Terlahir dari keluarga mata biru, namun nasib Aksara berbeda dari anggota keluarga lainya. Pada saat Aksara di lahirkan, ia tidak mewarisi mata biru dari kedua orang tuanya, melainkan ia terlahir dengan mewarisi mata ungu dari kakek buyutnya yang sudah lama tiada.
Aksara hanya mewarisi satu mata ungu di sebelah kirinya, begitu juga dengan kakek buyutnya yang hanya memiliki satu mata ungu di sebelah kanannya, dan mata di sebelah kirinya berwarna biru.
Dan kemudian di sebelah kanannya, Aksara memiliki mata sama persis seperti mata elang dengan warna yang lebih terang dan menyala-nyala.
Keluarga mata biru merupakan golongan keluarga bangsawan yang paling di segani di seluruh wilayah Republik. Keluarga mata biru merupakan keluarga terkuat saat ini, di tambah lagi dengan keahlian khusus mereka, hal itu yang membuat nama keluarga mata biru sangat ditakuti oleh keluarga besar yang lainya.
Setelah tumbuh menjadi pria kuat, Aksara meninggalkan anggota keluargnya dan memilih hidup sederhana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Sad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17 : Kakak Dan Adik
"Apaaa ... !", teriak Justin dalam hati sangat terkejut.
Dalam hitungan detik, para personel Razor yang berjumlah 100 orang itu terjatuh secara bersamaan. Entah bagaimana tuan Azka melakukannya, yang jelas kecepatan tersebut sudah melampaui kecepatan tuan Edson.
Belum ada 10 menit mereka dibuat kagum oleh kekuatan besar yang dimiliki oleh tuan Edson itu, dan sekarang mereka pun dibuat kagum kembali oleh kekuatan yang baru saja tuan Azka perlihatkan kepada mereka.
Justin beserta ke 50 rekan terbaiknya itu dibuat takjub, bahkan seorang Samuel yang begitu cuek pun tercengang pada saat dia menyaksikan secara langsung kekuatan besar yang dimiliki oleh tuan Azka itu.
Ekspresi wajah mereka saat itu terlihat bingung, entah mengapa anak buah Razor bisa senekat itu, padahal para anggota keluarga bangsawan yang lain tak ada yang berani menentang keluarga Mata Biru.
Walaupun, sikap mereka bisa dibilang gokil-gokil, tentunya kekuatan anak didik tuan Julian berada jauh di atas kekuatan anak didik Razor.
Mengapa hal itu bisa terjadi? dikarenakan tuan Julian mewarisi sebagian kecil kekuatan keluarga Mata Biru, dan yang memberikan kekuatan tersebut adalah, tuan Raga sendiri.
"Pergilah! enyah dari hadapan saya sebelum amarah saya melahap jiwa-jiwa kalian. Dan satuhal lagi, kalian jangan lupa membawa sampah kalian ini," perintah Azka seraya menatap Razor.
Setelah para personel Razor pergi, Azka pun kembali berdiri di belakang tubuh ayahnya. Sementara itu, Aksara hanya terdiam saja tanpa memberikan reaksi terkejut apa pun kepada kakaknya.
"Huhhh ... , anda terlalu tergesa-gesa, tidak sabaran, dan terlalu banyak menggunakan energi jahat! ternyata anda masih sama seperti yang dulu, anda tidak pernah mau berubah," tegur Aksara kepada kakaknya sembari memasang wajah kecewanya.
Aksara memang terlihat agak sedikit kecewa, namun ia tak bisa memarahi kakanya itu karena kakaknya melakukan hal tersebut atas dasar perintah ayahnya.
"Maaf," Azka hanya memberikan sedikit kata singkat.
"Tetaplah hidup di dalam dunia yang penuh akan penderitaan ini. Anda tidak perlu mengikuti langkah-langkah saya karena kita memiliki jalan hidup dan tujuan yang berbeda-beda."
"Setelah acara ini selesai, saya akan pergi kembali ke wilayah inti, jadi tolong jaga mereka semampu yang anda bisa," ucap Aksara kepada kakaknya terdengar dingin sekali, ditambah lagi dengan tatapan kakunya itu, sehingga hal tersebut membuat penampilan Aksara terlihat begitu elegan sekali.
"Ya, selalu saja sibuk seperti dulu! apakah anda tidak bisa tinggal untuk sementara waktu saja? temui keluargamu dulu, mereka sudah menunggu kepulanganmu di sana, apalagi saudari perempuan kesayanganmu itu," ucap Azka sama dinginnya seperti Aksara.
Aksara terdiam pada saat dia mendengar kata saudari perempuan kesayangannya itu. Saudarinya itu bernama, Lara Jiwa Aksara, sang adik yang selalu dia panggil Asya, adik tersayang.
Lara, merupakan salah satu adik yang sangat berarti dalam hidup Aksara. Kekurangan yang dimiliki oleh adiknya itu membuat Aksara ingin selalu memberikan perhatian lebih kepada Lara.
Lara terlahir tidak seperti saudara dan saudari yang lainnya, dia terlahir memiliki kaki yang mati, atau lumpuh. Dia merupakan anak yang tegar, cantik, manis, baik, humoris, intinya dia punya segalanya.
Sebenarnya keluarga Mata Biru bisa mengobati luka lumpuh dikaki anaknya itu, namun Lara lebih memilih untuk tetap lumpuh seperti itu saja, dikarenakan dia tidak mau berpisah dari Aksara dan ingin selalu ada di samping Aksara.
....
"Anak itu, bagaimana kabar dia sekarang?", tanya Aksara mulai memperlihatkan sisi baiknya.
"Dia tumbuh menjadi remaja cantik yang sangat luar biasa," ucap Azka mencoba mempengaruhi isi pikiran Aksara agar adiknya itu mau ikut pulang bersamanya.
"Syukurlah."
Aksara hanya menunjukan sedikit ekspresi leganya, ucapan dari Azka tadi tak dapat mempengaruhi sedikit saja isi pikiran adiknya itu.
Aksara sudah memberikan seluruh jiwa dan raganya kepada negaranya. Dia meninggalkan anggota keluargnya hanya ingin memberikan dedikasi terhadap negaranya.
Kecintaan dia terhadap negaranya, membuat seorang Aksara sangat dikagumi dan dikenal baik oleh kandidat abdi negara.
Semua orang tak dapat mengenali Aksara karena indentitasnya itu sangat dilindungi oleh negaranya. Hanya orang-orang tertentu yang bisa mengenali Aksara, bahkan tuan Julian pun tak tahu Aksara adalah anak dari tuan Raga.
"Apakah anda sudah memberikan jiwa anda kepada negara anda, sampai-sampai anda lupa dengan keluarga anda sendiri? bisakah anda kembali sebentar saja untuk melihat kondisi keluarga kita sekarang," Azka terus berusaha mengajak Aksara pergi menemui keluarganya.
"Saya tetap berada dalam pendirian saya, anda tidak bisa mengajak saya untuk pergi bersama anda. Saya sudah melihat dari kejauhan bahwa kondisi keluarga mata biru baik-baik saja."
"Tidak ada orang yang mampu menandingi anggota keluarga terkuat di negara Republik. Keluarga mata biru merupakan jantungnya negara Republik, hanya keluarga mata biru yang mampu mengendalikan negara ini, maka dari itu, berusahalah menjadi kuat tanpa mengandalkan amarah sebagai kekuatan anda," ucap Aksara memperingatkan Azka.
"Mengapa saya harus belajar menahan amarah?".
"Bila amarah anda memuncak, anda akan membuat orang-orang di sekitar anda kerepotan."
Dari Dulu ketika Azka masih kecil dia sudah disebut sebagai mesin pembunuh berdarah dingin oleh orang-orang di sekelilingnya.
Dia sudah banyak membunuh orang-orang yang ingin mencelakainya, dan juga orang-orang yang mencari-cari masalah dengan dirinya, serta adik-adiknya.
Kebanyakan orang yang dia bunuh ada pada kalangan orang-orang dewasa, bahkan dia pernah membunuh anak seumurannya, yang di mana dia merupakan anak dari pimpinan mafia terkuat di wilayah Republik hanya karena dia membuli adik keduanya dan Aksara.
"Anda dikenal sebagai mesin pembunuh, maka dari itu belajarlah dari kesalahan anda itu," ucap Aksara masih memperingati Azka.
"Itu hanya masalalu, lagipula bukan kah anda pun sama, bahkan sekarang anda masih melalukan keburukan saya itu," timbal Azka tak mau kalah.
"Saya melakukannya untuk negara, bukan untuk dendam ataupun untuk diri saya sendiri."
Perbincangan yang cukup panjang, mereka berdebat untuk mempertahankan harga dirinya, namun di sana posisinya di menangkan oleh Aksara.
Azka hanya menghindar dan mengalah karena dia menyadari potensi di dalam dirinya. Mau sampai kapan pun Aksara adalah yang terbaik saat ini.
Dulu Aksara sangatlah lemah, sehingga kedua kakaknya mempertaruhkan badannya untuk melindungi adiknya yang cengeng. Namun, sekarang Aksara telah membuktikannya lewat luka di masalalunya. Kini ia melampaui semua anggota keluarganya, bahkan ayahnya pun mengakui kekuatan Aksara.
Tuan Raga mendengar obrolan mereka berdua, walaupun suara mereka terbilang pelan, akan tetapi tuan Raga mampu memahaminya dengan jelas lewat hatinya.
Orang-orang di sekelilingnya tidak menyadari akan hal itu, bahkan keluarga bangsawan hebat pun tak dapat membaca obrolan mereka.