Jika cinta pertama bagi setiap anak perempuan adalah ayah, tetapi tidak bagi Lara. Menurut Lara ayah adalah bencana pertama baginya. Jika bukan karena ayah tidak mungkin Lara terjebak, tidak mungkin Lara terluka.
Hidup mewah bergelimang harta memang tidak menjamin kebahagian.
Lara ingin menyerah
Lara benci kehidupan
Lara lebih suka dirinya mati
Di tuduh pembunuh, di usir dari kediamannya, bahkan tunangannya juga menyukai sang adik dan membenci Lara.
Lantas, apa yang terjadi? Apakah Lara mampu menyelesaikan masalahnya? Sedangkan Lara bukanlah gadis tangguh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue.sea_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
Ravindra seketika menatap orang yang mengucapkan selamat padanya. Percayalah Ravindra hampir pingsan saat itu juga.
"Tu-tuan muda Wilson terima kasih."
Ravindra tak menyangka Arthur akan menghadiri undangannya. Padahal Ravindra menduga bahwa Arthur tak akan datang karena keduanya tidak dekat. Bahkan keluarga keduanya juga tak pernah terikat kerja sama bisnis, Ravindra selalu ditolak.
"Ada apa gerangan tuan muda menghadiri undangan dari orang kecil sepertiku."
Arthur menatap Ravindra dengan mata elangnya seakan hendak menguliti Ravindra saat itu juga. "Karena kau mengundangku."
setelah itu keduanya tak bersuara lagi. Arthur sibuk melihat sekeliling seperti mencari keberadaan seseorang.
"Ayah mama ini hadiah dariku." Seorang gadis cantik memberikan sebuah kotak putih pada Rania.
"Terima kasih sayang."
Ravindra hendak membukanya tetapi Alena menarik kembali kotak tersebut. "Ayah jangan di buka sekarang nanti aja dong."
Ravindra menuruti kemauan putrinya tersebut. Ia hendak mengambil kembali kotak itu tetapi Alena malah memberikannya pada Rania.
"Aku gak mau ayah curang." Alena kemudian melihat sekeliling.
"Kamu cari siapa sayang?"
"kak Lara dimana ayah? Apa dia gak datang? Bukankah seharusnya dia ada di sini? Ini acara yang berarti bagi keluarga kita ayah? Kenapa kakak gak ada sih?"
Alena berbicara terlalu keras membuat orang orang mulai bergosip. Kemana perginya Lara di saat momen sakral seperti ini.
Para tamu undangan mulai berbisik satu sama lain. Banyak hal yang menjadi pertanyaan bagi mereka.
Apa Lara tak setuju ayahnya menikah lagi? Tapi kenapa tidak, Rania sangat baik dan adik tiri Lara Alena juga sangat cantik dan menggemaskan.
Sebagian orang mulai menyudutkan Lara. Tapi di tengah suara suara tak mengenakkan tersebut seorang gadis muncul.
"Gue disini Alena, dan kenapa lo mencari gue sekeras itu? kau bisa saja menimbulkan gosip adik."
Lara berjalan dengan anggun berhasil membuat Arthur tertegun. Gadis ini, aura yang dipancarkan oleh Lara seperti familiar bagi Arthur. Tapi dimana? Arthur bahkan tak pernah bertemu dengan Lara sebelumnya.
"Ayah juga, ayah tau aku ada sini tapi ayah diam saja."
Lara berusaha untuk dekat dengan mereka untuk acara ini saja. Tapi Arthur dapat melihat bahwa Lara berpura pura ada sorot kesedihan dan kebencian terpancar dari mata Lara.
"Sayang, mungkin Alena belum melihatmu." ucap Ravindra.
"Basi sudah jelas kalau ni anak mau coreng nama baik gue." Hatin Lara membatin.
"Aku minta maaf kak." Cicit Alena.
"Lara apa tak berlebihan begini saja harus meminta maaf."
Lara menarik napas panjang, kalau begini dia harus mengalah lagi. Lara kemudian mengangguk pelan kerena terpaksa.
"Kenapa hemm?"
Sebuah tangan memeluk Lara dari samping dengan posesif membuat gadis itu mendongak.
"Aku gak papa." Lara sedikit menata Rambut yang agak berantakan.
Orang orang yang melihat keduanya pasti akan mengatakan mereka adalah pasangan yang serasi. Namun Alena memandanginya dengan tatapan tak suka.
"Seharusnya itu aku kak, karena Rey hanya milik sahabat kecilnya." Batin Alena.
"Ekkhmmm apa tidak bisa jangan begitu lengket?" Rania berucap dengan kesal. Rania tahu bahwa Alena begitu mendambakan Rey jadi Lara tak boleh membuat panas putrinya.
"Tante kayak gak pernah muda aja."
"Udah Rey lepas dong aku mau ambil cake."
Rey melepaskan tangannya, cowok itu mengambilkan cake untuk Lara dan menyuapi tunangannya.
Tanpa disadari Arthur mengetatkan rahang.
"Kau kenapa tuan?"
salam kenal
terus semangat
jangan lupa mampir ya