NovelToon NovelToon
Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: Nana_Noona

Kiana hanya mencintai Dio selama sembilan tahun lamanya, sejak ia SMA. Ia bahkan rela menjalani pernikahan dengan cinta sepihak selama tiga tahun. Tetap disisi Dio ketika laki-laki itu selalu berlari kepada Rosa, masa lalunya.

Tapi nyatanya, kisah jatuh bangun mencintai sendirian itu akan menemui lelahnya juga.

Seperti hari itu, ketika Kiana yang sedang hamil muda merasakan morning sickness yang parah, meminta Dio untuk tetap di sisinya. Sayangnya, Dio tetap memprioritaskan Rosa. Sampai akhirnya, ketika laki-laki itu sibuk di apartemen Rosa, Kiana mengalami keguguran.

Bagi Kiana, langit sudah runtuh. Kehilangan bayi yang begitu dicintainya, menjadi satu tanda bahwa Dio tetaplah Dio, laki-laki yang tidak akan pernah dicapainya. Sekuat apapun bertahan. Oleh karena itu, Kiana menyerah dan mereka resmi bercerai.

Tapi itu hanya dua tahun setelah keduanya bercerai, ketika takdir mempertemukan mereka lagi. Dan kata pertama yang Dio ucapkan adalah,

"Kia, ayo kita menikah lagi."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana_Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Unrequited love is not only the example of how blind love is, but also how evil love is.

Ada yang Kiana sadari, saat ia tersedu dalam pelukan Dio, bahwa cinta bukan hanya mampu membuat buta tapi cinta juga ternyata jahat. Dalam kurun empat bulan pernikahannya, tak terhitung lagi carut marut perasaan Kiana. Diombang-ambing antara rasa debaran yang membahagiakan dan gemetar yang menyesakkan.

Ia ingin sekali mendorong tubuh suaminya yang memeluknya erat. Namun, Kiana seakan tak punya daya. Pikirannya yang dipenuhi kemungkinan-kemungkinan kotor rasanya menyedot semua tenaganya. Hingga untuk sekitar 30 menit lamanya, Kiana membiarkan diri tergugu dengan tangan Dio yang melingkar ditubuhnya.

Kiana baru berhenti menangis kala mendengar suara dari perut Dio. Mendongak sesaat, wajah Dio terlihat salah tingkah.

"Kamu belum makan?" Kiana melepaskan pelukannya. "Mau aku ambilin?"

"Kamu temani aku makan."

Kiana menurut. Dia mengekor saat Dio melangkahkan kakinya menuju lantai satu di mana dapur berada. Ia tak lupa, menggandeng tangan Kiana. Membuat Stevi dan Mona bersuara 'cie-cie' saat berpapasan dengan mereka.

Kiana menemani Dio yang katanya akan membuat nasi goreng. Laki-laki itu bersikukuh bahwa Kiana tak boleh ikut campur mengingat dua jemarinya terluka karena air panas tadi. Lagipula, masakan Kiana dan Dio memang tidak bisa dibandingkan. Dio lebih jago, tentunya.

Setelah menyelesaikan dua porsi nasi goreng -untuknya dan Kiana tentu saja- mereka memilih ayunan dan kursi panjang di taman, di mana Kiana serta rekan-rekannya bercakap-cakap tadi. Tempat yang sepi dibandingkan di dalam vila karena masih banyak diantara mereka yang belum tidur.

"Kalau aku makan jam segini, aku benar-benar bisa gendut."

Kiana mengomel namun tak urung menyuapkan nasi goreng ke mulutnya. Matanya membulat untuk kemudian mengacungkan dua jempolnya ke arah Dio. Laki-laki itu tersenyum tipis. Sangat tipis hingga hampir tak nampak.

"Kamu terlalu kurus jadi harus sering makan malam."

"Aku kurus karena nikah sama kamu."

Dio meletakkan sendoknya. "Kamu nggak bahagia ya?"

"Of course, mana ada yang bahagia kalau jatuh cinta sendirian." Terselip tawa yang sumbang diantara kalimat Kiana.

"Apa yang kamu suka dariku?" Dio mencoba mengalihkan pembicaraan mereka. Salah-salah bila diteruskan, Kiana akan mengungkit keinginannya seperti beberapa bulan lalu.

Dio tidak ingin atau lebih tepatnya tidak bisa.

Dia tidak bisa bercerai dari Kiana.

"Karena kamu Dio, hanya itu. Semuanya terjadi begitu saja, tahu-tahu sudah bertahun-tahun. Kemudian sulit mundur bahkan saat realitaku akan pernikahan tidak sama dengan ekspektasi. Aku juga tidak pernah menyangka bahwa wah ... sedalam itu ya."

Dio lagi-lagi salah memilih topik.

"Kalau kamu, apa yang membuat kamu memutuskan untuk menikah sama aku? Apa karena kamu tahu bahwa aku sudah menyimpan perasaan ke kamu cukup lama?"

Kiana selama ini bertanya-tanya, apa alasan Dio untuk menikah dengannya ketika laki-laki itu sama sekali tidak mencintainya. Bila dipikir lagi sekarang, sepertinya masuk akal. Dio menikahinya karena Kiana mati-matian jatuh cinta padanya. Jadi saat ia akan -sewaktu-waktu- menemui Rosa, Kiana tetap akan bersabar.

Ah ... sepertinya Kiana benar.

"Karena eyang juga ayah menyukai kamu."

Kiana tertawa. "Tapi aku 'kan nggak menikah dengan mereka."

"Tapi restu mereka yang membuat aku menikah dengan kamu."

"Ah ... restu mereka juga ya yang membuat kamu nggak bisa menikah dengan Rosa?"

Dio tahu, sepertinya Kiana akan terus membahas Rosa dalam percakapan apapun. Perkataan Kiana saat marah tadi di kamar sepertinya yang membuat perempuan itu bersikap tak biasa seperti ini. Pembahasan terkait make love.

Dio tiba-tiba tersedak. Buru-buru Kiana memberikan segelas air pada suaminya yang nampak kesulitan. Kiana bahkan bangun dan memijit-mijit tengkuk Dio.

"Sebegitu terkejutnya sampai tersedak."

"Kamu mau terus-terusan begitu?"

"Apanya?"

"You are so weird."

"Soal apa?"

"Everything, especially about make love."

Kiana tertawa. Tidak keras namun cukup untuk membuat Dio menatap tak suka.

"Kamu mau tahu apa yang terjadi antara aku dan Rosa? Yes, we did. But that was before you and me got married."

Seharusnya, Kiana bisa mengerti hal tersebut. Itu adalah masa lalu Dio, jika memang benar begitu yang terjadi. Namun, mendapati hal yang sangat krusial itu secara nyata, Kiana syok juga. Mungkin karena ia tidak pernah melewati garis yang ditetapkan. Hingga saat orang lain -terutama suaminya- melakukan hal yang tidak lumrah, ia terkejut.

Sakit hati? Tentu saja.

Siapa yang tidak sakit hati mendapati suaminya -meskipun dulu- pernah tidur bersama dengan perempuan lain. Terlebih seorang Rossiana Sjahna

"Waw ... Does everyone do it?"

Kiana terperangah, setengah terbuka mulutnya. Ia kemudian tertawa lagi, hambar. Ia menghirup udara puncak yang dingin itu banyak-banyak.

"I don't know, tapi apa yang terjadi di masa lalu tidak perlu menjadi alasan kamu bersikap sarkastik sama aku sekarang, 'kan?"

"Aku sarkastik?"

"Iya, kamu."

Kiana tidak menghabiskan makanannya ketika akhirnya bangkit. "Kalau kamu nggak mau aku sarkastik, kamu juga nggak perlu jadi aneh dengan melarang aku dan Arshaan berteman. Kamu mau aku nggak peduli antara urusanmu dan Rosa, tapi kamu juga turut campur antara hubungan pertemanan aku dan Arshaan. It's not fair."

"Lantas setelah kamu tahu bahwa aku pernah melakukannya, kamu pun mau membalasku begitu?"

Kiana terkekeh. Hatinya tentu saja tidak karuan sekarang. Kenyataan sedekat apa Dio dan Rosa membuat sebagian dirinya marah. Belum lagi sikap ambigu Dio yang sok cemburu karena pertemanannya dengan Arshaan yang membuat bingung. Dituduh semacam itu, membuat Kiana ingin sekali menantang. Walau tentu saja, ia tak akan pernah melakukan hal buruk semacam itu.

"Why not? I'll do whatever I like from now. Aku akan menyukai kamu sebanyak yang aku mau, tapi aku juga akan berteman dengan siapapun yang aku mau. Arshaan? It's nice to hear that people you hate are attracted to me."

"Kamu serius?"

Kini keduanya sudah berdiri berhadapan. Saling menatap penuh rasa kesal. Dio mungkin kesal karena Kiana keras kepala dan tidak mengindahkan peringatannya soal Arshaan. Sedang Kiana jelas kesal karena masa lalu Dio dan Rosa, juga perasaan mereka berdua yang dibawa hingga kini. Terlebih pertemanannya dengan Arshaan pun dipermasalahkan tanpa alasan jelas.

"Tentu saja, aku akan melakukan apapun yang aku suka. Seperti yang biasa kamu lakukan."

"Oh ... jadi kamu merasa tertantang saat aku berusaha melindungi kamu?"

"Hah ... melindungi, don't talk shit like that."

"Wah ...."

Dio mengacak rambutnya kasar. Ia melihat ke sekeliling vila dan tak mendapati siapapun di sekitar sana sekarang. Sepertinya yang lain sudah beristirahat sebab ini sudah hampir pukul 11 malam. Kalau pun ada yang masih sibuk minum dan bermain, itu jelas dari vila Juanda, yang diisi oleh tim laki-laki.

"Jadi kamu bersungguh-sungguh sekarang ingin melakukan apapun yang kamu suka?"

"Tentu saja."

"Apa alasan kamu?"

"Alasan?"

"Tentu saja karena kamu ingin membuatku cemburu, 'kan?" tanya Dio. Ia sudah mendekat kearah kiana. Ditatapnya istrinya dengan dengan kilatan mata yang membuat Kiana -sesaat- menciut. "Aku nggak cemburu kamu dekat dengan Arshaan, Kia. Aku cuma takut kamu kecewa bila sampai jatuh dalam perangkap yang dibuatnya. Aku benar-benar nggak merasakan sedikitpun perasaan cemburu yang kamu mau itu. Jadi jangan membuat dirimu sendiri menyesal."

Kiana sekarang benar-benar marah.

"Okay, kamu nggak akan cemburu atas apapun yang aku lakukan. Okay ..." Kiana tersenyum kesal. "Aku akan ke kamar Arshaan sekarang. I will kiss him and invite him to make love as you do with Rosa."

Kiana tersenyum saat membisikkan kalimat itu di telinga Dio. Ia hendak melangkah ketika Dio memegang tangannya erat, menahan. Kiana berusaha bergerak dan pergi dari hadapan Dio, namun tenaga suaminya jauh lebih besar darinya. Lelaki itu masih tak melepaskan tangannya bahkan ketika Kiana mengatakan bahwa cengkeramannya menyakitkan.

Ia justru menyentuh leher Kiana dan memaksa wajah perempuan itu menghadapnya. Menariknya dalam hitungan detik, mendekat, terlalu dekat hingga bibir mereka bertemu. Dio mencium Kiana dengan tiba-tiba.

Kiana?

Ia tentu saja terkejut.

Ia memang menyukai Dio tapi kini ia sedang diliputi amarah. Ia tidak suka melakukannya ketika berada dalam paksaan. Ia mendorong tubuh Dio menjauh, namun lagi-lagi Dio bisa menahannya. Membuat ciuman itu tak terasa manis sama sekali bagi Kiana.

Saat Dio melepaskan ciumannya, Kiana dengan keras menampar wajah Dio.

Sebuah tamparan untuk perasaan Kiana yang seperti diinjak-injak.

Untuk kesombongan Dio yang terasa memuakkan.

Dio masih menatap Kiana dengan tatapan mata yang gelap. Hingga tamparan Kiana justru semakin memancing amarahnya. Dio menghembuskan napas lelah.

Ia kemudian menarik lengan Kiana untuk mengikuti langkahnya. Sebuah keadaan paling memaksa yang pernah Dio lakukan padanya. Membuat Kiana juga semakin bergelung dengan amarah yang tak kalah besar. Mencoba melepaskan genggaman tangan Dio padanya, walau hasilnya nihil.

Dio terus membawanya menuju kamar mereka di lantai dua. Melewati Jehan yang masih menyeduh sesuatu di dapur dan menatap keduanya bingung.

Sesampainya di kamar, Dio menarik tubuh Kiana pada tempat tidur lantas menghempaskannya di sana. Membuat Kiana terduduk. Dio kemudian menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Ia kini berdiri menatap Kiana yang terduduk di tempat tidur dan masih memegangi lengannya yang tadi dicekal Dio.

"You want to f*ck, right? Let's make love like you want."

Dio lantas melepaskan t-shirt berwarna hitam yang ia kenakan. Menampilkan tubuhnya yang terbentuk karena sering gym dan olahraga. Sayangnya, kini, Kiana sedang marah semarah-marahnya. Ia jadi tidak merasa blushing seperti biasanya. Ia tidak berminat sama sekali kini.

Terlebih kata-kata Dio sangat menyakiti hatinya.

"Are you crazy? Aku nggak mau bicara sama kamu."

Kiana bangun dan ingin keluar dari tempat itu, menuju kamar Jehan atau Stevi atau siapapun, untuk melarikan diri dari pertengkaran mereka. Namun Dio yang tidak pernah marah itu sepertinya sudah benar-benar diambang batasnya.

Ia menghalangi langkah Kiana. "you can't leave now."

"Awas!"

"Mau pergi ke Arshaan?"

"Kamu itu kenapa sih?"

Dio tidak menjawab. Ia justru menarik tangan Kiana untuk semakin merapat padanya. Diraihnya tengkuk Kiana untuk kemudian ia kembali mencium Kiana seperti saat di taman tadi. Membuat perempuan itu harus gelagapan karena tindakan Dio yang terburu-buru.

Kiana meronta tentu saja. Tapi lagi, Dio selalu lebih kuat darinya. Ia bahkan dengan seenaknya sudah melepaskan kancing cardigan yang dipakai Kiana, melepaskannya dengan kasar ke lantai. Menyisakan sebuah crop top lengan pendek berwarna hitam.

"Dio!"

Kiana berusaha menghentikan perlakuan Dio padanya, namun belum juga berhasil. Dio hanya mengizinkannya bernapas sebentar saja untuk kemudian dibawanya tubuh Kiana menuju tempat tidur, mengungkungnya di sana tanpa melepaskan ciuman tersebut.

Kiana menangis. Ia menangis malam itu. Terlebih ketika kekuatannya telah habis namun tak kunjung bisa melepaskan diri. Saat dengan tergesa Dio melepaskan atasan crop top miliknya dan hanya menyisakan bra di sana.

Anehnya, Dio berhenti tepat saat ia merasakan tetesan air mata Kiana ketika keduanya berciuman. Ia membeku, di tempat. Dilihatnya Kiana yang tergugu tanpa suara di bawah tubuhnya dengan pakaian atas yang telah dilepaskannya.

Dio memijit pelipisnya kasar. Jelas sekali, ia terlalu dikuasai amarah hingga melakukan hal yang sangat tidak bermoral. Sekalipun Kiana adalah istrinya, tapi yang ia lakukan baru saja jelas pelecehan. Kiana tak senang, jelas menangis.

"Maaf," satu kata saja yang lolos. Dio memilih mengambil selimut dan menutupi tubuh Kiana yang terbuka. Perempuan itu masih tergugu dengan menutup wajahnya menggunakan jemari-jemarinya.

Sesaat Dio diam saja. Membiarkan isakan Kiana yang mengisi rungu mereka.

"Kamu jahat."

Dalam hening itu, Kiana berkata. Lirih namun terasa pedih. Dio tahu, ia telah menyakiti istrinya sangat dalam. Memperlakukan Kiana seolah ia perempuan tak bermartabat.

"Maaf."

Dan Dio hanya membiarkan dirinya mengambil kembali kaos miliknya untuk kemudian memilih keluar dari kamar Kiana. Meninggalkan isterinya setelah sekali lagi menggumamkan maaf.

Ia selalu begitu.

Meninggalkan kiana dalam keadaan yang tak pantas.

Sejahat itu dia pada istrinya.

Dio sadar itu.

^^^^

KLIK LIKE-NYA DONGGGG

1
Rully Kristiana
anjriitt udh pernah baca di tik tok tapi masih nyesekk aja /Sob/
Nana_Noona: Sedih banget kaaaaannn
total 1 replies
anak orang
jahat
Maizaton Othman
,tatabahasa tersusun serta alur cerita yg bagus menjadikan karya ini sebuah naskhah yg menarik,tidak sabar menunggu update setiap episod nya.
Maizaton Othman
kia..jgn mudah luluh..please,
Maizaton Othman
please Kia,belajarlah dari pengalaman masa lalu..jgn jatuh dilubang yg sama 2x,jgn mudah terpedaya dgn sesiapa pun yg ingin mengambil kesempatan diatas " rasa" cintamu yg masih "ada",benteng lah hati mu seteguhnya.
Maizaton Othman
oke
anak orang
lagiiiiiii
Maizaton Othman
good decision,mama,jgn sesekali izinkan..hargai Kia,kasihan dia...
Sunria Riayah
aku menungguuuuuuu
anak orang
gara gara eyang ganggu,aku kasih bintang 5 🤣
anak orang
eyang ganggu lhoooo🤣
Nana_Noona
Nanti malam kita up lagi ya kakkkk
Rita Ningsih
mana lanjutan nya dong
Neneng
kiana plin plan
Sunria Riayah
aaaa gasabar mereka rujuk
Wafiqasra
fakboy wkwkwkkw
KingSafir
kaya juga suka gratis kianaaaa
KingSafir
kawannya gueblekkkk hahahhaha
Nasi16
Buku ini tuh bagus banget. Thrope-nya mainstream tapi eksekusinya nggak. Ni buku anti ah-ah-oh-oh yaa hahahahah

bagus banget recommended
Nasi16
update lagiiii cepatttt ga sabarrrrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!