Sosok mayat perempuan ditemukan di sebelah kandang kambing.
Saksi mata pertama yang melihatnya pergi menemui kepala desa untuk memberitahukannya.
Kepala desa melaporkan kejadian menghebohkan ini ke kantor polisi.
Serangkaian penyelidikan dilakukan oleh petugas untuk mengetahui identitas mayat perempuan dan siapa pelaku yang membunuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tersangka
Rabu 31 Maret 1999
Pada hari itu juga setelah pagi harinya menerima dokumen hasil otopsi jenazah Anita. Pihak kepolisian bersama pihak terkait melakukan tindakan untuk meringkus tersangka.
Pada siang hari jam 12:30 di lokasi tempat tersangka bersarang.
Di desa Janjiwan tepatnya di bawah pohon besar yang terdapat di area persawahan warga.
Di sana sudah berkumpul petugas kepolisian dan para warga desa Janjiwan untuk bersama-sama menyaksikan penangkapan tersangka pembunuhan Anita.
Para petugas damkar sudah bersiap dengan menggunakan perlengkapan yang memadai dan akan melakukan evakuasi. Dengan cara;
o Membakar sarang lebah
o Menggunakan tangga untuk menjangkau ketinggian sarang lebah
o Menyemprotkan bensin untuk menghindari risiko kebakaran
Tersangka pembunuh Anita adalah tawon vespa affinis.
Para tawon vespa affinis itu bersarang di pohon besar. Di bagian atas batang pohon besar dengan tinggi mencapai 20 meter itu.
Sulit untuk melihatnya jika tidak mendongakkan kepala benar-benar ke atas dan mencarinya di balik rimbunan ranting dan daun-daun.
Sarang tawon vespa affinis atau juga yang dikenal dengan nama tawon endas (kepala) itu sudah sangat besar. Sarang tawon ini terbuat dari tanah atau lumpur yang berbentuk seperti kepala.
Tawon Vespa affinis sendiri merupakan jenis tawon yang agresif. Ia bisa menyengat berkali-kali. Racun yang dimilikinya bisa mematikan jika tidak segera ditangani dengan benar.
Racun tawon vespa mengandung komponen seperti histamin dan phospholipase yang dapat menyebabkan reaksi anafilaksis, kondisi alergi berat yang berpotensi mengancam nyawa.
*
Dua jam lebih perjuangan gigih dan penuh kesabaran dari para petugas damkar untuk menjinakkan sarang tawon vespa itu.
Mereka menurunkan singgasana sebesar ukuran tubuh orang dewasa itu setelah para penghuni di dalamnya benar-benar mati tidak berdaya.
Arjuna tersenyum. Ia mengingat pesan Bahtiar sebulan yang lalu ketika memberikan laporan kepadanya.
Bahtiar mencurigai salah satu tawon vespa yang bersarang di pohon besar adalah tersangka pembunuh Anita.
Dan setelah hasil otopsi resmi dikeluarkan.
Sesuai dan terbukti.
Tersangka kasus penyebab Anita meninggal adalah tawon vespa yang bersarang di pohon besar.
Pada hari kejadian Anita mengenakan hijab atau kerudung berwarna kuning. Warna cerah mencolok serupa warna bunga yang disukai tawon.
Pada saat bermesraan dengan teman laki-lakinya Anita dua kali mengeluh kesakitan di bagian kepalanya.
Di saat itu lah tawon yang keluar dari sarangnya lalu turun ke bawah untuk mengantup Anita tepat di ubun-ubunnya melakukannya sebanyak dua kali di tempat yang sama.
Terjadi pula dengan kepala Anita yang terbentur pohon.
Ditambah lagi kondisi Anita di hari itu sedang kurang sehat. Ia juga sempat terjatuh dari sepeda motor.
Seperti inilah kebenarannya. Anita mati karena tersengat tawon. Semuanya telah dibuktikan dengan proses penyelidikan dan penyidikan yang runtut.
Keterangan para saksi dan bukti-bukti yang valid bersinergi dengan bidang terkait yang dilakukan secara sah dan professional oleh tenaga ahli.
Meski ada juga jawaban-jawaban yang tidak bisa memuaskan rasa penasaran dan pertanyaan-pertanyaan semua orang.
Jaka Rahmadi akhirnya dibebaskan. Ia bisa keluar dari bui penjara yang selama berminggu-minggu mengurungnya dalam rasa penyesalan dan patah hati.
Jaka Rahmadi berkata jujur. Bukan dirinyalah yang membunuh kekasihnya.
Setelah melewati hari-hari gelap penuh dengan kesedihan. Keluarga almarhumah Anita, ibu dan adiknya mengikhlaskan kepergian orang yang paling mereka sayangi.
*
Sebulan yang lalu selepas Upacara Wisuda Purna Bhakti di Polres Tanah Tandus. Bahtiar yang mengenakan atribut kebanggaannya untuk terakhir kalinya, berbincang dengan Arjuna.
“Apa kamu sudah punya siapa tersangkanya?”, tanya Arjuna.
“Besar kemungkinan, tersangka adalah tawon vespa yang bersarang di pohon besar”, jawab Bahtiar.
Arjuna tersenyum mendengar jawaban dari Bahtiar.