Kejadian malam itu membuatku hampir gila. Dia mengira kalau aku adalah seorang jal*ng. Dia merebut bagian yang paling berharga dalam hidupku. Dan ternyata setelah aku tau siapa pria malam itu, aku tidak bisa berkata-kata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heyydee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Awas aja kalau Lo sampai macam-macam kayak gitu," ucap Naura.
"Gak akan, ngapain juga gue kayak gitu? Gak ada gunanya," ucap Nina.
"Nin, Lo masih pagi udah cari masalah aja ya!" ucap Aura.
"Udah-udah jangan marah-marah dong! Gue kan cuma bercanda, kalian malah bawa serius?" ucap Nina.
Lalu para mahasiswa lain tampan berlarian masuk kedalam karena dosen sudah berjalan menuju kelas ini.
"Woy...woy...balik ke kursi woy! Dosen udah datang,"
Seketika semuanya berhamburan ke kursinya masing-masing.
Yap, tak berapa lama Bu dosen galak datang ke kelas.
"Selamat pagi anak-anak,"
"Pagi Bu," jawab para mahasiswa.
"Emangnya hari ini kita ada pelajarannya ibu ini?" bisik Nina pada Karina.
"Enggak tau gue," jawabnya.
Suasana menjadi hening tak ada suara sama sekali. Bu dosen mengambil seperti kertas ujian dari dalam tasnya.
"Nina, Naura tolong bagikan kertas ini ke semua siswa," pintah Bu dosen.
Dengan rasa malas, Nina dan Naura bergerak maju ke depan untuk mengambil kertas itu lalu di bagikan ke semua siswa.
"Kaju kenapa Naura?" tanya Bu dosen saat melihat tangannya di perban dan wajahnya yang sedikit lebam.
"Gak papa kok Bu. Ini semalam saya jatuh jadinya lecet deh," jawab Naura.
"Astaga, lain kali kamu harus hati-hati agar tidak terluka,"
"Iya Bu,"
Mereka membagikan semua kertas itu kepada para mahasiswa di kelas itu. Kertas itu berisi beberapa pertanyaan yang harus di jawab oleh mereka semua.
"Baik, ibu mau kalian mengerjakan soal yang ada di kertas itu dengan benar dan jujur. Jangan ada yang contek-contekan. Kalau sampai ada yang saling contek, jangan harap kalian dapat nilai dari saya," ucap Bu dosen dengan tatapan menyeramkan.
Mereka semua tidak berani berkutik dan hanya menurut saja. Mereka tidak mau berurusan dengan harimau yang mengerikan seperti Bu dosen itu.
Mereka tampak mengerjakannya dengan serius tanpa menoleh kesana-kemari.
"Waduh, gue mana tau soal yang beginian," batin Nina.
Nina melihat kalau Bu dosen sedang fokus pada laptopnya. Ia pun mengambil kesempatan untuk bertanya pada Karina.
"Karina, kasih tau dong jawabannya," bisik Nina.
"Ih jangan nanya ke gue! Nanti kalau Bu dosen tau bisa bahaya," bisik Karina panik.
Benar saja, mata tajam Bu dosen mendapati Nina sedang bertanya kepada Karina.
"Nina!!" ucap Bu dosen dengan suara besarnya.
Meskipun Bu dosen fokus pada laptopnya, matanya sangat layas dan tajam. Ia memainkan laptopnya sembari sedikit melirik untuk mengawasi mereka semua.
"Awas kalau kamu menoleh ke belakang lagi! Ibu patahkan leher kamu," ancam Bu dosen.
"Maaf Bu," Nina langsung menciut.
"Waktu yang saya berikan hanya 20 menit! Siap tidak siap harus di kumpul," tegasnya membuat para mahasiswa keteteran.
"Hah 20 menit?" Aura tampak kaget.
"Wah parah nih dosen, masa ngasih soal sesulit ini tapi waktunya singkat banget?" batin Naura kesal.
"Waktu tinggal 14 menit lagi!" ucap Bu dosen.
Semua orang tampak kebingungan karena soalnya sangat sulit. Mereka asal menjawab dan tidak tau apakah benar atau salah.
"Ah bodoh amatlah mau benar atau salah! Yang penting gue siap dan tuh orang biar cepat pergi dari sini," batin Naura sembari menulis jawaban soalnya.
Waktu berlalu begitu cepat dan sekarang hanya tinggal beberapa menit lagi.
"Oh iya nanti setelah pelajaran saya para peserta cheers datang ke aula ya! Disana bakal di seleksi siapa yang akan masuk ke tim,"