cintanya yang terhalang restu dari wanita yang membesarkannya sedari kecil membuatnya harus melepaskan gadis yang teramat di cintai
Haikal Pramana seorang lelaki yang begitu penurut juga menyayangi ibunya harus bergelut dengan pilihan antara ibunya dan Maira
masa lalu Rima membuatnya lebih mementingkan egonya dari pada hatinya
Haikal dan Maira mencoba mempertahankan juga mendapatkan restu dari Rima
tapi Rima pun menghadirkan Diana di antara mereka
siapakah yang akan di pilih Haikal nantinya
cintanya ataukah menuruti kemauan ibunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon melukismimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
memulai dari awal
"bisa kita bicara" ucap Haikal pada Diana yang hendak pulang usai dirinya datang untuk bergantian menjaga Rima di rumah sakit
Di koridor rumah sakit suasana terasa begitu sunyi bagi Haikal juga Diana, mereka duduk bersisian dan hanya berjarak satu kursi dudukan
Diana meremas remas kedua tangannya karena gugup begitu pun Haikal ia merasa gugup untuk memulai percakapan dengan Diana
"apa ibu sudah berbicara dengan mu" Diana pun mengangguk menjawab tanya Haikal
"lalu bagaimana keputusan mu?"
"saya belum memberi jawaban untuk Bu Rima pak, saya ingin membicarakan hal ini dengan ibu saya terlebih dahulu"
"baiklah, saya harap besok kamu sudah memberikan jawaban mu"
"apa pak Haikal setuju dengan perjodohan ini?"
"setuju atau pun tidak saya tetap tidak bisa menolak nya Diana, ini adalah cara saya untuk membuat ibu saya memiliki keinginan untuk kembali sehat"
"apakah pernikahan tanpa cinta akan berakhir indah pak?"
"saya tidak tahu Diana bahkan saat ini pun saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan" lugasnya membuat Diana pun menatap wajah Haikal untuk sesaat dan dia melihat sebuah kesedihan begitu terpatri di sana
"kalau begitu saya permisi pulang dulu pak" Diana berdiri hendak pulang tapi tiba tiba Haikal memegang tangan gadis itu
"andai kamu menerima lamaran ibu saya, kita akan buat kesepakatan untuk hubungan kita nantinya, saya juga tidak mau mengorbankan masa depan seseorang demi masalah saya"
"saya akan pikirkan pak tapi jika pak Haikal keberatan tolong jangan menentang ucapan Bu Rima biar saya saja yang berbicara"
"saya tidak akan menentang apapun Diana, semua keputusan saya serahkan kepada mu" Diana mengangguk lantas segera pergi dari sana
Jantung nya rasanya bertalu lebih cepat saat tiba tiba tadi Haikal memegang tangannya, sedikit senyum pun tanpa sengaja menghiasi wajah ayu nya tanpa di sadari
Sedangkan Haikal mulai mencoba menerima apapun nanti yang akan di jalaninya
...****************...
semalaman Diana memikirkan lamaran dari Rima dengan gelisah sedangkan ibunya pun sudah menyerahkan semua keputusan pada anak gadisnya itu
"ibu hanya mampu mendoakan yang terbaik untuk mu Na dan selebihnya semua keputusan mu ibu akan selalu mendukung mu. Pernikahan itu ikatan yang sakral Na dan selalu ada badai yang menyertai nya, asal kamu yakin dan percaya pada pencipta mu maka kamu pasti akan bisa melewati semua badai tersebut" ucapan ibunya terngiang di dalam kepala nya hingga akhirnya ia pun dengan berucap bismillah akan menjawab lamaran dari Rima pagi ini
Rima juga Haikal menunggu kedatangan Diana dengan harapan masing masing, karena ibu dan anak tersebut pun sebenarnya masih merasakan ketegangan di antara mereka
"bisa temui saya di depan sebentar,pak?" sebuah chat dari Diana pun di kirimkan untuk Haikal dan setelah nya pun Haikal pamit pada Rima untuk mencari udara segar sejenak di luar
"langsung saja pak, sebenarnya ada yang ingin saya katakan" ucap nya
"katakan lah Diana"
"jika saya menerima lamaran ini apa pak Haikal bersedia untuk memulai hubungan baru dengan saya?" tanya nya tegas seraya menatap wajah Haikal
Haikal yang kaget dengan pertanyaan Diana sesegera mungkin menguasai diri untuk menjawab nya
"saya bersedia Diana asalkan kamu juga bersedia untuk memulai semua nya dari awal"
"lalu bagaimana dengan mbak Maira, apa pak Haikal sudah mengakhiri hubungan dengan nya, saya hanya tidak mau di anggap sebagai perebut kekasih orang pak"
"kami sudah berakhir tapi maaf Diana saya harus jujur jika dia masih menempati ruang di hati saya"
"baiklah pak saya juga mengerti tapi perlu anda tahu jika saya menerima lamaran ini adalah semata karena rasa terima kasih saya kepada kebaikan Bu Rima dan mengenai bagaimana kita setelah ini biarlah waktu yang akan menjawab nya"
Usai percakapan itu akhirnya Diana pun mengatakan pada Rima jika dirinya menerima lamaran untuknya
Rima terlihat sangat lega mendengar nya bahkan berkali kali dia berucap terima kasih pada Diana atas jawaban dari gadis itu
Sedangkan Haikal hanya tersenyum dengan getir menerima perjodohan dengan gadis yang sama sekali tak di cintai nya tapi dia juga senang karena bisa melihat senyum dari wajah ibu nya yang telah lama tak di lihatnya itu
Persiapan pernikahan itu di lakukan dengan segera karena Rima ingin segera Haikal bisa lepas dari bayang bayang Maira
sedangkan di kedai pun gosip tentang Haikal yang akan menikah menyebar luas meski mereka masih bertanya dengan siapa kah Haikal akan menikah juga kepastian kebenaran kabar tersebut
"wah si ani ani udah kecebur got tuh" ucap salah seorang karyawan Haikal bernama yuli
"bukan kecebur lagi tapi udah gak bisa bangun makanya udah gak laku, hahaha...." timpal salah seorang lainnya
"eh untung ya Bu Rima gercep makanya tuh anak semata wayangnya langsung di nikahin biar lepas dari tuh ani ani" sahur yang lainnya
"eh tapi penasaran gak sih sama siapa wanita nya, katanya sih senior kita di kedai utama tapi siapa ya....."
"ya gak papa lah senior kita juga, kalau sudah bu bos yang calling berarti dia berkelas guys bukan kayak tuh ani ani kerja aja modal semok, ya gak tuh" mereka sengaja berbicara dengan keras agar Maira mendengar nya
Maira yang mendengar nya pun hampir ikut terpancing untuk menjawab semua ledekan mereka tapi karyawan yang lain nya pun mencoba menenangkan dirinya agar tak membuat gaduh di tempat kerja
"aku harus pastikan jika gosip ini tidak benar" ucap Maira