NovelToon NovelToon
JANDA PERAWAN & PLAYBOY PERJAKA

JANDA PERAWAN & PLAYBOY PERJAKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Janda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Cerai setelah menikah sehari karena dikhianati, membuat Juwita sang janda kembang perawan sangat membenci pria. Untuk kedua kalinya dia kecewa akan cinta dan merasa dirinya bisa hidup tanpa lelaki.

Namun yang aneh, wanita selingkuhan mantan suaminya itu adalah wanita yang sama seranjang dengan mantan kekasihnya? Apakah kisah cinta pertamanya yang berakhir 3 tahun lalu adalah ulah seseorang? Namun meskipun tebakan Juwita benar, ia enggan untuk kembali ke cinta pertamanya karena sudah terkenal playboy dan pemain wanita sejak putus dengannya. Lagian juga Juwita GENGSI untuk kembali pada mantannya itu! Makan tuh GENGSI bikin MENDERITA sendiri 🤪

Sedangkan, bagi mantan kekasih yang juga merasa cintanya hancur saat Juwita tak mempercayainya 3 tahun lalu apalagi sampai ditinggal nikah, Bagas memilih untuk tidak mempercayai wanita manapun. Merasa dibuang padahal dijebak, membuat Bagas ogah kembali bersama Juwita.

Padahal 3 tahun lalu, Juwita dan Bagas adalah COUPLE GOALS!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2 JANIN

Bagas dengan tenang mengemudikan mobilnya menuju UGD rumah sakit terdekat dari restauran.

Sesekali pria itu melirik sang istri dengan tatapan yang tidak bisa didefinisikan. Secara ia tersenyum dengan menarik salah satu bibirnya keatas.

"Aku sudah nenduganya" batin Bagas sambil tetap mengendarai mobil sportnya.

Setelah sampai, Bagas menggendong Juwita yang masih belum sadarkan diri masuk ke UGD yang langsung diterima oleh dokter jaga dan perawatnya.

Juwita dibaringkan dengan berlahan di dalah satu brankar kosong. Bagas masih setia berada disamping sang istri.

"Mohon maaf, anda siapanya pasien?" tanya dokter.

"Saya suaminya, dok" sahut Bagas.

Dengan tatapan heran dan sepertinya mengenal pria dihadapannya ini, dokter tersebut tetap profesional untuk memeriksa Juwita. Dokter yang bertugas adalah dokter wanita berusia 30an.

"Saya akan memeriksa pasien terlebih dahulu ya, Pak" ucap dokter tersebut dan langsung bertindak memeriksa apa yang diperlukan.

"Silahkan, dok" ujar Bagas.

Setelah mendapatkan hasilnya, dokterpun menatap Bagas dengan lekat.

"Apakah sebelumnya istri anda mengalami mual dipagi hari atau merasa pusing?" tanya dokter.

"Iya dok. Dia beberapa hari ini terlihat mual dan pucat" jawab Bagas jujur karena tanpa Juwita sadari suaminya itu memperhatikannya saat makan semeja meskipun tidak saling berbicara.

"Baiklah, Pak. Mungkin istri anda saat ini sedang mengandung. Lebih baik setelah siuman, pasien akan saya rujuk ke dokter kandungan. Saat ini saya berikan vitamin terlebih dahulu" ujar dokter.

"Baik, dokter. Terima kasih banyak" sahut Bagas dengan senyuman lebar.

Dokterpun memerintahkan perawat memberikan vitamin yang aman untuk ibu hamil.

Setelah itu, Bagas dan Juwita berdua saja di sekat pemeriksaan UGD.

"Yakan, aku bilang apa. Meskipun kamu gak sudi menerima benihku, dia akan tetap tumbuh" batin Bagas dengan senyuman smirknya.

Dengan tangan yang ia angkat lalu letakkan diatas perut Juwita tanpa izin, Bagas tersenyum menyadari jika dirinya akan jadi ayah.

"Aku sudah menduganya, kamu akan tumbuh disini sayang. Daddy menunggumu" batin Bagas.

Tiba tiba tangan Bagas itu ditarik oleh Juwita.

"Singkirkan tanganmu dari ku" lirih wanita itu yang baru saja siuman tapi langsung tersulut emosi melihat tangan pria yang paling tidak ia sukai kini berada diatas bagian tubuhnya.

Bagas tersenyum tipis sambil menatap Juwita yang sudah sadar.

"Kenapa kamu membawaku kesini hah?" serang Juwita yang belum menyadari keadaanya.

"Kamu, hampir saja jatuh dari tangga dan mencelakai dirimu sendiri serta calon bayi dalam kandunganmu" sahut Bagas membuat Juwita langsung memaksa mendudukan diri dan meringis karena infusnya sedikit tertarik.

"Hati hati kalau mau duduk. Tanganmu diinfus, itu vitamin" celetuk Bagas membuat Juwita pun kembali menatap suaminya dengan tajam.

"Kamu bilang aku hamil sekarang?" tebak Juwita yang masih belum bisa mencerna kondisinya saat ini.

"Menurut gimana? Kalau kamu gak hamil gimana bisa ada janin diperutmu sekarang?" balas Bagas.

Juwita terdiam dan menatap perutnya yg masih datar.

"Astaga! Kenapa semakin rumit begini! Kenapa harus ada bayi ini" batin Juwita.

"Aku tidak ingin bayi ini" celetuk Juwita sambil menatap lekat Bagas.

Bagas yang tadi masih tersenyum tipis sekarang berubah menjadi datar dan dingin.

"Jangan sekali kali berniat untuk menggugurkan bayiku!" ucap Bagas penuh penekanan.

"Yasudah, kamu aja yang hamil!" balas Juwita tak mau kalah.

"Hahahhahaha, Juwita Juwita. Bagaimana aku yang hamil jika aku bukan wanita. Otakmu gimana ? Hah? Udah master degree alias S2 tapi pelajaran biologi begini gak tau" tawa Bagas meledak dengan ucapan sang istri membuat Juwita semakin melotot pada suaminya.

"Aku tidak bercanda! Aku akan aborsi!" sahut Juwita berani.

Bagas mendekatkan wajahnya dengan wajah Juwita dan berkata "Jika sampai kamu berani menghilangkan bayiku, aku tidak segan segan membuat perusahaan Anggara bangkrut begitu saja! Keluargamu pasti juga tidak akan suka jika mengetahui cucunya akan dihilangkan!" ucap Bagas dengan penekanan yang membuat Juwita memundurkan wajahnya.

Bagas pun menarik wajahnya kembali saat sudah berkata seperti ancaman itu.

"ANCAMAN MU TIDAK BERMUTU!" seru Juwita membuat mulutnya langsung di bungkam oleh sang suami.

"Jangan teriak teriak! Ini rumah sakit" ucap Bagas lalu tangannya ia tarik kembali saat melihat ada perawat akan masuk ke brankar istrinya.

"Pasien, sudah sadar. Tadi Dokter Anabel memberikan rujukan untuk memeriksa pasien ke dokter spesialis kandungan. Saya akan mengantarnya" ujar perawat itu.

"Baik, sus. Saya akan menemani istri saya untuk memeriksakan keadaan bayi kamu" sahut Bagas yang ramah lagi lagi membuat Juwita jengah.

Perawat kembali membawa kursi roda. Juwita dibantu duduk disana. Bagas hanya mengikuti mereka dari belakang.

Perawat langsung membawa Juwita masuk ke poli kandungan karena memang pasien urgent dari UGD.

Bagas pun masuk juga. Ia duduk dihadapan dokter kandungan laki laki yang bernama Dokter Rian.

"Selamat malam. Kalau boleh tau dengan pasien siapa namanya" tanya dokter kandungan itu. Juwita terlihat tidak bahagia dan memilih diam saja.

"Nama istri saya Juwita Pesona Anggara, berumur 28 tahun hari ini, dok. Saya suaminya, Bagas" jawab pria yang berada disamping pasien.

"Oh baik. Tadi dokter dari UGD sudah memberikan rujukan dan menuliskan keluhan pasien. Untuk memastikan kondisi Ibu Juwita, lebih baik kita langsung saja melakukan USG ya" ujar Dokter Rian.

"Baik, dok" ucap Bagas lagi karen Juwita memilih diam.

Perawat pun mendorong kursi roda Juwita lagi menuju brankar pemeriksaan dan membantu pasien untuk naik disana serta membantu dokter Rian untuk memeriksa perut pasien menggunakan USG.

Setelah bagian perut Juwita terbuka, Dokter Rian mulai memberikan jel diatas perut pasien dan menggerakkannya berlahan.

Beberapa saat kemudian, di layar monitor terlihat sesuatu didalam sebuah wadah.

Bagas mengamati monitor dari awal.

"Wah, selamat. Pak Bagas dan Bu Juwit, anda sepertinya akan mendapatkan 2 anak sekaligus dalam masa kehamilan ini. Terlihat sudah berusia 5 mingguan" seru dokter Rian antusias.

Bagas pun sama merasa bangga dan bahagia.

Namun berbeda dengan wanita yang berbaring di ranjang. Juwita tak memperlihatkan kebahagiaan sedikitpun. Bibirnya ia rapatkan dan tatapannya seperti kosong melihat monitor didepannya.

Bagas tak memperdulikan perasaan Juwita yang ia pikirkan saat ini adalah benihnya berhasil tumbuh di tempat yang tidak sudi menerimanya.

Setelah dokter Rian menjelaskan kondisi janin Juwita dan Bagas mendengarkan dengan seksama, akhirnya proses pemeriksaan itupun selesai.

Juwita didudukkan kembali di kursi roda dan perawat mendorongnya di meja konsultan bersama dokter.

Dokter Rian memberikan resep vitamin dan obat penguat kandungan. Namun pertanyaan pasien membuat dokter itu kaget.

"Dok, jika saya meminta obat penggugur kandungan apakah bisa?" tanya Juwita tiba tiba hingga membuat dokter Rian dan perawat menatap heran dengan pasien kali ini.

Bahas pun tak kalah terkejut dengan pertanyaan sang istri.

"Juwita!" lirih Bagas penuh penekanan dan melotot pada sang istri dari samping.

Dokter Rian dan perawat pun saling pandang memberikan isyarat jika kondisi pernikahan pasien mereka saat ini mungkin ada masalah.

Sebagai dokter dan perawat atau tenaga kesehatan, mereka harus profesional.

Dokter Rian pun kembali menatap Juwita dengan lembut dan tersenyum sebelum menjawab.

"Obat penggugur kandungan sangat ilegal diresepkan di tempt manapun, Bu Juwita. Obat ini diberikan jika memang keadaan janin tidak sehat atau gagal bertumbuh, itupun harus sesuai etika kedokteran dan memenuhi syarat syarat medis. Jika tidak atau obat ini digunakan secara sembrono, nyawa ibu akan terancam" jelas Dokter Rian dan Juwita pun terdiam.

"Terima kasih penjelasannya, Dokter. Memang istri saya ini sangat lucu dalam memberikan pertanyaan. Mana ada ibu yang berniat menghilangkan calon anaknya dengan sengaja" sindir Bagas membuat Juwita kini menatap suaminya dengan tajam dan mata memerah karena menahan tangis serta amarah.

"Bagaimana jika anak ini memang tidak saya inginkan, dok? Pria yang mengaku suami saya ini memaksa saya untuk hamil padahal saya tidak mau?" tanya Juwita lagi menbuat Dokter Rian dan perawat jadi kikuk terlibat pertengkaran suami istri.

"Hmmm, saya sebagai dokter kandungan hanya bisa memberikan pernyataan jika bayi adalah anugerah. Dia adalah makhluk Tuhan yang tidak bersalah untuk diberikan kesempatan hidup. Tuhan pasti yakin kepada kalian bahwa kalian mampu dan pantas menerima anugerah ini" jawab Dokter Rian berusaha memberikan jawaban yang bisa diterima keduanya.

Juwita pun akhirnya memilih diam.

Dokter Rian sadar jika pasiennya ini sedang dalam kondisi yang tidak baik baik sebagai istri. Namun melihat Bagas, Dokter Rian juga yakin jika pria ini sangat menyayangi calon anaknya. Entah bagaimana hubungan pasutri didepannya sekarang, namun bisa ia maklumi sebagai pertengkaran dalam rumah tangga.

Lalu sebelum mengakhiri sesi pemeriksaan, Dokter Rian memberikan foto hasil USG Juwita tadi sebagai kenang kenangan pemeriksaan pertama.

1
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Bagas jangan menghina Juwita pasti lama lama kamu akan jatuh cinta lagi
Let's Wear By Dinda Maharani
bagas lungara thor
Let's Wear By Dinda Maharani
putra sulungnya Thor, karena bagas punya adik cowok kan, Putra
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
SariRani: Makasih banyak supportnya bundaa 🥰🙏🏻❤️ semoga bundaa suka sampai ending yaaa
total 1 replies
Nazwah Nazwah
padahal tulisan nya uthor nya bagus, kata2nya jg bagus, tp knp yg baca sedikit y
SariRani: Mungkin belum sempat baca atau novel ini masuk ke pencarian banyak pembaca kak 🤭 hihi, sekali lagi terima kasih sudah mampir
total 1 replies
Nazwah Nazwah
baca SMPK episode ni knp ngk ada yg komen y
SariRani: Terima kasih banyak kak sudah komen dan support ❤️🫶🏻🙏🏻 kalau soal bagus atau tidaknya tergantung selera kali ya 😁🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!