dengan tangan yang mengelus perut yang terbuka tanpa kain penutup.
" Terimakasih sudah bertahan sampai sekarang sayang.Mama tidak sabar lagi menunggu waktu itu datang."kata Mala dalam hati yang selalu suka mengajak berbicara anak nya.
Setelah pemeriksaan selesai dan resep dokter sudah di tangan nya.Mala melangkah keluar lalu berjalan perlahan untuk mengambil obat.Mala masih harus mengantri lagi tetapi Mala dengan sabar menunggu giliran nya.setelah di buat kecewa oleh sikap Davin yang semena-mena.sebuah senyuman hangat terbit di bibir Mala dan itu semua karena anak yang sedang tumbuh dalam rahim nya.
" Kita pasti kuat sayang...Kita akan menjalani semua nya bersama-sama. Kamu masih punya Mama ,Kakek dan Nenek yang sangat menyayangi mu."bisik nya seolah ingin menegaskan kalau anak nya akan tumbuh dengan kasih sayang yang lengkap sekali pun tanpa kehadiran Davin di dalam nya.
Sudah satu jam lebih Mala menunggu kedatangan Davin di lobby rumah sakit,pesan yang dia kirim belum juga terbaca oleh pria itu.satu panggilan yang tadi Mala lakukan malah di tolak padahal dia hanya ingin meminta kepastian saja.hujan rintik-rintik terlihat turun menyapa penduduk bumi.Mala memeluk tubuh nya sendiri karena rasa dingin itu mulai menusuk menembus ke tulang nya.
Beruntung rumah sakit ini begitu ramai dan Mala tidak perlu merasa takut.
" Apa Aku pulang naik taksi saja ya? Tapi hujan nya semakin lebat." Mala kembali berpikir keras.hujan seperti ini akan sulit menemukan taksi atau angkutan umum lain nya.
Kalau pun harus naik ojek online,yang ada dia bakal basah kuyup dan masuk angin.Mala tidak lagi memikirkan diri nya sendiri.ada si kecil yang harus dia jaga sekuat tenaga nya.
Si kecil ini tumbuh karena kesalahannya sendiri tanpa pernah di minta oleh siapapun.
Beberapa saat kemudian, seorang pria yang memakai jas berwarna putih datang menghampiri Mala, sudah sejak tadi dia mengamati Mala dari jauh dan baru sekarang berani menghampiri Mala.mata kedua nya bersirobok lekat.pria itu langsung duduk di samping Mala.
" Kamu sendirian aja ?" tanya pria itu membuka obrolan.
" Bang Candra kenapa bisa ada di sini?" tanya Mala penasaran dengan bola mata hampir keluar dari tempat nya.
Karena setahu nya pria ini bekerja di rumah sakit yang ada di pulau K.pertemuan macam apa ini.Candra dan Mala sudah mengenal cukup lama bahkan kebanyakan orang selalu mengira mereka pacaran.
Komunikasi mereka terputus beberapa bulan terakhir karena Candra yang harus fokus bekerja dan Mala yang harus fokus belajar menghadapi ujian nasional.
" Abang sudah pindah tugas ke sini,jawab dulu pertanyaan Abang tadi? Kemana pria brengsek itu?" tanya Candra penuh emosi.
Kalau saja Mala tidak hamil duluan, mungkin Candra lah yang akan menikahi sahabat sekaligus cinta monyet nya ini.keluarga mereka juga sudah mengenal dekat,awal nya Candra tidak percaya kalau Mala sudah menikah.namun bukti yang di berikan oleh kedua orang tua nya membuat Candra syok dan langsung mengurus surat pindah agar bisa menjaga Mala dari dekat.
" Lagi ke bengkel,mobil nya rusak." bohong Mala yang tak tau lagi harus berkata apa.
Candra tidak langsung percaya dengan ucapan Mala.dia tatap lama-lama mata Mala .ada sejuta beban di dalam nya dan Mala juga masih menatap nya seperti dulu,apa itu arti nya Mala masih menyimpan cinta untuk nya?
Candra dan Mala dulu memang sepakat tidak ingin menjalin hubungan percintaan sebelum mereka sukses,itu juga lah yang menjadi alasan kenapa Mala selalu menolak pernyataan cinta dari teman sekolah nya.namun belum sempat Mala membuktikan nya.takdir malah berkata lain.lelucon macam apa ini? Candra rasa nya ingin sekali merebut Mala dari pria yang sudah sah menjadi suami nya,Candra bahkan rela menjadi ayah pengganti untuk anak yang sedang tumbuh dalam rahim Mala tetapi kedua orang tua nya langsung menentang keinginan Candra.mungkin beda cerita nya kalau suami Mala sudah meninggal maka orang tua Candra pasti tidak akan mempermasalahkan nya karena mereka juga sangat menginginkan Mala menjadi menantu mereka.
" Ini sudah magrib, lebih baik kita sholat dulu setelah itu baru cari makan." ajak Candra dan Mala tanpa berpikir panjang langsung mengiyakan ucapan Candra.
Rasa rindu nya kepada pria ini membuat Mala masih betah berlama-lama di dekat Candra,bukan ingin mengkhianati suami nya .tapi dari dulu Candra memang selalu ada untuk Mala.mereka juga sudah mengenal baik buruk satu sama lain.
" Abang tahu dari mana kalau Aku sudah menikah?" tanya Mala sambil berjalan beriringan dengan Candra.
" Dari Mama dan Kamu harus tahu ! Waktu itu Aku hampir saja mau mengakhiri hidup ku .Mama sama Papa langsung menyusul Aku ke sana karena khawatir dengan ku.Aku masih belum rela melihat mu hidup bersama pria itu." kata Candra jujur.
Mala tersenyum getir,jika boleh jujur dia pun tidak rela hidup bersama Davin.namun bagaimana pun bentuk rumah tangga nya Mala tak akan menceritakan semua nya kepada Candra.pria ini hanya boleh tahu yang baik nya saja tapi tidak dengan yang buruk nya.Mala akui Mala lebih merasa nyaman ketika bersama Candra ketimbang Davin suami nya.namun dia berusaha menyimpan perasaan itu sendiri karena sangat sadar dengan status nya sekarang.
" Jangan kayak gitu Bang,Aku akan merasa bersalah kalau Abang meninggal kan Mama Iren dan Papa Bani.jodoh tidak ada yang tahu dan Aku yakin suatu hari nanti Abang pasti menemukan sosok yang tepat untuk Abang." Candra langsung menggeleng cepat mendengar ucapan Mala.
" Tapi Aku mau nya Kamu,La." mohon nya berharap Mala mau berubah pikiran.
" Sayang nya kita tidak berjodoh dan takdir sudah berkata lain.Abang tidak boleh menunda-nunda lagi .umur Abang juga sudah matang.Mama sama Papa ingin melihat Bang Candra segera menikah." ucap Mala dengan tegas dan hati yang tegar.
" Kamu masih ingat kan dengan janji kita dulu?" tanya Candra mengungkit masa lalu.
Mala mengangguk pelan.sial nya dia lah dalang yang sudah membuat semua nya berubah.jika bisa membalikkan keadaan.mungin Mala tidak akan pernah datang ke pesta itu, akibat terbuai omongan dan bujuk rayu sahabat nya, Mala malah terjerumus ke pernikahan mendadak ini.
Kedua nya langsung melaksanakan ibadah sholat magrib secara terpisah.beberapa menit kemudian tampak Candra yang begitu setia menunggu Mala yang sedang melipat mukena .
" Tetap cantik dan rasa cinta ku untuk mu masih tetap sama seperti dulu." batin Candra tersenyum hangat menyambut kedatangan Mala.
Bersambung...
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.