Setelah meninggal nya kedua orang tua, Niko Dinata tinggal bersama Tante nya, dia menjadi pemuda yang urakan dan pemalas, selalu saja berbuat onar dengan memalak pedagang pasar yang ada di dekat rumahnya.
**
bertemu dengan Eca Permatasari, gadis
manis yang di kenal dengan segudang prestasi nya, tak perlu banyak tebar pesona untuk membuat para cowok bertekuk lutut padanya, dia hanya mencintai satu pria yang bernama Hanif, cowok yang selalu setia menemani nya di kampus.
**
Bagaimana jadinya kalau sang ayah tiba-tiba menjodohkan Eca dengan Niko dan langsung menikahi nya, pria yang dipandang rendah oleh Eca, tapi kenyataan dapat di andalkan dalam segala sisi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Mengawal Keberangkatan Istri
Malam hari itu, Eca sibuk mengemas pakaian ke dalam kopernya. Terlihat juga ada Niko yang tengah duduk santai memperhatikan nya dengan wajah datar.
Eca akan berangkat ke lokasi esok hari, Niko senyum-senyum sendiri tentang rencana nya yang akan mengikuti Eca selama KKN belum terbongkar oleh Eca sampai saat ini.
Ting!!
Ting!! Ting!!
Sebuah notifikasi yang dari tadi berbunyi, seakan mengganggu ketenangan Eca saat mengemas pakaian.
Eca membaca pesan itu, ternyata dari grup KKN yang ketuanya menyuruh anggota kelompok nya untuk datang tepat waktu besok hari.
"Ini ketua kok lama-lama ngeselin juga ya" Batin Eca lalu mengetik untuk menjawab.
"Y"
Singkat, padat, jelas dan jutek.
Gadis itu berkacak pinggang setelahnya, membuat Niko sedikit menggoda "Ciyeee nambah selingkuhan baru"
"Selingkuh apa sih! Diem deh kamu!" Ketus Eca.
Niko berdiri menghampiri Eca, menatap nya tajam "Kamu pikir bisa bebas lepas selama KKN di desa?" Kata Niko.
"Apa maksudnya?" Jawab Eca mengerut kening.
Niko tersenyum menunjuk koper yang sudah rapih di dekat meja riasnya.
"Apa itu?" Eca masih belum sadar walau sudah di beri kode oleh Niko.
"Saya akan ngikut permainan kamu" Kata Niko mendadak dingin.
"Jangan bilang..." Kata Eca membelalak.
"Kamu takut sendirian, sampai mau pindah ke rumah papah atau ga tante kamu ya, HAHAHA PENAKUT!" Ledek Eca.
"Dahlah serah" Kata Niko merasa capek sendiri menghadapi cewek gak peka.
"Apa sih gak jelas, sudah tau saya paling lemah kalau di kasih kode, jangan buat bingung deh" Jawab Eca.
"Ya, saya mau pindah ke rumah tante selama kamu KKN" Kata Niko ketus.
"Makanan sudah saya beli di meja makan, kamu makan dulu terus istirahat, takutnya kamu datang telat besok" Titah Niko.
"Tumben apa perhatian?" Kata Eca.
"Cepat makan ini sudah mau malam, bisa-bisa kamu nanti telat bangun!" Kata Niko.
"Lah kok marah" Kata Eca, secara tiba-tiba digeret tangan nya oleh Niko menuju meja makan nya.
"Mau saya suapin?" Kata Niko
"Ogah najis" Kata Eca.
Niko menyodorkan sendok tepat di depan bibir Eca, Eca merapatkan bibir — berusaha menghindari sentuhan sendok itu.
"Langka loh disuapin cowok ganteng" Konyol Niko.
"Kamu lagi kesurupan jin apa woy!" Ketus Eca.
Hap!!
Niko memasukan sesuap nasi saat Eca sedang lengah, Eca mengerang dan mengunyah makanan itu. Menatap sinis arah Niko yang sedang cengengesan.
"PUCEK!" Ketus Eca mengacungkan jari tengah padanya.
**
Besok pagi nya, benar saja Eca telat bangun — hingga membuat dirinya keteteran melakukan rutinitas setiap pagi nya.
"Eca sudah belum dandan nya" Teriak Pak Roby dari arah ruang tamu.
Pak Roby akan mengantarkan Eca ke kampusnya terlebih dahulu, sebelum akhirnya Eca akan ke desa bersama kelompok KKN menggunakan bus.
Niko sehabis sarapan pagi, dirinya langsung ke kampus Eca dengan membawa koper yang telah dia siapkan. Niatnya dia akan ngekos di dekat lokasi KKN Eca.
"Kuy pah" Kata Eca yang sudah berdandan cantik layaknya bidadari.
Pak Roby meraih koper Eca, lalu memasukan nya ke dalam mobil, dibarengin oleh Eca yang tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya.
Tiga puluh menit kemudian..
Eca sampai ke kampus nya, Eca menyalami tangan Pak Roby lalu menghampiri Indah yang sudah menunggu nya di dalam bus.
Eca berjalan dengan santai sambil menyeret koper nya — berkhayal kalau dirinya ada di catwalk.
"Astaga nih bocah malah santai banget" Keluh Daffa yang sedang menyenderkan punggung nya di samping mobil.
"BURU MASUK!" Kata Daffa galak.
"Lah jadi ketua bawel banget si, mana sok ganteng najis" Ketus Eca.
"Hah najis? WHAT!!" Daffa membelalak.
Indah melerai yang tiba-tiba turun dari mobil "Ayo Ca taruh dulu kopernya di bagasi mobil, kita duduk nya sebelahan." Ajak Indah, kemudian Eca menuruti perkataan nya.
"Gara-gara situ telat, saya diomelin para dosen sama mahasiswa lainnya paok!" Kata Daffa.
"HAHAHA Rasain" Eca tertawa lepas.
"Shit, buru masuk" Titah Daffa ikut bantu mengatur koper gadis itu.
"Mau maling ya, jangan pegang-pegang!" Ketus Eca.
Daffa kehabisan kata karena saking kesalnya, menggeleng kepala adalah respon terbaiknya.
Setelah itu Eca melangkah memasuki bus bersama indah, Niko terus memperhatikan sambil tersenyum saat netra matanya menyorot seorang pria yang tengah berdebat kepada istrinya.
Kapasitas kursi dalam bus itu total ada 40 lebih dan itu penuh oleh kelompok KKN Eca, ada juga dari kelompok lain yang tidak kebagian bus, kebetulan lokasi KKN nya satu arah dengan kelompok nya Eca.
Eca duduk paling pojok dekat jendela yang di sampingnya ada indah, menatap jendela dan menyoroti keberadaan Niko yang sedang merokok santai di motor dengan membawa koper sambil melambaikan tangan ke arahnya.
"Dia sebenarnya mau kemana sih?" Gumam Eca. Menghentak Indah yang sedang membuka bungkus roti.
"Mau ga ca?" Kata Indah sambil menawarkan roti itu. Eca menerima — di barengi ucapan terima kasih nya.
"Niko akan ke desa KKN kita, dia selama dua bulan akan ada disana" Kata Indah sambil memberi air mineral botol saat Eca tiba-tiba tersedak roti yang di makan nya.
"UHUK-UHUK"
"Minum dulu minum" Kata Indah, dirinya sambil menekan-nekan tengkuk leher Eca.
"Pantesan semalem tiba-tiba masukin baju ke koper, kirain saya mau pindah ke rumah tantenya selama saya tinggal" Kata Eca.
"Beruntung kamu bisa dapetin Niko Ca, dia itu cowok yang menurutku sangat perhatian dan penuh kasih sayang" Gumam Indah — dia teringat masa-masa sekolahnya saat berpacaran dengan Niko.
Eca menoleh sinis kearahnya, maunya Eca ingin mengomentari hanya saja supir bus itu sudah memberi aba-aba ingin menjalankan mobilnya menuju ke tempat lokasi.
Benar saja saat bus itu sudah berjalan dan mulai menjauh dari kampus, Niko dengan wajah datar menjalankan motornya dengan koper yang di ikat di jok belakang motornya.
"Ni orang niat banget, apa sih maksut dan tujuannya" Kata Eca dalam hati, netranya terus menyoroti motor Niko.
Brakk!!
Eca membelalak setelah Niko bertabrakan dengan pengendara lain, membuat Niko terhempas ke aspal bersama motor nya yang terjatuh tepat di atas kakinya.
"PAK SUPIR STOP!!" Pekik Eca berteriak.
Supir itu menoleh, lalu dosen pembimbing mengerut kening, meminta pak supir untuk melanjutkan perjalanan nya — mengabaikan permintaan Eca.
"Pak maaf ini urgent banget, ada orang yang kecelakaan pak" Mohon Eca dengan panik. Namun dosen itu tetap kekeh dengan pendirian nya. Melanjutkan perjalanan, tanpa ada hambatan yang akan membuat kelompok nya telat datang ke lokasi KKN.
"Ca, sini" Indah memanggil, menyuruhnya untuk kembali ke tempat duduk dengan tenang.
"Dia baik-baik saja, jangan cemas"
"Baik-baik gimana, posisi kaki dia tadi terhempit badan motor begitu"
bukan om,