Eric adalah seorang pria yang dingin, dia selalu bersikap dingin dengan semua wanita terkecuali dengan adik dan mamanya. karena rasa sakit hatinya dengan kekasihnya dulu. suatu saat eric bertemu dengan elsa, seorang wanita yang membuatnya penasaran.
Sayangnya elsa sudah mempunyai kekasih, dan Eric terjebak dengan cinta segitiga di antara elsa dia dan kekasih elsa. Apakah elsa dan Eric akan bisa bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, silahkan baca novel ini…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Pria romantis.
Dengan sikap angkuhnya eric duduk di salah satu kursi yang terlihat kosong, elsa dan memei yang dati tadi mengikuti langkah eric dari belakang, ikut duduk di meja eric.
"mei, lo bawa duit cadangan nggak, atm gue ketinggalan di rumah nih."
bisik elsa di telinga memei, memei yang mendengar ucapan dari sahabatnya membelalakan matanya.
"kalau lima ratus ribu si gue ada el, tapi kalau lebih dari itu gue nggak punya, ada sih di atm yang satunya tapi nggak gue bawa kartu atm nya."
Balas memei berbisik.
Eric yang melihat tingkah ke dua wanita di depannya tersenyum samar, dia menscan barcode yang tertempel di mejanya.
"apa kalian tidak mau pesan."
ucap eric membuyarkan interaksi elsa dan memei.
Dengan panik elsa dan memei mengakhiri sesi bisik bisik mereka, dengan gugup elsa menjawab eric.
"pak, biar saya yang pesankan."
Elsa menggambil hp nya dari dalam tasnya, dia menscan barcode seperti yang eric lakukan tadi.
Eric yang melihat elsa akan memesan makannnya, memasukkan hand phone ke dalam saku celananya.
"silahkan pak anda pesan terlebih dahulu."
Elsa menyodorkan hand phonenya dengan soft case kartun sinchan dengan pantat sinchan yang ada di belakangnya.
Eric menerimanya, dan terkejut dengan benda kenyal di belakang hand phone elsa, eric melihat apa benda kenyal tersebut.
Dia membalikkan hand phone elsa, memei yang melihat reaksi eric terkikik geli.
Berbeda dengan elsa, dia terlihat panik saat ini.
"apa ini...?"
Eric menyentuh bokong sinchan yang ada di belakang hand phone elsa, memei yang tak kuasa melihat reaksi elsa dan eric tertawa lepas, sampai oara pengunjung di restoran tersebut melihat ke arah mereka.
"hahaha.... Aduh maaf pak, saya kelepasan."
Memei berusaha meredam tawanya dengan menutup mulutnya sendiri.
Eric yang melihat tawa memei jadi ikut ikutan tersenyum, elsa dan memei yang melihat senyuman eric menjadi terpaku menatap senyuman manis eric.
"OMG pak eric, senyumanmu membuat hati adek menjadi sarange"
Batin memei, berbeda dengan elsa.
saat ini elsa lupa akan caranya berkedip melihat senyuman eric didepannya.
Seketika eric tersadar akan tingkahnya, dia berdehem untuk memecahkan suasana yang sempat canggung.
"ehem, biar saya pesan dulu, nanti baru kalian."
eric melihat daftar menu yang sudah dia buka, dia mencari makanan kesukaannya.
Dengan lihai eric memesan makanan dan minuman yang dia pesan, setelahnya dia mengembalikan hand phone elsa , dengan tersenyum samar elsa menerima hand phoenya, elsa dan memei juga melakukan hal yang sama seperti eric, memesan makanan dan minuman mereka.
Tak perlu menunggu lama, datang pelayan yang membawa pesanan mereka.
"pesanan meja nomer 4 ya kak, niku miso ramen satu, sayu ramen beef satu, curry ramen chiken satu, es lemon tea satu, jus jeruk satu dan jus alpukatnya satu ya kak, itadakimasu..."
Setelah menyajikan makanan di atas meja, pelayan itupun pergi dari hadapan mereka.
Eric yang melihat makanananya telah tersaji, langsung melahapnya karena dia sudah sangat lapar hari ini.
Elsa dan memei yang melihat atasannya makan dengan lahap, menatap satu sama lain.
Dengan bahasa mata mereka memahami apa yang ada di pikiran mereka masing masing, akhirnya tanpa menunggu lama memei dan elsa ikut makan tanpa ada obrolan apapun.
eric yang telah selesai dengan acara makannya, meletakkan sumpit dan sendoknya di samping mangkoknya yang telah tandas.
Dia menggambil gawainya di saku celananya, elsa yang melihat tingkah eric menatapnya tanpa berkedip.
"kenapa... Terpesona dengan gue."
Eric berucap tanpa melihat ke arah elsa, dia tahu kalau elsa sedang melihatnya.
Memei juga sempat terkejut dengan ucapan eric, dia menatap elsa yang terlihat salah tingkah.
elsa menoleh melihat ke arah memei, tatapan memei terlihat seperti mengintimidasi dirinya.
Elsa tersenyum kikuk ke arah memei, akhirnya mereka melanjutkan makannya, sedangkan eric memainkan gawainya, dia membalas pesan dari mamanya dan adik kesayangannya.
"shit...."
Gumam eric setelah membaca pesan dari adiknya, elsa yang mendengar gumaman eric menatap dengan penuh selidik. tak ada salahnya jika elsa bertanya ada apa dengan eric.
"kenapa pak....?"
Tanya elsa penasaran.
"lo tahu tempat yang jual baju tidur buat cewek nggak...?"
Tanya eric spontan sambil menatap elsa, elsa yang mendengar jawaban eric seketika tersedak minumannya sendiri.
"uhuk... Uhuk..."
Memei yang melihat elsa tersedak langsung menepuk nepuk punggung elsa.
"lo nggak apa apa el...?"
Tanya memei sedikit kawatir dengan sahabatnya.
"iya gue nggak apa apa."
Jawab elsa.
Eric menatap elsa dengan mengkerutkan alisnya, elsa melihat ke arah eric yang menatapnya.
"hmm... Saya tahu pak... Apa perlu saya antar, nanti bapak bisa pilih sendiri."
Sebenarnya di dalam batin elsa merasa geli dengan atasannya tersebut, cowok yang terkesan cuek bisa romantis juga mau membelikan gaun tidur entah buat siapa.
"lo antar gue..."
Eric berdiri dari tempat duduknya, dia berjalan ke arah kasir dan membayar semua makanan mereka.
Elsa dan memei yang melihat tingkah eric terbengong di tempat duduknya.
"tau yang bayarin pak bos kita pesen yang mahal aja ya el.."
Sesal memei, elsa yang mendengar perkataan sahabatnya mengangguk menyetujui ucapan memei.
"ayo..."
Eric berjalan mendekati elsa dan memei, dia mengajak mereka untuk mengantarkannya membelikan gaun tidur untuk emi.
Elsa dan memei mengikuti langkah eric dari belakang.
Akhirnya mereka masuk ke dalam dimana terdapat berbagai gaun tidur yang berjejer di rak gantungan baju, serta berada di rak display.
Eric merasa malu sendiri masuk kedalam toko tersebut, dia berjalan mendekati elsa.
"tolong kamu belikan tiga baju tidur yang kamu rasa bagus, gue tunggu di coffee shop yang ada di lantai dasar."
Eric menyerahkan sebuah black card ke arah elsa, elsa menerima kartu yang eric berikan.
Eric langsung pergi dari hadapan elsa, memei yang heran melihat wajah bingung elsa menghampiri sahabatnya.
"kenapa...?"
Tanya memei.
elsa menunjukkan black card milik eric ke depan wajah memei, memei terperanjat melihat kartu black card ditangan elsa.
"gue disuruh cari gaun tidur tiga sekaligus."
Ucap elsa sambil tersenyum ke arah memei.
"gila tuh pak bos, mimpi apa gue semalem bisa ditraktir makan sama pak bos yang super duper dingin dan sekarang disuruh beli baju tidur nggak tahu buat siapa."
memei masih syok dengan nasibnya hari ini.
"udahlah, ayo kita beli, setelah itu kita pulang, gue udah capek banget."
Mereka mencari yang di inginkan eric, saat sedang asik memilih terdengar bunyi dari hp memei.
Memei mengangkat hpnya, terdengar suara mamanya dari sebrang sana.
"kamu dimana mei, kenapa nggak pulang, kamu sudah janji mau antar mama ke rumah tante anggun...?"
Tanya mamanya memei di sebrang sana, memei yang teringat kalau sehabis daru nonton film dengan elsa dia mau antar mamanya ke rumah tantenya.
"aduh... Kenapa bisa gue lupa ya..."
Batin memei.
Memeu mendekati elsa yang sedang asik memilih baju tidur.
"el, mmm... Gue pulang dulu ya, nggak apa apa kan lo gue tinggal, soalnya gue udah janji sama mama, mau anterin dia ke rumah tante anggun."
Memeu tidak enak hati dengan elsa saat ini, elsa sedikit kecewa dengan memei, tapi apa boleh buat.
"ya udah sana, gue nggak apa apa. Titip salam buat tante ya..."
Setelah berpamitan dengan elsa memei pergi meninggalkannya.