HATI-HATI DALAM MEMILIH BACAAN!
Serena dan Yuan terjebak di satu malam panas yang membuat mereka menyesali semuanya. Yuan yang memiliki kekasih dibuat bingung antara tanggung jawab dengan Serena atau memilih kekasihnya.
Semuanya menjadi rumit karen Yuan yang candu dengan tubuh Serena tidak bisa berhenti memaksa wanita itu untuk melakukannya. Yuan yang egois tidak ingin memutuskan pacarnya bahkan dia berkata tidak akan pernah merusak pacarnya.
Ketika ia mulai sadar bahwa rasa cintanya telah beralih kepada Serena, semuanya semakin rumit karena kekasih Yuan tidak ingin di lepaskan dan mengancam akan mengakhiri hidupnya jika Yuan meninggalkannya.
Kehadiran Johan di antara Yuan dan Serena juga membuat mereka semakin renggang.
Pernikahan Yuan dan Maudy tiba-tiba dipercepat karena wanita itu menjebak Yuan yang sudah menolaknya mentah-mentah padahal hubungan mereka tengah baik-baik saja pada saat itu.
Serena yang mendengar itu pun memilih untuk pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AICE PARK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hot Chocolate
Sementara itu Yuan di rumahnya bersama dengan kedua orangtuanya dan keluarga Maudy sedang berada di ruang tamu.
"Kenapa kamu tiba-tiba menolak pernikahan ini, bukannya Maudy adalah pilihanmu sendiri!" ucap Ibu Yuan yang bernama Clarissa.
"Sudah tidak ada ke cocokan diantara aku dan Maudy!" jawab Yuan dengan datar, lelaki itu sudah muak sedari kemarin karena keluarga Maudy yang terus mendesaknya.
"Tidak mau pokoknya saya tetap ingin menikah dengan Yuan!" teriak Maudy, gadis itu sudah mengeluarkan air mata yang ia tahan sedari tadi.
"Tenang nak, tenang!" Indah memgelus punggung putrinya dan mencoba menenangkannya.
"Yuan tolong pikirkan lagi, nak!" ucap Shandy, Ayahnya Yuan.
"Aku udah ngga cinta lagi, kalau dipaksa menikah dan malah cerai itu akan lebih rumit lagi!" Yuan menatap semua orang disana dengan frustasi.
"Tapi beberapa tahun yang lalu kau sudah meminta izin kepada kami untuk menjaga Maudy, kami sudah mengizinkanmu. Dan sekarang kau malah meninggalkannya!" ucap Harun yang tidak terima putrinya ditinggalkan begitu saja oleh Yuan.
Karena sudah tidak tahan, Yuan meninggalkan ruang tamu yang ribut itu. Dia juga sudah terlalu lelah untuk berdebat sehingga memilih pergi saja.
*******
Setelah menenangkan diri, Yuan kembali ke rumahnya tengah malam.
Tampak lampu rumahnya sudah dimatikan, mempertandakan bahwa orang-orang rumah sudah tertidur.
Saat Yuan melangkahkan kakinya hendak menuju kamar, dapat ia lihat Maudy mendekatinya membawa dua buah cangkir di tangannya.
"Yuan bisa bicara sebentar?" tanya gadis itu dengan puppy eyes nya yang biasa ia gunakan untuk meluluhkan hati Yuan.
Yuan mengalihkan pandangannya, wajah Maudy hanya di terangi sinar rembulan dari pantulan kaca jendela yang tidak ditutup tirai, membuatnya terlihat sangat cantik dan Yuan terkesima beberapa saat.
"Aku mohon!" lirih Maudy.
Yuan pun menghela nafasnya dan berjalan menuju sofa, ia langsung mendudukkan dirinya dan diikuti oleh Maudy dengan senyum yang menghiasi wajah gadis itu.
Gadis itu menaruh cangkir yang ia bawa di meja, satu untuk Yuan yang satu lagi untuknya. Ia tak henti menatap Yuan sedangkan yang ditatap malah menampakkan wajah sebal.
"Apa?" ketus Yuan singkat dan to the point.
"Minum dulu, aku membuatkan hot chocolate ini untukmu!" ucap Maudy sembari mendorong kembali cangkir untuk Yuan.
Yuan memutar bola matanya malas, lelaki itupun mengambil cangkir yang berisi hot chocolate lalu meneguknya perlahan karena memang suhu malam hari lumayan dingin.
Maudy yang melihatnya pun tersenyum senang dan ikut meminum hot chocolate nya.
"Kamu ingatkan, dulu kita sering minum hot chocolate bersama kalo lagi diluar?" tanya Maudy yang berniat basa-basi.
"Hmm."
Yuan hanya menanggapinya dengan malas, Maudy terlalu berbelit-belit pikirnya.
"Aku merindukan moment itu, apa kau tidak mau melakukannya bersamaku seumur hidupmu?" Maudy menatap intens Yuan.
"Tidak!" jawaban singkat yang menusuk hati Maudy.
"Sebenarnya ada apa denganmu? Dalam semalam kau seperti berubah. Apa ada wanita lain di hatimu?" Maudy menatap getir ke arah Yuan.
Yuan menghela nafas dan kembali meneguk hot chocolate tanpa berniat menjawab pertanyaan Maudy.
Cupp!
Maudy langsung men**** bibir Yuan, namun dengan cepat juga Yuan mendorong gadis itu untuk menjauh.
"Apa-apaan kamu!" Yuan berdiri dan menatap Maudy dengan tajam.
"Apa salahku, Yuan?" Maudy ikut berdiri juga.
Yuan memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing, dan dalam beberapa detik lelaki itu pun tumbang di atas sofa.
Bersambung