Hana Syifa Izdihar adalah seorang anak yang di besarkan di panti asuhan. sejak kecil ia tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang orang tua.namun,hal itu tidak membuatnya lemah. ia justru menjadi wanita yang sangat berprestasi dan banyak juara yang ia dapatkan.namun,semua itu tak luput daripada ujian . di saat dia belajar untuk lebih baik,ia harus kehilangan seseorang yang sangat ia cintai. seseorang yang selalu menjadi suport sistem baginya selama ini.hingga, pada akhirnya takdir membawanya kepada sesuatu yang lebih baik dan pantas untuknya. yuk simak cerita selanjutnya 👇
CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR.
DILARANG KERAS UNTUK MENG COPY👍
HAPPY READING
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyliana_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Syifa kini masih menunggu pertanyaan bu Maryam kepadanya.
" nggak jadi nanya bu ?" tanya syifa karena bu maryam tak kunjung berbicara.
" jadi nak, " sahut bu maryam pada syifa.
" tanya ajah bu, kenapa dari tadi ibu cuman natap syifa ajah dari tadi ?" tanya syifa pada bu maryam.
" ibu mau tanya soal pribadi ini nak, jangan marah ya.. Sama ibu " ucap bu maryam pada syifa.
" astaghfirullah ibu, nanti syifa malah kualat kalau marah sama ibu. Sedangkan ibu kan yang udah rawat syifa dari kecil. Katakan saja sama syifa, nggak papa kok " sahut syifa meyakinkan bu maryam
bu maryam terdiam sembari memikirkan kata kata yang pas untuk di ucapkan pada syifa .karena u maryam juga tak ingin membuat syifa marah ataupun sedih.
" bagaimana perasaan kamu sama gus fardzan nak ?, masih belum lupa sama beliau ?"tanya bu maryam dengan hati hati karena takut salah berbicara.
Syifa tersenyum mendengar pertanyaan bu maryam itu.dan memegang tangan bu maryam dengan penuh kasih dan sayang.
" cuman pertanyaan seperti itu, kenapa ibu takut ?" tanya syifa pada bu maryam.
" ibu cuman takut lihat kamu sedih nak , karena kalau kamu sedih , ibu juga akan terlihat sedih." sahut bu maryam pada syifa.
"syifa sudah ikhlas ibu, Syifa sudah mengikhlaskan gus fardzan ntuk pergi. Syifa memang tidak bisa melupakan sosok gus fardzan selamanya . Meskipun syifa mencobanya hal itu tidak akan pernah bisa." ucap syifa dengan nada sangat tenangnya.
" semenjak kepergian gus fardzan syifa pernah berada di posisi sangat hancur dan bahkan syifa sampai pernah menyalahkan ke tetapan allah. Hingga pada akhirnya syifa sadar. Kalau semua yang syifa lakukan itu salah.
" akhirnya syifa ,memilih untuk berdamai dengan semuanya dan menerima apa yang sudah menjadi ketetapan allah. Syifa mulai mengikhlaskan dengan sepenuhnya hingga akhirnya syifa dapat menemukan ketenangan yang pernah hilang" sahut syifa pada bu maryam sembari tersenyum.
" ibu mengerti dengan apa yang kamu rasakan nak , maafkan ibu karena sudah membuka luka lama kamu " ucap bu maryam pada syifa.
"tidak bu, syifa sudah baik baik saja. Ibu tidak salah kok. kita memang mungkin bisa berdamai dan meng iklaskan kepergiannya,namun, sampai kapanpun kita tidak bisa melupakan sosoknya bu. Karena dia adalah sepenggal dari kisah setiap manusia yang pernah ia temui " sahut syifa pada bu maryam.
" ibu sangat bangga sama kamu nak " sahut bu maryam sembari tersenyum pada syifa.
" ibu menanyakan al itu, karena ibu ingin menanyakan sesuatu yang lain kan pada syifa ?" tanya syifa yang memang sudah mengetahui pertanyaan yang akan di ajukan oleh bu maryam selanjutnya.
" kamu sudah tahu nak ? , bagaimana pendapat kamu ?" tanya bu maryam pada syifa.
"jika menurut ibu ,beliau baik buat syifa , mengapa tidak bu ?" ucap syifa pada bu maryam.
" ibu tidak mau memaksa kamu nak, katakan sesuai dengan isi hati kamu " sahut bu maryam pada syifa karena ia tak ingin syifa menyesal di kemudian hari hanya karena menuruti apa yang di katakan oleh bu maryam.
" syifa sudah menutup buku lama itu bu, biarkan itu semua menjadi masa lalu syifa. Syifa yakin dengan pilihan ibu pasti yang terbaik untuk syifa " sahut syifa pada bu maryam.
" jangan terburu buru bak, kamu pikirkan dulu . Jangan sampai menyesal di kemudian hari " peringat bu maryam kembali
" syifa sudah yakin bu " sahut syifa dengan wajah seriusnya.
" amu tahu dari mana soal ini nak ?" tanya bu maryam pada syifa
" bar tadi bu, syifa tidak sengaja mendengar pembicaraan ibu dengan nya. Syifa rasa beliau sungguh sungguh " sahut syifa pada bu maryam.
"apa kamu perlu ta'arruf dulu nak ? " tanya bu maryam pada syifa
"tidak perlu bu, ibu kan sudah mengenalnya lebih baik dari syifa. Jika memang beliau tidak baik untuk syifa . Maka ibu tidak akan menyetujuinya kan " ucap syifa dan di balas anggukan oleh bu maryam.
" kamu serius akan menerima lamaran beliau nak ?" tanya bu maryam pada syifa.
" iyya ibu " sahut syifa dengan sangat yakinnya.
"tidak perlu terburu buru juga tidak papa nak,beliau juga memberi waktu untuk menjawabnya. Dan apa kamu tidak perlu berfikir dulu ? Atau istikhoroh ?" tanya bu maryam pada syifa.
" syifa sudah yakin bu, pilihan ibu pasti yang terbaik. Lanjutkan saja " sahut syifa pada bu maryam.
"ibu sangat senang mendengarnya nak, semoga ini yang terbaik untuk kamu." ucap bunda fella di balas anggukan serta senyuman oleh syifa.
" ibu akan beri tahu nanti sama ummi sarah nak, setelah itu mungkin mereka akan kembali untuk melamar kamu " sahut bu maryam dengan raut wajah bahagianya.
" boleh syifa minta sesuatu bu ?" tanya syifa pada bu maryam .
" apa nak ? Minta saja, kalau ibu bisa mengabulkannya. Ibu pasti akan memberikannya untuk kamu " sahut bu maryam pada syifa dengan raut wajah yang sangat bahagia.
"syifa mau,untuk tidak usah acara lamaran bu" sahut syifa pada bu maryam
" maksud kamu nak ?" tanya bu maryam yang tak mengerti dengan apa yang di maksud oleh syifa.
" syifa mau langsung akad saja bu " sahut syifa pada bu maryam
Bu maryam mendengar ucapan syifa kini sedikit terkejut.
" kenapa tidak mau nak ?" tanya bu maryam pada syifa.
Syifa tersenyum menatap wajah bu maryam dan memegang tangan bu maryam
" kalau kita mengadakan lamaran, pasti nanti ibu akan mengeluarkan uang banyan nantinya untuk acara syifa. Jadi, syifa maunya yang sederhana saja. Bahkan kalau nikah syifa juga pengennya sederhana" sahut syifa pada bu maryam
" tidak nak, kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu, ibu punya sedikit tabungan kok. Pasti itu cukup buat kamu nak. Pernikahan itu acara satu tahun satu sekali. Jadi, kita harus membuatnya indah dan bisa di kenang "sahut bu maryam tidak setuju dengan permintaan syifa.
" syifa mohon ibu, ini anggap saja permintaan terakhir syifa pada bu maryam "ucap syifa pada bu maryam sembari memohon agar menyetujuinya
" kamu tidak perlu khawatir nak, uang ibu cukup kok. Dan kamu tidak perlu khawatir, ibu pasti akan berlaku sama pada kedua sahabat kamu dan anak anak yang lainnya nanti bilah sudah waktunya." ucap bu maryam pada syifa.
" tidak bu, syifa mohon setujui permintaan syifa ini.kalau ibu punya uang, lebih baik ibu simpan untuk kebutuhan yang lain saja. Anak ibu juga kan masih kuliah di jakarta, pasti dia juga membutuhkan banyak biaya. Apalagi ibu bekerja sendirian saat ini " ucap syifa pada bu maryam.
" baiklah nak, ibu akan menuruti permintaan kamu. Kamu memang anak yang baik nak. Semoga saja nanti kalau kalian memang berjodoh. di jadikan suami istri yang soleh dan sholehah" ucap bu maryam pada syifa.
" aamiin allahumma aamiin bu, semoga saja " sahut syifa sembari tersenyum pada bu maryam.
" yasudah , kalau begitu kamu istirahat saja langsung nak. Ini juga sudah malam. " ucap bu maryam pada syifa.
" iyya bu, kalau begitu syifa kedalam dulu ya, ibu juga jangan lupa istirahat ini sudah malam. Tidak baik bagi kesehatan ibu kalau tidur kemalaman " ucap syifa pada bu maryam.
" iyya nak, kamu tenang saja " sahut bu maryam pada syifa.
" syifa kedalam dulu yaa bu, good night ibu " ucap syifa sebelum pergi
" good night to" sahut bu maryam sembari tersenyum pada syifa.
Perlahan syifa pun melangkah masuk kedalam kamarnya sedangkan, bu maryam kini masih duduk di tempatnya sembari tersenyum memandangi syifa yang sudah mulai menjauh.