Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆
Happy reading love!
BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.
Simak terus ceritanya❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Pagi yang cerah dengan udara yang cukup dingin di sekitaran resort. Banyak orang berlalu lalang di dalam resort yang baru saja akan diresmikan pada hari ini. Para pelayan serta semua yang terlibat dalam hal ini sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan segala sesuatunya dengan sangat matang.
Allard dan Brianna pun sudah siap menyambut tamu yang hadir di acara pembukaan resort ini. Allard terlihat sangat tampan dengan setelan jas formalnya yang berwarna abu-abu serta coat yang menghangatkan tubuhnya. Begitu pula dengan Brianna yang menggunakan dress sebetisnya yang dipadukan dengan coat tebal. Sepasang kekasih itu nampak antusias menyambut tamu undangan. Dengan senyum yang mengembang di wajah keduanya, serta keahlian Brianna yang pandai melobby banyak pebisnis pun membuat keuntungan tersendiri untuk dirinya dan perusahaannya. Brianna memanfaatkan acara ini untuk memperkenalkan bisnisnya agar beberapa orang penting di acara tersebut mau bekerja sama dengan perusahaannya.
"Resort ini sangat megah, Tuan Allard." Ucap seorang pria yang baru saja tiba di dalam lobby resort.
"Ah Tuan Devian Carrington. Terimakasih sudah jauh-jauh datang kemari untuk menyempatkan hadir di acara ini." Sahut Allard menyambut seorang pebisnis tampan yang menguasai wilayah Inggris.
"Tak masalah, Tuan. Oh ya kenalkan ini istriku, Esther." Ucap Devian.
Allard dan Brianna pun menyalami tangan Esther. "Dan perkenalkan ini kekasihku, Brianna." Jawab Allard yang juga memperkenalkan Brianna.
"Senang berkenalan denganmu Nona Brianna." Sahut Esther dengan senyum di wajahnya.
"Senang juga bisa berkenalan denganmu Nyonya Esther." Jawab Brianna.
"Nyonya, bagaimana jika kita berpisah dari para pria? Kita bisa berbincang di sana sambil melihat pemandangan yang resort kami suguhkan untuk memanjakan mata anda." Pinta Brianna dengan sangat sopan.
"Baiklah ayo. Lagi pula aku benar-benar pusing karena para pria pasti akan membicarakan bisnis mereka." Jawab Esther dan dijawab dengan tawa kecil oleh Brianna.
Mereka pun berjalan menuju sebuah tempat duduk yang dekat dengan dinding kaca. Pemandangan itu langsung menyuguhkan puncak Zugspitze yang bersalju di bagian atasnya. Lalu seorang pelayan membawa baki yang berisikan dua gelas wine. Brianna mengambilnya lalu menyerahkan segelas wine kepada Esther.
"Kekasihmu sangat handal dalam memilih lokasi yang strategis, Nona Brianna." Ucap Esther setelah ia memandangi sekitar resort.
"Panggil saja aku Anna, Nyonya." Jawab Brianna.
"Kalau begitu kau juga panggil aku Esther saja. Kita tak perlu kaku seperti ini karena usia kita tak jauh berbeda." Sahut Esther lalu menyesap wine nya.
"Baiklah, Esther." Jawab Brianna.
Brianna tak sengaja melihat ke arah ponsel Esther yang menyala di atas meja. Layar ponselnya menampilkan foto seorang anak kecil laki-laki yang sangat tampan dan menggemaskan sedang tertawa dan menunjukkan beberapa gigi kecilnya, juga adiknya yang perempuan yang masih sangat kecil.
"Apa itu foto anak-anakmu, Esther?" Tanya Brianna.
"Ya ini anak-anakku. Namanya Damian dan Emily. Umur Damian tiga tahun, dan Emily satu tahun." Jawab Esther dengan senyum yang mengembang ketika ia menceritakan tentang kedua anaknya.
"Dia sangat tampan dan cantik serta menggemaskan. Apa kau membawanya berlibur ke Jerman?" Tanya Brianna sambil terus memperhatikan foto Damian.
"Tidak. Aku menitipkan Damian dan Emily pada Unclenya." Jawab Esther.
"Ahh sayang sekali. Aku ingin bertemu dengan kedua anak itu. Mereka pasti sangat lucu." Sahut Brianna.
"Mainlah ke London dan menginap di mansion kami. Akan ku berikan hak asuh Damian dan Emily padamu selama beberapa hari." Jawab Esther dengan imbuhan tawa.
"Benarkah? Ahhh aku akan membicarakan hal ini dengan Allard." Ujar Brianna dengan girang.
"Mengapa kau tak menikah saja, Anna? Lalu buatlah produkmu sendiri." Tanya Esther.
"Aku akan membuatnya nanti. Jika perempuan akan ku jodohkan dia dengan anakmu yang tampan itu. Ahhh aku tak sabar melihat calon menantuku." Ujar Brianna yang di balas dengan tawa renyah oleh Esther.
"Hei aku setuju denganmu, Anna." Sahut Esther lalu mereka tertawa karena rencana gilanya untuk menjodohkan anak-anaknya nanti.
Akhirnya mereka pun berbincang cukup lama sekitar hampir tiga puluh menit. Mereka berbincang mengenai banyak hal kecuali bisnis. Tak lama, acara pun dimulai. Brianna dan Esther kembali ke tempat dimana Allard dan Devian berada. Selain itu, Axel, Bethany, Arvy, James, Hana dan Mia pun sudah berada di sana. Mereka berdiri tak jauh dari posisi Brianna berdiri.
Setelah acara inti pembukaan resort selesai, semua tamu dijamu dengan berbagai macam hidangan yang dibuat oleh beberapa chef terkenal di sana. Devian dan Esther sudah pamit sejak lima menit yang lalu setelah acara inti selesai dilaksanakan. Karena katanya mereka akan melanjutkan liburannya ke beberapa kota.
"Hei bitch!!" Ujar seseorang sembari berteriak.
Brianna menoleh ke asal suara dan melihat Mia serta Bethany sedang berjalan mendekat ke arahnya. Brianna mengembangkan senyumnya saat melihat kedua sahabatnya.
"Dimana wanita tengil itu?" Tanya Brianna saat ia tak melihat Hana.
"Entahlah. Dia sejak tadi menghilang. Mungkin sedang menenangkan diri." Jawab Mia lalu mengambil segelas wine dari seorang pelayan yang berkeliling sambil membawa sebuah baki berisi minuman.
"Apa yang terjadi padanya?" Tanya Brianna lagi.
"Dia akan dijodohkan oleh ayahnya yang sangat otoriter itu." Jawab Bethany.
"Di jodohkan? Dengan siapa?" Brianna benar-benar tak mengetahui kabar itu karena ia sudah terlalu lama tidak berhubungan dengan sahabat-sahabatnya. Brianna sudah melewatkan terlalu banyak peristiwa gila bersama sahabatnya.
"Anak dari sahabat ayahnya. Dan lebih gilanya lagi, anak sahabat ayahnya itu sudah memiliki istri!" Jawab Mia dengan penuh drama.
"What??!! Jadi Hana akan dijadikan istri keduanya?" Pekik Brianna dengan mata yang membola.
Bethany dan Mia menggelengkan kepalanya dengan kompak.
"Lebih tepatnya yang ketiga." Jawab Bethany.
"WHAT?? KETIGA??!!" Brianna menutup mulutnya yang terbuka lebar karena mendengar kabar yang sangat mengejutkan ini.
Bethany dan Mia mengangguk secara bersamaan.
"Apa yang ada di dalam pikiran ayahnya? Oh my God kasihan sekali Hana." Gumam Brianna.
Bagai petir di siang bolong, berita itu benar-benar membuat Brianna shock. Brianna yakin Hana tak akan semudah itu menerima. Apalagi Hana sering memberontak karena sudah tak tahan dengan sikap ayahnya yang selalu bertindak sesuai kemauannya. Ayahnya selalu beranggapan bahwa semua keputusan yang ia ambil adalah sesuatu hal yang mutlak dan itu yang terbaik. Padahal pada kenyataannya, Hana begitu tersiksa dengan semua keputusan ayahnya yang diambil untuk mengatur kehidupan Hana.
"Anna, aku hampir lumpa memberitahumu sesuatu." Ucap Bethany lalu merogoh tasnya dan mengambil sesuatu.
"Apa?" Tanya Brianna.
"Ini," Bethany menyerahkan sebuah benda berbentuk panjang dengan dua garis di atasnya.
"Oh my.. Kau hamil, Beth?" Brianna terkejut dan masih memperhatikan alat tes kehamilan itu.
Bethany mengangguk dan menunggu respon Brianna.
"Aaahhh aku akan memiliki keponakaaan!!!" Pekik Brianna dan langsung memeluk tubuh Bethany dengan sangat erat.
"Shit kau mau membunuhku? Kau terlalu kencang memelukku." Ucap Bethany memukul pelan lengan Brianna.
"Sorry.. Aku terlalu bahagia mendengar kabar ini." Sahut Brianna dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ah dia mulai lagi. Kau tak perlu menangis Anna. Beth itu hamil bukan sakit keras. Kau seharusnya bahagia," Ujar Mia yang kesal.
"Mia kau tahu sendiri aku gampang menangisi hal apapun." Jawab Brianna lalu mengusap air matanya yang menetes.
"Dimana Allard? Aku tak melihatnya sejak tadi." Tanya Mia.
"Entahlah, dia mungkin sedang berbincang dengan para relasinya." Jawab Brianna.
"Hei, apa aku tak salah lihat?" Ucap Bethany tiba-tiba.
Brianna dan Mia mengikuti kemana pandangan Bethany mengarah.
DEG
'Dia berbicara dengan siapa?' Batin Brianna berucap.
Brianna melihat sosok pria yang dikenalnya sedang berbincang dengan seorang wanita. Tapi jika dilihat lebih jelas, sepertinya pria itu bukan sedang berbincang biasa. Melainkan seperti sedang berdebat.
Ini adalah kali pertama Brianna merasakan sesuatu yang tak nyaman di hatinya. 'Apakah dia masa lalu Allard?' Brianna terus menerka-nerka.
Saat Brianna akan mendatangi Allard. Tiba-tiba saja Belinda dan Dimitri datang.
"Sayang, Aunty akan pulang ke Swiss bersama suami tampanku ini." Ujar Belinda.
"Aunty tak menginap lagi di sini?" Tanya Brianna dengan tatapan yang tak fokus karena ia masih mencuri-curi pandang memperhatikan Allard yang berada agak jauh darinya.
"Tidak sayang. Lain kali Aunty akan menemuimu lagi atau kau bersama Allard datang ke Swiss." Jawab Belinda dengan senyum ramahnya.
"Hmm baiklah. Hati-hati di jalan Aunty, kabari aku jika sudah sampai." Ujar Brianna.
Bethany pun mengangguk lalu mencium kedua pipi Brianna, begitu juga dengan Dimitri. Mereka juga berpamitan pada Mia dan Bethany. Belinda dan Dimitri langsung berjalan menuju helypad yang berada di bagian belakang resort. Mereka akan pulang ke Swiss menggunakan helikopter pribadinya.
Sesaat setelah Belinda dan Dimitri pergi, Brianna kembali mengarahkan pandangannya ke tempat dimana tadi Allard berada. Tapi sayang Brianna tak lagi melihat keberadaan Allard.
"Anna, are you oke?" Bethany mengusap lengan atas Brianna. Bethany merasakan perubahan sikap Brianna setelah ia melihat Allard bersama seorang wanita.
"Hei mungkin itu saudaranya. Kau jangan dulu berpikiran macam-macam, oke?" Ujar Mia yang diikuti dengan anggukan oleh Bethany untuk meyakinkan Brianna.
"Hmm. Aku ke kamar dulu." Brianna pun beranjak meninggalkan Bethany dan Mia menuju kamarnya yang berada di lantai delapan.
Selama di dalam lift, Brianna benar-benar sibuk dengan pikiran negatifnya. Tapi Brianna berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya. Brianna percaya bahwa Allard tak mungkin mengkhianatinya.
TING
Pintu lift terbuka, Brianna keluar dari lift dan berjalan menuju kamarnya. Brianna pun membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam. Ia merebahkan tubuhnya dan matanya menatap nyalang ke atas.
Kepalanya seakan penuh dengan semua pikiran buruknya. Akhirnya Brianna memilih untuk tidur sejenak agar pikirannya sedikit tenang.
Setelah Brianna memejamkan matanya selama hampir setengah jam, tiba-tiba Allard masuk ke dalam kamar. Ia sejak tadi mencari-cari keberadaan Brianna dan akhirnya ia menemukannya di dalam kamarnya sendiri.
Allard menghampiri Brianna lalu melepas sepatu high heelsnya yang masih terpasang di kaki Brianna. Allard menaruhnya di bawah lalu ia pun melepas coat dan sepatunya. Ia ikut membaringkan tubuhnya di samping Brianna dan tertidur sembari memeluk sang kekasih.
"I love you," bisik Allard di telinga Brianna lalu ia mengecup pipi Brianna.
TBC
Jangan lupa tinggalin jejak yaa
Follow Like Komen Vote Favorit dan Hadiah juga bolehh❤