Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luka Ayra
Anna masih berdiri di depan pintu kamar Ayla.
"Sejak kapan , kak Ayra berpikiran seperti itu?" Tanya Ayla.
"Hemmm... Kalau kamu tanya kapan persisnya?" Ucap Ayra sambil pura-pura berpikir.
"Sejak kelas 2 SMP?? Atau SMA? Atau setelah tau, kalau aku bukan anak kandung Theodore?" Tanya Ayra berpura-pura mengingat.
Ayra tersenyum licik pada Ayla. Dia tau persis kapan dia mulai membenci keluarga Theodore.
. ...
Ketika Ayla masih kecil, dan Ayra masih di sekolah Dasar. Ada banyak kejadian, di mana Ayra hampir di culik, dan di celaka kan oleh orang-orang yang dendam pada Keluarga Theodore.
Hal yang di tanamkan sejak kecil, bahwa dia harus cukup kuat, untuk melindungi keluarganya sebagai penerus Theodore meskipun dia seorang wanita.
Ayra dengan bangga, menanggung kesulitan itu, tanpa berpikir banyak.
Bahkan pertama kali dia di culik, saat tak sengaja mendengar percakapan Anna dan Teddy.
"Syukurlah, kita bisa menyelamatkannya." Ucap Anna.
"Apa dia tak apa-apa?" Tanya Teddy pada Anna.
"Dia pasti baik-baik saja, dia kuat. Dan kamu tau, dia harus kuat demi melindungi Ayla." Ucap Anna.
Mendengar hal itu, dia mulai memberanikan diri lagi, meskipun rasa takut setelah di culik, dia tak mau mengecewakan kedua orang tuanya yang berharap dia melindungi keluarga Theodore.
Tentu saja, Ayra menganggap, bahwa sudah tugasnya untuk melindungi Ayla, karena Ayla adalah adiknya.
Suatu hari, dia juga mendengar percakapan Linda , Anna dan Teddy.
"Sudah saatnya, kak Anna membiarkan Ayla ikut berlatih. Sampai kapan dia harus di lindungi oleh Ayra? " Ucap Linda menasehati Anna.
"Ingat, siapa Ayra. Seharusnya kakak tidak membiarkan keberlangsungan keluarga Theodore di tangan orang asing. Yang kalian sendiri tak tahu keturunan pastinya." Lanjut Linda.
"Cukup Linda, Ayra adalah putriku, dan juga penerus Tehodore. Dia akan menjaga keluarga ini dan juga Ayla." Ucap Anna marah.
Tentu saja Ayra yang mendengar hal ini, merasa sangat bahagia. Dia pikir, apa yang di ucapkan Linda, karena Linda masih merasa benci padanya, atas kematian Tristan.
Mendengar Anna membelanya, dia tak perduli pendapat orang lain.
"Linda benar, sayang. Ayla juga perlu berlatih untuk melindungi dirinya. Meskipun, ada Ayra yang melindunginya" Bujuk Teddy.
Setelah di bujuk beberapa lama, akhirnya Anna membiarkan Ayla berlatih.
Ayla sangat bahagia, mendapatkan teman baru dan juga bisa berlatih bersama Ayra.
Setahun kemudian, saat Ayla belajar menembak. Salah satu anak yang berlatih bersamanya tanpa sengaja menembak belakang Ayla, dan membuatnya harus operasi dan tak sadarkan diri selama 10 hari.
Anna sangat takut kehilangan Ayla, tak pernah meninggalkan sisi ranjang Ayla. Berdoa dan berharap bahwa Ayla akan baik-baik saja.
Sementara Ayra, yang merasa bersalah karena tak bisa menjaga Ayla, hanya bisa berdiri di pintu menunggu Anna keluar menyapanya.
Karena sejak kejadian itu, Anna sama sekali tak menghiraukan kehadiran Ayra.
Ayra memberanikan diri, mengantarkan makanan untuk Anna.
"Ma, ini makanan untuk mama. Mama harus sehat, biar bisa melihat Ayla sehat lagi." Ucap Ayra ingin menghibur Anna.
Tapi, Anna menatapnya dengan pandangan datar.
"Tak berguna." Ucap Anna singkat dan menampar Ayra.
Mata Ayra membesar, menatap Anna tak percaya, air matanya sudah menumpuk di pelupuk matanya, dan tanpa bisa dia bendung keluar begitu saja.
Dia lalu berlari, kembali ke tempat latihannya. Mencari anak yang tak sengaja menembak Ayla.
"Sengaja atau tidak, kamu harus menerima resikonya." Ayra lalu menembak kaki anak itu, semua orang yang melihatnya kaget tak percaya.
"Apa yang kamu lakukan? " Teriak Linda mengambil pistol yang ada di tangan Ayra.
"Aku cuma memberi tau anak itu, ada resiko yang harus di tanggung jika menyakiti keluarga utama Theodore." Ucap Ayra pergi dengan sombong.
Meski merasa marah pada Ayra, Linda lebih memilih menyelamatkan anak yang di tembak oleh Ayra dan mengobatinya.
Setelah Ayla kembali sehat, Anna tak mengijinkan Ayla untuk kembali berlatih.
Tentu saja Ayla sangat marah, dan ingin tetap berlatih.
"Ayla, biar kakak yang berlatih keras. Dan kakak akan tetap melindungi mu." Ucap Ayra membelai rambut Ayla dengan kasih sayang.
Hanya dengan rayuan Ayra, Ayla mampu dikendalikan. Karena Ayra lah yang selalu membela Ayla di saat sulitnya.
Sampai, saat semuanya sepertinya sudah mulai tenang, Ayra kembali di culik oleh keluarga Storm, saat dia remaja saat berada di kelas 2 SMP.
"Sepertinya, wajahnya tidak asing." Ucap ketua keluarga Storm, mendekati Ayra dan mengangkat wajah Ayra dan tersenyum.
"Silvia.. Silvia.... " Ucap Ketua Storm yang bernama Lucas.
"Jauhkan tangan kotor mu dari wajahku." Ucap Ayra marah.
"Hahahahahahaha, Theodore benar-benar mengajarimu dengan baik." Lucas lalu tertawa terbahak-bahak melihat Ayra.
"Ah, sangat lucu dan dia sangat mirip denganku ketika marah." Ucap Lucas pada bawahannya.
"Maksud Tuan, dia adalah putri Tuan yang di bawa lari Silvia?" Tanya bawahan Lucas, tapi Lucas hanya tersenyum manis pada Ayra.
"Lepaskan dia, dan perlakukan dia dengan baik."perintah Lucas, dan Ayra pun di perlakukan dengan sangat baik.
" Apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya Ayra heran, karena sat ini dia sedang berada di meja makan bersama Lucas dan keluarga Storm lainnya.
"Hari, ini. Aku sangat bahagia. Menyambut kepulangan Putriku. Putri Lucas Storm. " Ucap Lucas , dan yang lainnya bertepuk tangan melihat Ayra dan mengucapkan selamat datang untuk Ayra.
"Tidak. Aku adalah putri keluarga Theodore, jangan samakan aku dengan keluarga kalian, dasar penjahat jalanan." Ucap Ayra berdiri dan hendak pergi.
"Sepertinya keluarga Theodore, tidak memberitahu kamu satu hal. Mereka mungkin bekerja dengan elegan, dan kami hanya terlihat seperti preman kasar. Tapi, kamu harus tau, bahwa kami bisa lebih kejam dari mereka." Ucap Storm membuat Ayra sedikit takut. Tapi dia tidak mau menunjukkan sisi lemahnya di hadapan Lucas.
Sebenarnya , Ayra masih tidak percaya kalau dia bukanlah, putri kandung Anna.
"Aku sudah meminta tebusan pada orang tuamu, dengan jumlah yang besar. Apakah mereka akan merelakan uang itu demi kamu?" Ucap Lucas mengganggu Ayra. Wajah Ayra terlihat sangat kesal.
"Aku, tidak bisa percaya kalau kamu adalah ayah kandungku. Aku mempercayai keluarga Theodore sepenuhnya." Ucap Ayra.
Meskipun, dia bukan putri kandung Anna dan Teddy pun, Ayra percaya diri rasa cinta mereka begitu besar pada Ayra.
Saat Lucas mencoba menghubungi Teddy, Ayra ada di sana untuk mendengarkan obrolan mereka.
"Apa anda tidak bisa menguranginya?" Ucap Teddy.
"Apa kamu pikir, kita sedang di pasar malam? Hah? Jika kamu masih menawar seperti itu, aku akan mengirim anakmu pulang, dengan 1 tangan dan 2 kaki saja. Apa kamu tidak masalah? Hah? " Ucap Lucas dengan ganas.
Akhirnya mereka melakukan transaksi. Awalnya Lucas ingin mengambil wilayah mereka sebagai ganti mengembalikan Ayra, tapi akhirnya dia hanya meminta uang sebagai bayarannya, karena dia tau pasti kalau Ayra akan kembali padanya.
"Jangan lupa, hubungi aku kalau kamu sudah tau mereka tak pernah benar-benar mencintaimu. Lihat semua tanda yamg ada di sekitarmu" Bisik Lucas tersenyum licik mendorong Ayra dan menukarnya dengan sekoper uang.
...****************...