sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 17
Di rumah sakit, Keira terbaring lemah di atas ranjang. Axel duduk di sampingnya, menatapnya dengan penuh kekhawatiran. Suasana ruangan itu sunyi, hanya diisi oleh suara mesin medis yang berfungsi memantau kondisi Keira. Ia terlihat sangat lelah, dengan wajah pucat dan tubuh yang masih belum sepenuhnya sadar.
Saat Keira akhirnya membuka matanya, pandangannya kabur, dan rasa sakit langsung menyerang kepalanya. Seluruh tubuhnya terasa remuk, seolah menanggung beban yang terlalu berat.
"Kamu sudah sadar," suara Axel lembut, memecah keheningan.
Keira berusaha duduk, tapi kepalanya langsung terasa berdenyut, membuatnya memejamkan mata sejenak. "Kepalaku sakit... tubuhku juga terasa sakit semua," ucapnya lirih.
Dokter yang berada di ruangan segera mendekat setelah melihat Keira terbangun. "Anda terlalu lelah, dan mengalami stres berat," jelas dokter dengan nada serius. "Tubuh Anda kelelahan dan memerlukan banyak istirahat. Saya sarankan Anda dirawat inap beberapa hari untuk memulihkan kondisi."
Keira menggeleng lemah. "Tidak perlu, dokter. Saya baik-baik saja. Saya bisa istirahat di rumah."
Namun, Axel langsung menimpali, suaranya tegas namun lembut. "Keira, kamu butuh istirahat. Pekerjaan bisa menunggu. Saya bisa handle sementara. Kamu nggak usah khawatir soal itu."
Keira tetap ingin membantah, mencoba bangkit dari ranjang, tapi rasa pusing langsung menghantamnya lagi. Ia mengeluh pelan, tangannya memegang kepalanya. Axel segera menahan bahunya, menunduk ke arahnya dengan ekspresi penuh kepedulian.
"Kamu harus dirawat," ulang Axel dengan nada yang tidak bisa ditawar. "Dokter, tolong siapkan ruang inap untuk Keira," katanya kepada dokter, tanpa memberi Keira kesempatan untuk menolak lebih jauh.
Keira menatap Axel dengan lemah, ingin mengatakan sesuatu, tapi tak ada tenaga tersisa. Dalam hatinya, ia tahu Axel benar tubuhnya benar-benar lelah, dan jika ia terus memaksakan diri, semuanya mungkin akan semakin buruk. Akhirnya, ia hanya mengangguk pelan, menerima keputusan itu.
Axel tersenyum tipis. "Istirahatlah. Kamu tidak sendiri, aku akan tetap di sini."
Setelah Keira dipindahkan ke ruangan rawat inap, tubuhnya yang lemah terbaring dengan infus yang terhubung di tangan. Matanya menatap langit-langit, namun pikirannya melayang jauh, mencoba mengabaikan kenyataan yang begitu berat menimpanya.
Axel duduk di samping tempat tidur, menatapnya dengan penuh perhatian. Ia tidak bisa lagi menahan diri untuk berbicara.
"Kamu terlalu stress karena pacarmu itu, kan?" ujar Axel dengan nada serius namun penuh kepedulian. "Seharusnya kamu putusin dia, Ra. Cari seseorang yang lebih baik. Dia itu toxic."
Mendengar kata-kata Axel, hati Keira terasa terhimpit. Pikirannya kembali ke perkataan Reno semalam yang masih terngiang di telinganya, ancaman yang selalu menghantui pikirannya: "Kalau kamu macam-macam, gue sebarin video dan foto lo itu." Ketakutan dan rasa bersalah membebani perasaannya.
Keira menghela napas panjang, berusaha menahan air mata yang hampir tumpah. "Gak apa-apa, Pak. Saya sangat mencintainya." Suaranya terdengar lirih, jelas menunjukkan bahwa ia tidak berkata jujur pada dirinya sendiri.
Axel menatapnya lebih dalam, tampak ingin menegurnya lagi, tapi ia menahan diri. "Tapi, Ra... kamu tahu dia nggak baik buat kamu," katanya lembut tapi tegas, mencoba meyakinkan Keira bahwa hidupnya pantas untuk lebih baik.
Keira segera memotong perkataannya, suaranya penuh penekanan, meskipun hatinya menolak kebenaran yang sedang ia tolak mentah-mentah. "Udah, Pak. Ini urusan saya, lebih baik Bapak gak usah ikut campur. Reno itu pacar saya," jawabnya dengan nada tajam yang lebih mencerminkan pertahanannya daripada kepercayaan.
Axel terdiam, tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia bisa melihat jelas bahwa Keira sedang terperangkap dalam hubungan yang merusaknya, tapi apa yang bisa ia lakukan jika Keira sendiri menolak untuk diselamatkan? Meski begitu, Axel tak akan menyerah begitu saja. Dalam hatinya, ia bertekad untuk tetap ada, memberikan dukungan yang dibutuhkan Keira bahkan jika Keira sendiri belum menyadarinya.