Ketika tombak itu dihunuskan ke arahnya, Qu Fengxiao sudah tidak memiliki terlalu banyak harapan lagi untuk mengembalikan segalanya seperti semula. Satu-satunya keluarga yang ia punya membunuhnya. Dia jatuh ke dalam keputusasaan. Tapi siapa sangka, dia akan terbangun di dunia lain di mana teknologi lebih maju dari duniannya. Ditambah, dia harus berurusan dengan ilmuwan gila dari sebuah institusi raksasa yang terhubung dengan keluarganya.
Belum selesai dengan itu, tiba-tiba seseorang mengajaknya menikah dan membuatnya bingung dengan keberadaan dua pria yang terlihat mirip di dua dunia.
"Tuan Dewa Kuno, kau tidak sedang mempermainkanku, kan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chintyaboo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Aku ... hantu?
Di bawah sinar rembulan yang menyinari semesta, sosok gadis 12 tahun berlari di sekitar jalan Ibu Kota dengan tanghulu dan permen di kedua tangannya. Dia berlari melewati ramainya jalanan kota menuju sebuah kediaman.
Rambut perak yang dikuncir kuda itu tertiup angin dan mencolok. Matanya yang biru menunjukkan antusiasme tinggi saat tertuju pada sosok pemuda sebayanya yang tengah duduk di atas batu dalam posisi bermeditasi.
Beberapa tanghulu dan permen disodorkan di hadapan pemuda itu. Pemuda itu membuka mata. Iris merahnya mendapati air wajah gadis kecil di hadapannya yang antusias.
“Xiao Xiu, aku membeli ini di dekat Akademi Kekaisaran sepulang sekolah. Hari ini sangat baik. Paman Yan baru saja dari Akademi dan dia memberiku banyak koin. Jadi aku buat beli makanan saja. Lihat!”
Ekspresi pemuda itu masih datar. “Kenapa dia ke akademi?”
“Ujian kekaisaran sebentar lagi akan dilaksanakan. Paman Yan adalah Kaisar negara ini, jadi dia datang untuk melihat-lihat.”
“Justru karena dia Kaisar, dia tidak harus datang sendiri.”
“Benar! Tentu saja dia ingin melihatku. Aku sangat imut dan dekat dengan Putra Mahkota. Jika aku menjadi Putri Mahkota, bukankah Istana akan memiliki putri yang sangat cantik dan imut sepertiku?”
Raut pemuda itu semakin tidak sedap dipandang. “Kau sudah menyelesaikan gulungan yang gurumu berikan?”
“Tentu saja. Hari ini Ayah memberiku hadiah busur yang sangat cantik.” Qu Fengxiao memanggil gurunya dengan sebutan ayah. Tapi gerakan mata pemuda itu tampak mencurigakan ketika Qu Fengxiao menyebutnya.
“Itu bagus. Kedepannya, jangan panggil aku lagi jika kau ditindas. Gunakan busur dan bunuh.”
Raut Qu Fengxiao kecil terdistorsi. “Tidak boleh seperti itu! Jika Dewa Hukum melihat aku membunuh manusia sembarangan, aku akan terkena masalah!”
“Ada aku. Kenapa jadi masalah?”
“Pokoknya ini masalah! Siapa yang akan tahu, Dewa Hukum yang jahat dan licik itu akan menggunakan Xiao Lei sebagai sandera untuk menjebakku. Aku masih ingin bermain di sini, belum mau pergi ke Alam Atas!”
“Kalau begitu ... aku masih harus mengikuti Xiao Xiao. Kau masih memikirkan Dewa Hukum itu, aku tidak terima.”
Qu Fengxiao tersenyum nakal. “Yah, setidaknya aku sudah bisa melakukan perburuan kecil-kecilan. Xiao Xiu, ayo ajak aku ke Hutan Roh.”
“Tidak.”
“Aku tidak ingin hanya melihat kau memburu binatang buas sendirian. Aku juga ingin mencobanya, lalu ikut memasaknya—”
“Memangnya kau bisa masak?”
“....”
“Xiao Xiu, aku bukan anak-anak!” Qu Fengxiao menendang-nendang tanah dengan sebal. Bibirnya mengerucut, tampak sangat kesal.
“Bagaimana jika terluka? Kau juga tidak boleh menggunakan kekuatan berlebihan. Siapa nanti yang akan repot?”
“Kakak ....”
Qu Fengxiu menghela napas dan mengusap kepala Qu Fengxiao dengan lembut. “Baiklah. Aku mengikutimu. Jika nanti ada binatang sihir yang berbahaya, serahkan saja padaku.”
“Aku akan membantu.”
“Sebaiknya kamu lari. Jangan merepotkanku.” Qu Fengxiu mengatakannya dengan malas.
Qu Fengxiao cemberut. “Siapa yang tahu kekuatan sebenarnya dari binatang sihir.”
“Asal kamu selamat. Bahkan jika harus mengorbankan nyawaku, aku tidak ingin ada luka di tubuhmu.”
Bohong ....
Semua kata-kata itu bohong.
Qu Fengxiao menyaksikannya sendiri. Pedang itu menebasnya. Tangan itu merenggut separuh jiwanya. Tidak ada sedikit pun harapan untuk kembali. Bahkan setelah mati, tangan itu masih terulur untuk menghancurkannya.
Qu Fengxiao kehilangan harapan awalnya. Tapi setelah jatuh dalam tidur yang tidak tahu kapan akan terbangun lagi di pelukan orang yang saat ini ia cintai, dia merasa lega. Setidaknya masih ada yang peduli padanya, kan?
“Kematianku ... sebenarnya tidak terlalu buruk.” Qu Fengxiao tersenyum. Tapi detik berikutnya, dia menyadari sesuatu yang salah.
Dia bicara?
“Eh?”
Qu Fengxiao membuka mata lebar-lebar. Tempatnya berada saat ini bukanlah alam setelah kematian yang ia pikirkan. Ini adalah kamar Huo Yuzheng.
“Aku masih hidup ....” Qu Fengxiao terkejut bukan main dan spontan bangun. Dia melihat ke samping dan mendapati Huo Yuzheng tengah duduk sambil menutup mata. Penampilannya tampak frustrasi.
Berapa lama dia tertidur?
Qu Fengxiao bergerak ke arahnya. Tapi ketika ia bergerak, entah kenapa dia tidak dapat merasakan apa pun. Dia tidak merasa menyentuh apa pun, terutama tempat tidur yang ia duduki.
“Ini ....”
Qu Fengxiao menoleh ke belakang. Tampak sosok wanita bersurai perak berwajah pucat tertidur di sana.
“Aaah!”
Qu Fengxiao spontan teriak karena terkejut. Dia secara tak terduga ‘jatuh ke dalam tempat tidur’ hingga menyisakan kepalanya di atas tempat tidur. Itu pun menembus tubuhnya.
“Apa-apaan ini ... aku ... hantu?”
Qu Fengxiao merasa kalau bisa dia akan menembus ke lantai bawah dari sini. Jadi dia meringankan ‘tubuhnya’ yang tegang dan melambung ke atas.
Dia melayang ....
Qu Fengxiao menepuk-nepuk wajahnya merasa kalau ini semua adalah mimpi. Dia pergi ke cermin, tapi tidak melihat pantulannya. Dia kembali ke tempat tidur lagi dan merebahkan diri, berniat merasuki tubuhnya sendiri dan menutup mata.
Tapi ....
Qu Fengxiao membuka mata dan bangun. Dia masih dapat melihat kakinya tidak sepenuhnya menyatu dengan tubuhnya. Dia masih melayang ....
“Aku ... benar-benar sudah mati dan jadi hantu?” Qu Fengxiao merasa sesak. Ia melihat ke arah Huo Yuzheng yang tidak menyadari kehadirannya. Pria itu pasti sudah lama di sini.
Qu Fengxiao mendekat tepat ke hadapannya. Tiba-tiba Huo Yuzheng membuka mata. Qu Fengxiao terkejut sampai terjungkal ke belakang. Dia menembus tempat tidur saking terkejutnya.
Tapi Huo Yuzheng sepertinya tidak melihatnya. Raut wajah pria itu masih sama. Dia melihat Qu Fengxiao di atas tempat tidur, bukan yang sedang merayap di dinding. Wajahnya sendu. Dia menyentuh wajah pucat Qu Fengxiao, mengusapnya dengan lembut.
“Ini adalah hari ke-56. Kapan kau akan bangun?”
Sudah hampir dua bulan berlalu. Tapi kondisi Qu Fengxiao tidak menentu. Kadang Huo Yuzheng bisa mendengar napasnya, tapi kadang tidak seolah memang sudah mati. Sekarang, dia belum mendengar napasnya sejak 3 jam yang lalu.
“Aku baru tahu kau bisa membuat ekspresi seperti itu.” Qu Fengxiao mendarat dan pergi ke sampingnya. “Apa kau mencintaiku atau hanya karena aku cukup berguna?”
“Aku mencintaimu.”
Qu Fengxiao terkejut. Huo Yuzheng menjawabnya?
Huo Yuzheng melanjutkan, “Tapi aku tidak berani mengatakannya langsung. Ini bukan waktu yang tepat.”
“....” Qu Fengxiao terlalu banyak berpikir. “Bodoh. Aku sudah terlanjur mendengar, kau mau apa? Aku tidak baper, tuh.”
Raut Qu Fengxiao dalam bentuk jiwa itu tampak bosan. Tapi jika dia punya darah dan punya jantung, wajahnya pasti akan merah padam dan jantungnya akan berdetak tidak karuan.
Qu Fengxiao sangat ingin memukul otak kecil Huo Yuzheng. Dia mengajaknya menikah. Lalu bahkan mengangkat seorang anak. Tapi dia tidak berani mengatakan cinta hanya karena waktu? Bodoh!
Qu Fengxiao kesal dan ingin memukulinya sekarang. Ia pun mengangkat tangannya dan memukul-mukul Huo Yuzheng, bahkan menendang kakinya.
Tapi sayang, semuanya tembus.
“Aku bisa tembus. Aku cubit ginjal kamu!”
Qu Fengxiao tidak peduli lagi dan akan ‘mencubitnya’, tapi tiba-tiba Huo Yuzheng menoleh ke arahnya. Tangan Qu Fengxiao menggantung di udara dan dia nyaris tembus ke lantai bawah karena terkejut.
“Siapa?” Nada Huo Yuzheng menjadi dingin. Tepat di depan wajahnya adalah Qu Fengxiao yang tertegun. Tapi pria itu sama sekali tidak melihatnya.
Qu Fengxiao ‘menahan napas’.
Dekat sekali!
Qu Fengxiao mundur perlahan dengan wajah canggung. Tidak disangka persepsi Huo Yuzheng sangat bagus sampai bisa menyadari gerakannya.
Qu Fengxiao kabur dari kamar menyisakan pertanyaan di benak Huo Yuzheng. Wanita itu berkelana bebas sebagai hantu. Tembus sana-sini tanpa hambatan sampai bertemu dengan Roh Guntur.
“Xiao Lei!” panggil Qu Fengxiao. Dia berdiri berhadapan dengan Roh Guntur yang sedang dalam wujud manusia bersama Lucas.
Hasilnya ....
Roh Guntur tidak melihatnya!
Bahkan Roh Guntur yang merupakan makhluk spiritual tidak bisa melihatnya. Qu Fengxiao semakin percaya diri.
Dia memiliki banyak rencana di kepalanya.
“Red Room, lihat bagaimana hantu ini membalaskan dendam.” Qu Fengxiao tersenyum jahat.
Dia langsung terbang keluar. Menembus tembok dan keluar dari lantai dua.
Tapi karena dia tidak tahu arah pergi ke Hangzhou, dia harus menggunakan bis.
Agak aneh karena hantu satu ini buta arah dan harus tertib menunggu bis datang bersama manusia lainnya. Saat bis datang, dia pun masuk.
Beruntung banyak kursi kosong dan bis tidak penuh sampai Hangzhou. Qu Fengxiao dapat duduk tanpa harus terpaksa diduduki penumpang lain.
Bis akhirnya sampai Hangzhou. Qu Fengxiao langsung keluar melalui dinding bis bagian belakang dan terbang lagi.
Hangzhou sangat luas. Dia tidak mungkin memeriksa satu per satu tiap bangunan yang ada. Apalagi dia sudah melakukannya dalam dua jam ini. Itu membosankan.
Saking bosannya sampai dia harus menjadi hantu penunggu sudut lorong dan merenung bagaimana caranya agar dia bisa menemukan Red Room lebih cepat.
“Ini akan memakan banyak waktu.” Qu Fengxiao mengeluh.
Dia menjadi homeless mendadak bersama homeless lain selama beberapa hari. Tidak bisa menyentuh barang, tidak bisa makan makanan enak, tidak bisa dilihat.
Kadang dia menumpang mobil tanpa izin. Lalu mencoba hotel kelas atas tanpa membayar sampai ikut berenang.
Meski dia tidak basah.
Qu Fengxiao seperti hantu gentayangan. Tiap dia lewat, orang akan merasakan angin dingin yang lewat. Mereka sampai merinding. Bahkan saat dia ‘berenang’, air menjadi dingin. Tempat yang ia ‘duduki’ juga menjadi dingin.
Qu Fengxiao tidak tahu kalau dia sudah membuat orang-orang takut selama beberapa hari.
“Enak juga menjadi hantu.” Qu Fengxiao menikmati ‘hidup mewah’ tanpa rasa ini dengan nyaman.
Tapi pada akhirnya, dia tidak bisa menyentuh atau menggunakan apa pun. Semuanya tembus.
Qu Fengxiao jadi terpikirkan sesuatu. “Jika semuanya tembus, apa aku bisa menembus tanah juga untuk menemukan ruangan bawah tanah?”
Qu Fengxiao jadi penasaran. Dia sudah menembus segala macam benda, tapi belum pernah menembus ke dalam tanah.
Qu Fengxiao menginjak tanah dan berjongkok. Melihat tanah beraspal di bawahnya ragu-ragu
Tanah memiliki ketebalan yang lebih besar dari benda lain. Qu Fengxiao yakin bisa menembusnya, tapi dia tidak yakin bisa menemukan jalan keluar dari tanah.
“Hanya bisa mencoba.”
Qu Fengxiao meluncur ke bawah. Sosoknya menghilang ke dalam tanah dan mulai menjelajah. Hal pertama yang ia lihat saat pertama kali masuk ke dalam tanah adalah gelap.
Semuanya gelap dan padat, seperti bawah laut biru yang tak berujung. Hal itu membuat hati Qu Fengxiao tidak nyaman.
Kegelapan itu sangat menakutkan. Gelapnya sama seperti ketika ia terikat di dalam kuil. Di dalam ruangan yang hanya memiliki ornamen batu serta dinding batu yang padat. Ada banyak serangga di sana seperti tak terurus. Penerangannya hanya dari obor.
Di dalam tanah tidak jauh berbeda. Ada banyak serangga di dalam kegelapan. Dan mereka mengingatkan Qu Fengxiao pada ‘serangga’ yang melakukan hal buruk di depan matanya saat di kuil.
Qu Fengxiao tertekan. Jiwanya bergetar. Dia melambung kembali ke atas dengan jiwa yang ketakutan. Saat melihat cahaya, ia akhirnya melihat secercah harapan. Ketakutan di matanya berangsur membaik.
“Sangat ... menakutkan.” Qu Fengxiao duduk dan memeluk kedua lututnya. Jiwanya masih bergetar, tapi dia sudah lebih tenang dari sebelumnya.
Dia tidak tahu pengalaman itu akan sangat membekas dan membuat jiwanya bergetar seperti ini. Rasa sakit itu masih terngiang dalam ingatannya.
Hari itu, Qu Fengxiao diam di tempatnya selama seharian penuh dan merenung. Mencoba menenangkan jiwa dari trauma yang dialami.
Setelah beberapa waktu menenangkan diri, Qu Fengxiao akhirnya bangkit lagi. Dia masih di Hangzhou dan berkelana.
Tapi jika terus seperti ini, dia tidak akan bisa menemukan Red Room dalam waktu dekat. Qu Fengxiao agak tidak sabar.
“Tidak bisa. Aku harus mencoba lagi.” Qu Fengxiao menolak menyerah. Dia melihat lagi ke arah tanah dengan keraguan di matanya.
Ia menutup mata, lalu memendam diri kembali ke dalam tanah. Kali ini, dia melakukannya lebih cepat. Dia tidak membuka mata dan terus berusaha mencari celah di dalam tanah. Tapi lama kelamaan, jiwanya kembali bergetar karena kenangan itu kembali ke pikirannya di dalam kegelapan. Dia melambung ke atas lagi dengan kecepatan yang lebih cepat.
“Sial.” Qu Fengxiao mengutuk saat melihat kedua tangannya yang masih bergetar. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya.
Setelah tenang, dia melanjutkan perjalanan di bawah tanah lagi. Kali ini, dia meluncur lebih dalam berharap dapat menemukan jejak ruang bawah tanah.
Dia melakukannya beberapa kali. Kembali ke atas hanya untuk menenangkan diri, lalu balik ke bawah tanah.
Semakin lama, kondisi jiwanya semakin lemah. Tekanan yang dialami jiwanya terus terulang. Tapi Qu Fengxiao tidak terlihat peduli. Dia mengabaikan semua rasa takut dan terus menelusuri.
“Setidaknya saat bangun nanti, aku bisa melakukan sesuatu dan kembali lebih cepat.” Qu Fengxiao sudah bertekad.
Apa yang dilakukan Qu Fengxiu membuatnya sangat marah sampai kehilangan akal. Mungkin saja setelah menemukan Red Room nanti, dia akan menemukan cara untuk bangkit dan membalas semua perbuatan mereka.
Setelah rangkaian eksperimen beberapa hari terakhir, Qu Fengxiao mendapat kesimpulan bahwa dia tidak dapat menyentuh apa pun termasuk manusia. Dia tidak memiliki kekuatan dari Tubuh Yin, sepenuhnya bebas dari Tubuh Yin selama dalam kondisi jiwa. Namun, kekuatan jiwanya terlalu lemah. Dia tidak bisa menggunakan kultivasinya untuk menyerang makhluk hidup. Dia benar-benar hanya jiwa belaka.
Qu Fengxiao terus menjelajahi bawah tanah sampai ke seluruh Hangzhou. Kedalaman tanah yang ia jelajahi beberapa hari ini cukup mengkhawatirkan. Jiwanya nyaris tidak tahan ketika berada di dalam kedalaman 65 meter.
Tidak bisa terus begini, pikirnya.
Qu Fengxiao berhenti dan akan pergi ke atas lagi, tapi dia berhenti beberapa saat ketika menyadari sesuatu. Ada seberkas cahaya samar berbentuk aliran angin yang bergerak-gerak dari bawah.
Aliran itu seperti yang ada di atas sana. Tapi aliran itu lebih padat dibandingkan di atas.
Apa itu ruang bawah tanahnya? Qu Fengxiao tidak bisa ragu-ragu terlalu lama. Pada akhirnya, dia memutuskan terus ke bawah sana dan menahan rasa tertekan pada jiwanya.
Semakin lama kecepatannya semakin melambat. Jiwanya semakin lemah dan berkedip. Jika dibiarkan terlalu lama, jiwanya bisa tertidur dalam waktu yang tidak diketahui.
Qu Fengxiao mempercepat lajunya. Pandangannya semakin samar.
“Kenapa harus sangat jauh?” gerutunya.
Tepat saat sosoknya semakin transparan dan akan hilang kapan saja, dia melihat dinding besi yang kontras dengan tanah di sini. Qu Fengxiao tidak sempat berhenti atau mencari tahu lebih lanjut, dia sudah menembus dinding besi itu dan melayang bebas di sebuah ruangan kosong dengan pandangan lega.
“Akhirnya ....” Qu Fengxiao tampak frustrasi memandangi langit-langit ruangan dengan lampu yang sangat terang.
Terlalu terang ....
Seolah cahaya iahi menyambutnya.
To be continue