Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 14
"Saya tidak bermaksud apapun, tapi kenyataannya memang seperti itu, kan? Nenek pasti sudah tahu bahwa Gu Xian membayar para bandit untuk menyerang ku dan prajurit yang aku bawa. Apa nenek tau bahwa aku hampir mati di sana?" Gu Yenrou sudah tidak bisa menahan emosinya lagi.
Saat ini dia tidak bersujud seperti awal dia datang. Tanpa di suruh neneknya bangkit, dia telah berdiri sendiri. Dan membalas pertanyaan orang tua itu.
"Kau berdiri di depanku, berarti kau tidak mati. Mengapa kau sangat marah sekali akan hal itu?" Ucap neneknya dengan wajah acuh dan membuang muka setelah menjawab perkataan Yenrou.
Gu Yenrou mengepalkan tangannya dengan sangat kuat, yang hampir saja membuat kuku tangannya menembus kulit telapak tangannya.
"Jadi, nenek mengetahui nya?"
"Kau tidak perlu membesar-besarkan hal itu. Setidaknya kau pulang dengan sehat dan tidak terluka, kan?" Dengan lirikan yang mengejek dia menatap Yenrou. Yang membuat gadis itu semakin membenci wanita tua di depannya ini.
"Apakah nenek masih menganggap aku cucumu?" Geramnya.
"Gadis sialan! Kau anak perempuan bukan penerus keluarga Gu, sepupu mu Gu Xian adalah penerus keluarga Gu. Jadi dia yang pantas menjabat sebagai Jenderal..!"
Gu Yenrou yang selama ini diam, emosinya sudah tidak tertahan. Tapi dia tidak bisa menghajar nenek tua ini.
Dia hanya bisa memperdalam kepalan tangannya, tanpa dia sadari bulir air mata jatuh di pipinya.
Jawaban yang dia harapkan untuk membuat hatinya sedikit melembut tidak kunjung tiba. Tapi sebaliknya, kebenciannya semakin mendalam kepada keluarga ini.
"Berarti nenek tidak menganggap aku cucumu?"
"Mengapa kau mengulang -ulang pertanyaan mu? Membuat aku pusing saja!" Dia membuang muka, tapi tidak menampik pertanyaan Yenrou.
"Jika seperti itu, mulai hari ini dan seterusnya.. Aku tidak akan menganggap kau dan paman sebagai keluarga ku lagi.."
"Perempuan sialan! Sepagi ini kau membuat keributan!" Tiba-tiba suara pria terdengar dan masuk ke dalam ruangan Nyonya tua Gu.
"Rong'er... Lihat keponakan mu ini, dia membuat kepalaku sakit di pagi hari ini..." Rengek nenek tua itu kepada anak lelakinya.
"Yenrou, mengapa kau tidak berterima kasih? Kami telah memberimu makan beberapa tahun ini, tapi mengapa kau perlakukan nenekmu seperti ini?" Pamannya, Gu Yurong tentu saja tidak akan mengambil kesempatan ini untuk menyingkirkannya.
"Ha ha ha..." Yenrou tertawa keras mendengar drama yang mereka buat.
Walau di dalam hati pamannya merasa kesal ketika mendengar bahwa Yenrou tidak mati di hutan terlarang. Dan sebaliknya, melaporkan kepada kaisar bahwa dia di hadang para bandit.
"Kalian sangat pandai membuat drama. Kalian berdua tahu siapa yang menumpang di rumah ini? Ini adalah rumah ayahku, bukankah sebaiknya kalian yang keluar karena menumpang?" Yenrou menatap mereka dengan sinis.
"Aduh suami, jangan membuat Yenrou marah.. Kita akan kemana jika keluar dari kediaman ini?" Tiba-tiba saja bibinya datang ke samping pamannya dengan sedikit akting dia semakin menyiramkan minyak ke pada suaminya.
"Gadis lancang! Saat ini Gu Xian yang akan menjadi Jenderal berikutnya dan penerus keluarga Gu! Kaisar pasti akan memberikan kediaman ini kepada Jendral berikutnya. Jadi, ini bukan hak mu lagi..!" Gu Yurong naik pitam karena rengekan istrinya.
Yenrou sangat membenci mereka saat ini, sehingga tidak berniat ingin hidup bersama mereka lagi.
"Baik, aku menyerahkan semua harta ini kepada kalian. Dengan satu syarat, tulis surat pernyataan bahwa Aku Gu Yenrou dari hari ini tidak memiliki ikatan apapun dengan kalian di kehidupan ke depannya." Ucapnya dengan lantang. Dia sangat sakit kepala jika masih melihat mereka di masa depan.
Mereka saling bertukar pandang satu dengan yang lain.
Walaupun neneknya tidak begitu menyukai nya, tapi dia satu-satunya keturunan dari anak tertuanya. Dalam hatinya paling dalam tidak ingin sampai putus hubungan seperti ini. Tapi, dia juga harus menjaga keturunan yang sebenarnya keluarga Gu, yaitu Gu Xian.
Sedangkan paman dan bibinya menyembunyikan senyum mereka, karena inilah yang mereka harapkan.
"Dan satu hal lagi, mahar ibuku harus kembali kepadaku. Karena itu, satu sen pun kalian tidak berhak..."
lagi dong kak,tambah penasaran karena samasekali tidak ada gambaran dipikirin daku /Sneer/